Jeje dan Fira menghampiri Valeria untuk mengucapkan selamat atas pernikahannya. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah hal menyakitkan bagi orang yang melihat, saat menghadiri pernikahan mantan kekasihnya. Tapi sebenarnya tak begitu yang di rasakan oleh Jeje.
"Selamat atas pernikahan kamu val." Jeje mengulurkan tangannya, memberi ucapan selamat pada Valeria.
Valeria yang kaget dengan kehadiran Jeje dan seorang wanita pun, sontak hanya tersenyum kecut. "Terimakasih, je."
Jeje berlalu setelah mengucapkan selamat kepada Valeria, karena dia tak mau berlama-lama menyapa mantan pacarnya, yang sekarang menjadi istri orang lain.
"Aku ke toilet dulu ya Mas," ucap Fira setelah menemani Jeje memberi selamat pada mantan kekasihnya.
"Ya sudah aku akan berpamitan dulu dengan teman-temanku setelah ini kita pulang."
"Baiklah," ucap Fira dan pergi ke toilet.
Setelah keluar dari toilet Fira mencari Jeje di sekeliling, tapi tiba-tiba dia mendengar ada yang memanggilnya.
"Fir..." panggil seseorang.
Fira menoleh mencari sumber suara, dan mendapati Adhi yang memanggil seraya menghampirinya.
"Kamu disini juga," tanya Adhi sambil memperhatikan Fira yang begitu cantik malam ini.
"Iya, aku menemani majikan aku datang kesini"
Adhi sedikit agak bingung saat Fira mengatakan ke acara pesta bersama dengan majikannya. Dengan tampilan Fira yang begitu cantik, tak akan ada yang menduga Fira berkerja sebagai asisten rumah tangga.
"Oh...kamu nemenin majikan kamu?, berarti waktu cari gaun itu kamu juga cari gaun buat kamu ya," tanya Adhi menebak.
"Emm...waktu itu ya..." Jawab Fira gugup.
"Iya dhi, sebenarnya aku nggak mau di ajak menemani dan memakai gaun seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi aku ga enak. Ini pesta kalangan atas, aku juga nggak mau buat malu kalau menolak memakai gaun seperti ini," ucap Fira memberi penjelasan.
"Majikan kamu baik juga ya.."
"Baik apanya, aku kesini gara gara hukuman," kesal Fira dalam hati.
"Iya dhi.." bohong Fira.
"Lagian juga kamu cantik kok pakai gaun begini."
Pipi Fira langsung merona merah, malu setelah mendapat pujian dari Adhi
"Makasih."
"Kamu dapat undangan juga ya kesini," tanya Fira mengalihkan pembicaraan.
"Ya, waktu aku tanya akhir pekan kamu ada acara nggak, sebenarnya aku mau ajak kamu kesini, tapi malah ketemu di sini juga."
"Oh jadi acara yang kamu maksud acara ini, kebetulan banget ya bisa sama." Fira tersenyum.
"Kamu pulang sama majikan kamu kan fir." Seperti biasa Adhi selalu memastikan Fira pulang dengan siapa.
"Iya, kan aku kesini sama majikan aku, masak ya aku pulang sendiri." Fira tertawa mendapat pertanyaan Adhi.
"Ya sudah aku duluan ya fir, mau cari abang aku mau balik juga sih ini."
"Ya udah dhi, aku juga dah mau balik kok."
Meraka pun berpisah, dan Fira masih sibuk mencari cari Jeje. Sampai Fira bertemu Jeje sedang mengobrol dengan seorang wanita.
Fira menghampiri Jeje. " Mas.." panggil Fira.
Jeje menoleh, Jeje mengulurkan tangannya dan merengkuh pingang Fira.
"Ini kenalin Nona Anastasya, rekan bisnis aku," ucap Jeje mengenalkan wanita di depannya.
"Ana, ini Fira pacar aku." Jeje mengenalkan Fira pada Ana sebagai pacar, dan itu sedikit membuat keget Ana.
"Jeje dah punya pacar."
"Oh ya Anastasya panggil aja Ana." Ana mengulurkan tangannya pada Fira menutupi kekagetannya.
"Fira.." Fira memperkenalkan namanya.
"Aku nggak tau lho kalau kamu udah punya pacar je, mama kamu nggak pernah cerita," tanya Ana.
Fira tersentak dengan ucapan Ana.
"Jangan sampai Bu Inan tahu, apa jadinya nanti kalau Bu Inan tahu."
"Oh mama memang belum aku kenalkan,tapi sebentar lagi aku akan kenalkan ke mama bahwa Fira adalah pacar aku," ucap Jeje seraya memandang Fira.
"Jeje memandang Fira penuh cinta, rasanya sakit sekali di hati ku "
"Kenapa Jeje mengatakan itu,aku harus tanyakan nanti, " geram dalam batin Fira.
"Aku balik dulu ya Ana," pamit Jeje dan Ana mengiyakan.
Fira dan Jeje sudah dalam di mobil melaju menuju rumah Fira. Selama perjalanan Fira diam tak bicara. Melamun menghadap ke kaca mobil. Sampai sudah didepan rumahnya pun Fira tak sadar dan masih asik dengan lamunannya.
"Fir dah sampai." Jeje membuyar lamunan Fira.
"Oh ya..." Fira berusaha membuka seatbelt tapi entah kenapa susah di buka.
Tiba tiba Jeje mendekat membuat Fira kaget.
"Kamu mau apa?" Tanya Fira panik.
"Mau buka seatbelt lah."
Karena membuka seatbelt Jeje harus mendekat pada Fira membuat jarak antara Fira dan Jeje terlalu dekat. Seketika pandangan mereka beradu. Jeje yang terpesona mata Fira tak sadar mendekat dan menempelkan bibirnya pada bibir Fira.
Jeje baru menempelkan bibir pada Fira, dan belum sempat dia melakukan lebih, Fira sudah mendorongnya.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya fira kesal
"Ciuman pertama ku...achh...harusnya aku memberikan pada suami ku, tapi dia dengan tidak sopannya mencium ku."
"Fir maaf kan aku, aku hanya terbawa suasana," bela Jeje pada Fira.
Fira menatap tajam pada Jeje.
"Aku bukan pacarmu, jadi seharusnya kamu bisa mengendalikan diri dalam suasana apa pun." Fira benar-benar kesal pada Jeje.
"Fir mohon maafkan aku, aku kan cuma baru menempelkannya saja, jadi itu belum bisa di katakan ciuman, itu baru kecupan," bela Jeje.
"Hah ...ich dasar kata-kata kamu itu." kesal Fira.
"Apa ini ciuman pertama mu?"
"Emmm....., untuk apa kamu tahu?" tanya Fira balik.
"Ya berarti aku beruntung." Jeje tersenyum puas.
"Ya tapi aku rugi, harusnya aku beri ciuman pertama ku pada suamiku, bukan padamu" Fira meluapkan kekesalannya.
"Kalau begitu jadikan aku suamimu, karena aku sudah dapat ciuman pertama mu," ucap Jeje mengoda Fira.
Mata Fira membelalak kaget dengan ucapan Jeje. "Jangan becanda kamu."
"Apa aku kelihatan bercanda."Jeje mencoba mendekat lagi pada Fira dan menatap Fira.
"Sadar fir...jangan terbuai, ingat kamu itu siapa"
"Aku tidak peduli kamu becanda atau serius. Dan ingat satu hal aku asisten rumah tangga kamu dan kamu majikan aku, jadi bersikaplah layaknya seorang majikan, aku sudah mengerjakan hukuman ku dengan baik. Aku akan menganggap ciuman ini bagian dari hukuman aku," ucap Fira berat.
Fira membuka pintu mobil dan menengok sebentar pada Jeje. "Terimakasih sudah mengantar saya Tuan." Fira menekankan kata Tuan kepada Jeje.
Jeje masih terpaku melihat kemarahan Fira, dan kaget juga dengan sebutan yang Fira berikan.
"Sial, kenapa aku terburu buru menciumnya, harusnya aku lebih bersabar mendekatinya. Kalau begini jadinya dia bisa menjauh," ucap Jeje meluapkan kekesalan pada diri sendiri.
"Lebih baik aku pulang dulu dan pikirkan bagaimana besok meminta maaf." Jeje melajukan mobilnya kembali ke apartemen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
kan marah🤨🤨🤨
2022-11-11
0
Septi Wulandari
suka
2022-11-05
0
Mamta Fadil Alfarizi
gaje langsg nyosor aja deh,, skses ea thor
2022-09-21
0