Sudah beberapa hari Fira menghindari Jeje.
Saat Jeje di kamar, Fira akan sibuk di dapur atau di ruang yang lain. Saat mereka bertemu pun mereka tidak ada yang berbicara satu dengan yang lain. Mereka berdua memilih bungkam dan tak berbicara.
Tapi beberapa hari terakhir ini, Jeje yang di sibukkan dengan banyaknya perkerjaan membuatnya berangkat lebih awal, dah jarang bertemu dengan Fira.
Fira yang datang ke apartemen tidak mendapati Jeje di sana dan sudah nampak berangkat berkerja, bisa dengan leluasa mengerjakan perkerjaannya membersihkan apartemen Jeje. Karena dirinya tidak harus sibuk menghindari Jeje sama sekali, membuat perkerjaan lebih cepat selesai.
**
Tapi pagi ini tidak seperti biasanya, saat Fira datang ke apartemen Jeje, ternyata Jeje belum berangkat berkerja. Fira melihat kamar Jeje masih tertutup. Karena kesepakatan yang telah mereka buat, akhirnya Fira memilih tidak melihat Jeje di kamarnya.
Setelah menyiapkan sarapan dan membersihkan beberapa ruangan selain kamar Jeje, Fira belum mendapati Jeje keluar dari kamar. Fira mulai khawatir apa yang terjadi pada Jeje, karena sampai sesiang ini, Jeje tidak keluar dari kamarnya.
Akhirnya Fira memberanikan diri masuk kedalam kamar Jeje. Fira pelahan membuka pintu kamar Jeje yang tidak di kunci, saat dia membuka pintu, Fira melihat Jeje masuk meringkuk di bawah selimut.
"Kenapa dia belum bangun," batin Fira yang bertanya-tanya kenapa Jeje belum bangun.
Fira mencoba melangkahkan kakinya, mendekat dan memastikan apa yang terjadi pada Jeje.
Saat sampai di pinggir tempat tidur, Fira mendapati wajah Jeje yang terlihat merah. Fira mencoba memeriksa dengan menempelkan punggung tangannya ke dahi Jeje.
"Panas...ternyata dia demam," ucap Fira mendapat jawaban atas pertanyaannya sedari tadi.
Fira pun menuju ke dapur untuk mengambil kompres, dan langsung mencoba mengompres dahi Jeje.
Jeje yang sakit benar-benar tidak sadar saat Fira mengompresnya. Jeje tidak bergerak saat Fira mengompresnya, dan telihat tertidur pulas.
Fira mencari obat di kotak obat yang tersedia di kamar Jeje. Saat menemuka obat, Fira mencoba membangunkan Jeje untuk minum obat. Jeje yang tak sadar hanya mematuhi semua yang di arahkan Fira.
Setelah minum obat Jeje pun kembali tertidur pulas, karena pengaruh obat.
**
Cukup lama Jeje tertidur, hingga dia mengerjap mencoba membuka mata.
Saat membuka matanya, dia merasakan ada sesuatu yang menempel di dahinya, dan mendapati kompres menempel di dahinya.
"Dia masih memperhatikan aku." Senyum mengembang di wajah Jeje, dirinya tidak menyangka kalau Fira akan memperhatikannya, saat sakit.
Saat sedang asik dengan pikirannya, Jeje mendengar langkah kaki menuju kamarnya. Terdengar suara pintu, dan Jeje mengintip sedikit untuk melihat siapa yang masuk. Saat mendapati Fira lah yang masuk, Jeje menutup matanya kembali dan berpura-pura tidur kembali.
Fira yang masuk ke dalam kamar Jeje, melangkahkan kaki menghampiri Jeje yang sedang tertidur pulas di tempat tidur. Fira menempelkan punggung tangannya, untuk memeriksa suhu tubuh Jeje.
"Sepertinya sudah reda panasnya," ucap Fira yang begitu lega mendapati suhu tubuh Jeje yang sudah turun.
Jeje yang mendengar ucapan Fira pun merasa senang, karena Fira sangat khawatir padanya.
Fira yang sudah selesai mengecek suhu tubuh Jeje mencoba menyingkirkan tangannya dari dahi Jeje. Tapi belum sempat tanganya bergerak jauh dari tubuh Jeje, tangannya langsung ditarik oleh Jeje.
"Fira aku mencintaimu," ucap Jeje dengan mata masih yang terpejam. Seolah Jeje sedang bermimpi dan mengungkapkan perasaannya pada Fira.
"Apa dia mimpi," ucap Fira yang mendengar ucapan Jeje.
Jeje yang mendengar Fira mengiranya bermimpi hanya tertawa dalam hati. Tidak menyangka Fira akan mengatakan dirinya bermimpi.
Fira menatap lekat pria yang ada di hadapannya, rasa cinta yang sudah mulai tumbuh pun tak bisa di bendungnya.
"Aku juga mencintaimu sebenarnya," gumam Fira pelan tapi dapat terdengar oleh Jeje.
"Sadar fira....sadar...dia hanya bermimpi. "
Fira yang mengembalikan kesadarannya, berusaha pelan-pelan melepas tangannya dari gengaman Jeje.
Jeje yang melihat Fira berusaha melepas genggaman tangannya, mencoba memanggil nama Fira.
"Fira...Fira...jangan pergi..," ucap Jeje pura-pura mengigau.
Fira yang mendengar Jeje memanggil namanya, berusah menenangkan Jeje.
" Tenanglah aku disini, aku tidak akan pergi," ucap Fira sambil mengelus tangan Jeje yang mengengam tangannya, dan terus berusaha untuk menenangkan Jeje.
Jeje yang mendengar ucapan Fira pun tersenyum dalam hati. Ada rasa senang saat Fira mengucapkan semuanya. Pertama dia mendengar sendiri kalau ternyata Fira juga mencintainya. Kedua Jeje mendengar kalau Fira tak akan meninggalkannya.
"Apa dia benar mengigau," ucap Fira sangat penasaran akhirnya mencoba untuk mendekatkan wajahnya pada wajah Jeje.
Jeje yang mendapati wajah Fira mendekat pun, langsung membuka mata. Mata mereka berdua seketika saling beradu. Fira yang kaget langsung tersentak, dan mencoba untuk bangun. Dirinya tidak mau kejadian hukuman terulang kemabali.
Tapi tangan Jeje yang masih mengenggam tangan Fira, membuat Fira terhuyung kembali, saat Jeje menghentak tangannya. Seketika Fira jatuh dalam pelukan Jeje.
"Katanya kamu tidak akan meninggalkan aku, lalu kamu mau pergi kemana?" tanya Jeje saat Fira berada di pelukannya.
"Kamu mendengarnya?, berarti kamu nggak tidur?, kamu nggak mengigau?" Fira begitu panik, mendengar Jeje mendengar semua yang di ucapkan oleh Fira.
"Ya aku nggak tidur dan aku dengar semua." Jeje menatap tajam dua bola mata Fira.
"Aku juga mendengar saat kamu mengatakan bahwa kamu mencintaiku."
Fira yang mendengar Jeje mengatakan apa yang Fira katakan tadi, langsung membuat Fira gugup. Dirinya benar-benar tidak menyangka, kalau Jeje akan mendengar semuanya.
"Kamu salah dengar aku...," elak Fira yang gugup mendengar ucapan Jeje.
Belum sempat Fira melanjutkan ucapannya, Jeje sudah membenamkan bibirnya di bibir Fira. Jeje mengunci pergerakan Fira, dengan mengalungkan tangannya di leher Fira. Fira yang mendapati Jeje menciumnya secara tiba-tiba membulatkan matanya.
Tapi entah kenapa, kali ini tidak ada penolakan dari Fira. Debaran yang begitu terasa kencang di dadanya, membuat pikirannya tak berjalan sempurna. Fira begitu menikmati ciuman yang di berikan oleh Jeje, hingga melupakan niatnya untuk menjauhi Jeje.
Mendapati tidak ada penolakan dari Fira, Jeje mencium Fira dengan rakus, mengakses setiap sudut mulut Fira, membuat bibir keduanya basah. Fira yang terbawa suasana pun, perlahan membalas ciuman Jeje, walaupun dengan gerakan masih kaku tapi mereka berdua menikmatinya.
Setelah beberapa saat mereka menikmati ciuman yang begitu bergelora, Jeje melepas ciumannya, saat sudah tak ada pasokan oksigen lagi
Jeje menatap lekat dua bola mata Fira, Jeje mengusap lembut bibir Fira.
"Aku mencintaimu." Kata-kata yang di ucapkan Jeje sesaat setelah melepas ciuman dari bibir Fira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
benteng pertahannya runtuh donk fira....😢
2022-11-11
0
Megawati
saling mencintai
2022-10-20
0
citra marwah
judul nya juga terjerat Cinta majikan ...bukan terjerat Cinta teman,,,ya wajar jadian nya sama jeje bukan sama Adhi,ya gk syahnaz wkwkwkwk
2022-09-23
0