Setelah menyelesaikan perkerjaanya di apartemen Jeje, Fira berangkat menuju kampusnya dengan menaiki bus dari halte di depan apartemen Jeje.
"Fir," panggil Zara saat melihat Fira di depan kelas.
"Masuk yuk dah mau telat ni." Fira menarik tangan Zara yang baru saja mau mengajak Fira bicara, karena dosen sebentar lagi akan datang.
Setelah kelas berakhir Fira dan Zara pun duduk di kantin untuk istirahat sebentar, sebelum memutuskan untuk pulang.
"Gimana kerjaan kamu?" tanya Zara penasaran hari pertama Fira berkerja sebagai asisten rumah tangga di apartemen Jeje.
"Kerjaan aku biasa-biasa aja, ya sama kayak kerjaan rumah masak, nyapu, ngepel, siapin baju," ucap Fira menjelaskan semua perkerjaan yang dia kerjakan di apartemen Jeje.
"Dah kayak istri kamu siapin semua," ledek Zara mendengar apa yang di kerjakan Fira.
"Ich..kamu...aku nggak mau punya suami kayak gitu." Fira bergidik takut, membayangkan Jeje yang super galak menjadi suaminya.
"Ha...ha...kenapa emangnya, kan ganteng?"
"Ganteng sih ganteng, tapi galaknya ampun- ampun, dia itu nggak bisa ngomong dengan lemah lembut," grutu Fira kesal saat mengingat bagaimana galaknya Jeje.
"Sama dong kayak kamu, nggak pernah lemah lembut," ledek Zara.
"Aku ma nggak lemah lembut tapi lelembut." Fira terkekeh saat berucap pada Zara meledek dirinya sendiri.
"Setan dong kamu."
Mereka berdua akhirnya tertawa karena obrolan mereka. Tawa mereka terhenti, sampai saat ada seseorang yang menghampiri mereka, dan ikut duduk tepat di depan Fira.
"Hai fir...." sapa Adhi seraya duduk di depan Fira
"Hai juga dhi..." Fira menyapa balik Adhi lembut.
Adhi adalah teman sekampus dan satu angkatan dengan Fira. Dari sekian banyak pria yang mendekati Fira, hanya Adhi yang bisa berteman baik dengan Fira. Walaupun dia tahu Adhi menaruh hati padanya, dia masih merasa nyaman berteman dengan Adhi, dan tidak mempermasalahkan perasaan Adhi. Selain tampan Adhi juga adalah orang yang baik dan ramah terhadap teman-temannya. Sikapnya yang sedikit humoris, membuat Fira betah berteman dengannya, karena cukup lama dia berteman dengan Adhi, dari awal kuliah hingga saat sebentar lagi akan wisuda.
"Kalau begini baru lembut fir," bisik Zara, yang mendengar Fira berbicara lembut dengan Adhi.
Fira langsung mencubit paha Zara di bawah meja, karena kesal Zara mengodanya.
"Aww...." ucap Zara yang kesakitan karena Fira mencubitnya.
"Akhir pekan ini, kamu ada acara nggak fir?, aku mau ajak kamu ke acara nikahan teman kakak aku," ucap Adhi pada Fira, menjelaskan kenapa dia datang menghampiri Fira.
"Aku belum tau dhi, tapi nanti aku kabarin ya." Fira tersenyum menunujukan lesung pipinya.
Adhi yang mendapat jawaban Fira, mengangguk tanda setuju, menunggu kabar dari Fira.
"Ya udah aku duluan ya, kamu balik sama Zara kan?" tanya Adhi memastikan.
" Iya."
**
Di kantor Jeje tersenyum sendiri membayangkan setiap kejadian yang terjadi di apartemennya sejak kedatangan Fira, entah apa yang membuatnya tersenyum, tapi semenjak ada Fira di apartemennya, dia sedikit mendapat hiburan.
Tok...tok..
"Masuk!" Seru Jeje.
" Hai bro...." sapa Daffa dan Atta, yang datang ke kantor Jeje.
"Ada apa kalian kesini?" tanya Jeje menatap teman-temannya.
"Mau ajak loe makan siang," ucap Daffa.
"Sekalian kasih ini buat loe." Atta menyodorkan sebuah undangan di meja Jeje.
Jeje yang melihat Atta menyodorkan sebuah undangan, menatap undangan yang berada di atas mejanya. "Ini undangan Valeria ya?" tebak Jeje saat melihat inisial V di undangan cover depan undangan.
"Iya, tadi dia nemuin gue di restoran buat nitip ini," ucap Daffa menjelaskan bagaimana undangan itu ada di mereka.
"loe fine kan je?" tanya Atta khawatir karena dia tahu, Valeria kekasih Jeje, dan cukup lama Jeje berpacaran.
"Gue fine-fine aja lo tenang aja."
"Gitu dong baru temen gue, ntar cari yang baru sama gue." Atta mengoda Jeje.
"Males cari sama loe, tipe lo nggak sama kayak gue."
"Haha, loe mau yang gimana juga gue bisa cariin bro, stok gue banyak." Atta terkekeh.
"Dasar playboy cap kampak," ledek Jeje.
"loe bakal datang?" tanya Daffa ragu-ragu.
"Iya gue bakal datang, gue nggak mau kelihatan lemah lah cuma di tinggal nikah" seru Jeje.
Atta dan Daffa melihat wajah Jeje yang nampak santai, dan tidak terbebani dengan kabar pernikahan Valeria merasa tenang.
"Gitu dong baru itu temen gue!" seru Atta.
"Ya udah yuk makan siang, ke restoran Daffa", ajak Atta pada kedua temannya.
"loe mau gratisan mulu ke restoran gue," cibir Daffa.
"Ach..pelit amat sih lo..," ucap Atta yang mendengar cibiran Atta.
**
Mereka pun berangkat ke restoran Daffa untuk makan siang bersama, mereka makan siang sambil berbincang.
"Eh..loe udah tinggal di apartemen ya je?" tanya Daffa.
"Iya udah kemarin."
"Wah kapan-kapan kita kumpul dong di apartemen loe," pinta Atta.
"Males gue, yang ada kalian cuma berantakin apartemen gue doang!" seru Jeje.
"Ya elah je, kayak nggak mampu bayar asisten rumah tangga aja," ledek Atta.
"Asisten rumah tangga gue nggak boleh capek-capek buat beresin bekas kalian," ucap Jeje datar, dan masih fokus makan.
"Ha...ha...sejak kapan lo peduli sama orang lain?, sampai mikirin orang capek." tanya Atta yang heran pada Jeje.
"Ini beda...." Jeje tersenyum membayangkan kejadian-kejadian di apartemen bersama Fira.
"Wah...wah...pakai senyum, jangan-jangan loe naksir lagi sama asisten rumah tangga loe?" Atta mengoda Jeje yang nampak senang saat menceritakan asisten rumah tangganya.
Jeje menaikan bahunya, menandakan jawaban tidak tahu.
"Emang cantik?" tanya Atta yang penasaran.
"Cantik dan mengemaskan." Jeje tertawa mengingat Fira yang cantik.
Atta dan Daffa saling pandang, bingung melihat Jeje yang nampak beda saat membahas asisten rumah tangganya.
"Loe tau dia ngatain gue singa karena kemarin gue marah-marah, terus dia bilang apartemen gue kayak kandang singa." Jeje bercerita seraya tertawa membayangkan ucapan Fira padanya.
"Loe bahagia banget kayaknya," sindir Atta.
"Syukurlah dia move on," timpal Daffa.
"Move on sih belumlah gue, tapi lumayan lah gue dapat hiburan dari ini cewek."
"Loe dapat dari mana asisten rumah tangga lo itu?" tanya Atta yang mendengar cerita asisten rumah tangga Jeje.
"Enak aja dapat, emang kayak loe dapat cewek di bar," cibir Jeje.
"Dia itu anak Bu Ani, asisten rumah tangga di rumah gue," lanjut Jeje menjelaskan.
Teman-temannya yang mendengarkan penjelasan Jeje, hanya mengangguk-angguk mengiyakan cerita Jeje.
"Ya udah gue mau balik kantor dulu." Jeje mengakhiri makan siang dan obrolan mereka, dan kembali ke kantor untuk berkerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Inonk_ordinary
gemeessh bgt siii
2022-11-28
1
Maulana ya_Rohman
lama² tumbuh rasa cinta nih 🤔🤔🤔
2022-11-11
0
Santi Sukmawati II
menarik ,ceritanya renyah 😃 pavorit
2022-06-26
0