Didalam rumah Fira merutuki dirinya sendiri dengan apa yang terjadi tadi. Ada terbersit rasa pada Jeje, tapi dia berusaha untuk menepisnya.
"Ach...Aku nggak boleh suka, aku harus sadar diri," ucap Fira membenamkan mukanya ke dalam bantal.
Saat sedang asik memikirkan kejadian tadi, tiba-tiba ponselnya berdering.
"Ibu," ucap Fira mendapati ibunya menelepon di ponselnya.
"Halo bu..."
"Halo fir, ibu cuma mau bilang kalau mulai besok kamu nggak usah ke apartemen Tuan Jeje lagi," ucap ibu menjelaskan saat menghubungi Fira.
"Emang kenapa bu?" tanya Fira sedikit kaget, kenapa tiba-tiba ibunya menghubunginya, dan menyuruhnya berhenti berkerja di apartemen Jeje.
" Apa jangan-jangan Bu Inan tau, atau jangan-jangan Jeje bilang kalau aku nggak menuruti perintahnya," batin Fira bertanya-tanya apa alasan ibunya.
"Karena udah ada asisten rumah tangga yang baru fir, jadi kamu dah bisa berhenti berkerja di rumah tuan Jeje." ibu menjelaskan pada Fira.
"Hah...lega, aku pikir alasan apa."
"Iya bu..."
"Ya sudah kamu istirahat ibu cuma mau mengabari itu saja."
"Iya bu met malam."
Fira mematikan sambungan teleponnya. Fira lega mendengar penjelasan ibunya. Ada rasa lega akhirnya dia sudah tidak berkerja di tempat Jeje. Tapi ada rasa sedih juga saat dia tidak bertemu dengan Jeje lagi.
"Kenapa bisa kebetulan begini, saat aku ingin menjauh ternyata Tuhan mendengar ku, mungkin ini cara untuk menghindarinya"
***
Keesokan harinya Jeje bangun lebih awal dari biasannya. Semalaman dia tidak bisa tidur sama sekali, memikirkan bagaimana caranya untuk meminta maaf pada Fira. Dia sedang menanti Fira datang ke apartemennya pagi ini.
Ting...tong...
Suara bel apartemen berbunyi.
"Kenapa dia menekan bel, bukannya dia bisa masuk tanpa membunyikan bel, apa dia marah sampai tidak mau langsung masuk," gumam Jeje seraya melangkah membuka pintu.
Jeje membuka pintu. "Siapa kamu." Pertanyaan pertama Jeje saat melihat orang asing di depan apartemennya.
"Sa...ya...asisten rumah tangga yang baru Tuan," jawab asisten baru itu gugup.
"Asisten rumah tangga baru terus kemana Fira. "
"Kemana asisten rumah tangga yang lama?" Jeje benar-benar geram kenapa tiba-tiba ada yang mengantikan Fira.
"Saya kurang tahu Tuan."
"Ya sudah kamu masuk Bersihkan apartemen saya," perintah Jeje dengan nada tinggi.
Asisten rumah tangga yang baru pun sebenarnya ketakutan melihat Jeje yang marah-marah, tapi dia hanya bisa menuruti perintah Jeje.
Jeje melangkah ke kamar mengambil ponselnya untuk menghubungi Fira. Jeje benar-benar geram, kenapa Fira tidak mengabari kalau dia tidak berkerja, dan sudah di gantikan.
"Dimana kamu?" Pertanyaan pertama yang dilontarkan Jeje saat menghubungi Fira.
"Di rumah," jawab Fira jawab dengan suara khas bangun tidur.
"Dia masih tidur jam segini, aku semalaman nggak bisa tidur, dia enak sekali jam segini baru bangun, dan dengan santainya dia bilang dirumah " batin Jeje geram.
"Kamu tau ini jam kerja, kenapa kamu dirumah."
"Saya sudah tidak berkerja lagi Tuan."
"Kenapa?"
"Saya berkerja karena belum ada asisiten rumah tangga Tuan, jadi sekarang karena sudah ada asisten rumah tangga yang baru berarti tugas saya selesai"
"Siapa yang bilang tugas kamu selesai," tanya Jeje tak terima dengan ucapan Fira.
"Ibu saya, jadi kalau tuan mau protes, ya langsung saja," jawab Fira menahan tawa.
"Baik saya akan tanya sendiri sama Bu Ani."
Jeje langsung mematikan teleponnya dan menghubungi Bu Ani. Tapi sebelum menghubungi Jeje berfikir, apa yang di katakan Fira bahwa dia berkerja hanya sementara, belum ada asisten rumah tangga yang seharunya jadi alasan Fira sudah tidak berkerja sudah sesuai.
"Kalau aku hubungi Bu Ani, untuk meminta Fira berkerja pasti akan aneh, Fira berkerja memang hanya sementara."
"Ach..." Jeje kesal.
"Bagaimana caranya Fira berkerja kembali kesini," pikir Jeje.
**
Pagi ini Fira sudah kembali ke rutinitasnya. Karena tidak berkerja di apartemen Jeje, Fira bisa bangun lebih siang. Tapi ternyata kenikmatan untuk merasakan bangun siang sirna, saat Fira mendengar dering teleponnya yang terus berbunyi.
Dan ternyata Jeje lah yang menghubunginya. Jeje menanyakan keberadaanya dengan nada marah, Fira sendiri tidak tau kenapa Jeje semarah itu.
Setelah menjelaskan bahwa dia dirumah terdengar Jeje begitu kesal. Fira akhirnya menjelaskan bahwa dia sudah tidak berkerja di apartemen Jeje, karena sudah ada asisten baru yang dicari ibunya. Tapi Jeje masih tidak terima mendengar penjelasan Fira, dan akan menanyakan langsung pada ibunya.
"Tanya kan saja sana pada ibu," cibir Fira saat Jeje sudah mematikan sambungan teleponnya.
Pagi ini Fira sudah bersiap-siap ke kampus, karena dia sudah harus memulai skripsinya. Tadi Fira sudah menghubungi Zara untuk menjemputnya seperti biasa sebelum dia berkerja di tempat Jeje.
"Jadi kamu dah nggak kerja lagi di tempat majikan ibu kamu fir?" tanya Zara saat berjalan menuju kelas.
"Iya..aku kan cuma sementara."
"Wah sayang banget nggak ketemu cowok ganteng."
"Kamu tu lihat yang ganteng aja senang banget," sindir Fira
"Iya lah, aku kan normal, tapi ngomong-ngomong bukannya kamu semalam menghadiri acara pernikahan mantannya itu?"
"Iya, semalam aku menemaninya," jelas Fira pada Zara. "Dan kamu tau nggak za aku ketemu Adhi disana," seru Fira memberi tahu Zara.
"Ngapain Adhi disana, dia ngikutin kamu?" tanya Zara polos.
"Ich...kamu buruk sangka aja, ya nggak lah, Adhi juga di undang ke acara itu," jelas Fira.
"Aku pikir dia ngikutin kamu, haha...secara dia selalu aja ada saat kamu ada," goda Zara.
"Apaan sih..."
"Adhi tu suka sama kamu fir, kamu nggak nyadar-nyadar sih."
"Aku juga tau, tapi..." Fira bingung menjelaskannya.
"Jangan bilang karena fokus kuliah mulu, bosen aku denger alasan itu mulu," potong Zara.
"Bukan.." elak Fira.
"Terus kenapa?" Zara penasaran dengan alasan Fira.
"Emm...jangan-jangan kamu dah mulai cinta sama pacar pura-pura kamu alias majikan kamu itu?" tebak Zara.
"Aku nggak cinta, tapi cuma suka aja lihat dia. Tapi aku juga sadar diri ra, aku ini siapa, lagian keluarganya dah baik banget sama aku dan keluarga ku. Aku nggak mau mengecewakan ibu dengan jatuh cinta sama dia," jelas Fira mengingat semuanya
"Suka sama cinta sebenarnya beda tipis fir, haha..." goda Zara.
"Tapi aku juga tau kok posisi kamu, ya udah lah nggak usah sedih. Dah lupain aja dia, toh sekarang kamu dah nggak kerja disana, jadi nggak ketemu dia lagi." Zara mencoba menenangkan Fira.
"Iya, semoga aja aku nggak akan ketemu lagi sama dia."
Fira dan Zara akhrinya masuk ke dalam kelas, dan memulai aktifitas seperti biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
ummaia windarni
seru cerita ya,pngn baca lagi
2023-03-14
0
Maulana ya_Rohman
no comen🤐
2022-11-11
0
Megawati
cinta tidak memandang status
2022-10-20
0