Pipi Fira langsung merona saat Jeje mengatakan cinta padanya. Fira benar-benar berat untuk membuka mulutnya, dan mengatakan hal yang sama. Walaupun jauh di lubuk hatinya, Fira merasakan hal yang sama dengan yang Jeje rasakan.
Fira hanya terus menatap Jeje tanpa mengatakan apapun. Dia melihat bola mata Jeje penuh cinta. Dirinya bingung harus menjawab apa, rasa senang saat mendapati balasan atas perasaanya, tapi tidak bisa dia mengungkapkan, karena mulutnya seolah terkunci.
"Kenapa diam, aku bilang aku mencintaimu." Jeje mencoba mengulangnya lagi ungkapan hatinya pada Fira, menatap Fira lekat menanti jawaban dari Fira.
Walapun Jeje sudah tahu jawabannya, tanoa Fira mengatakanya, tapi Jeje menginginkan ungkapan itu keluar dari mulut Fira langsung.
"Kamu nggak romantis banget, menyatakan cinta dengan cara seperti ini." Fira mencebikan bibirnya mengalihkan pertanyaan Jeje, karena dia bingung menjawab bagaimana.
Jeje terkekeh mendapati Fira merajuk, karena mengungkapkan cinta padanya dengan cara yang menurut Fira salah.
"Oke aku akan melakukannya dengan romantis." Jeje mencoba mendekatkan bibirnya pada bibir Fira kembali. Jeje ingin menujukan kalau dia akan mengatakan dengan cara yang romantis.
"Kamu mau apa?" Tanya Fira yang melihat Jeje mencoba mendekat pada bibirnya. "Bukan begitu maksud aku yang romantis." Fira mencoba mendorong tubuh Jeje, menjauhkan dari bibirnya.
"Lalu...?" tanya Jeje polos, tidak mengerti yang di maksud oleh Fira.
"Lepaskan aku dulu." Fira mencoba melepaskan diri dari pelukan Jeje yang sedari tadi sibuk memeluknya.
Jeje pun melepaskan pelukannya, dan duduk bersandar pada tempat tidur.
"Lalu bagaimana yang romantis?" tanya Jeje lagi, dengan menatap Fira mencoba mencari jawaban.
"Mana aku tau, aku kan nggak pernah pacaran. Bukannya kamu pernah pacaran, jadi kamu tau lah harusnya yang romantis bagaimana?"
"Oke aku akan melakukannya dengan romantis, tapi jawab dulu ungkapan aku tadi," rajuk Jeje yang belum mendapati balasan atas perasaanya dari Fira.
"Aku akan jawab kalau kamu sudah melakukan dengan benar." Fira berdiri dan berlalu keluar kamar, meninggalkan Jeje yang masih duduk di tempat tidur.
Jeje yang mendapati Fira keluar dari kamarnya pun, menyibak selimutnya, dan mengejar Fira.
"Tunggu...memang aku tidak benar," teriak Jeje sambil berlari mengejar Fira.
Fira membalikkan badan, dan menaruh kedua tangannya di pingang.
"Menyatakan cinta dengan berpura-pura mengigau, lalu mencium tanpa permisi, benar dari mana?" kesal Fira mengingat semua yang di lakukan oleh Jeje tadi.
"Tapi kamu juga membalas ciumanku tadi," ucap Jeje mengoda Fira.
Pipi Fira langsung memerah mengingat apa yang di lakukannya tadi. Dirinya juga tidak tahu kenapa dia membalas ciuman Jeje. Dirinya seoalah benar-benar terhipnotis dengan ciuman yang Jeje berikan.
"Em...kamu makan dulu, lalu minum obat." Fira mengalihkan pembicaraan, dan berlalu meninggalkan Jeje yang masih diam mematung menunggu jawabannya.
"Jangan mengalihkan pembicaraan." Jeje mengejar Fira ke dapur, Jeje mengikuti langkah Fira yang sibuk menyiapkan makanan untuk dirinya.
"Ini orang nggak tau apa aku malu."
"Sudah duduk." Fira kesal menyuruh Jeje duduk di meja makan, dan mengambilkan makan untuk Jeje.
Jeje menuruti Fira, untuk duduk di meja makan, dan memakan makanan yang di siapakan oleh Fira.
"Aku tau kamu malu mengingat ciuman tadi," goda Jeje lagi.
Fira menatap tajam Jeje yang terus mengingatkan pada kejadian tadi. Rasanya kesal sekali melihat pria di depannya ini, yang terus mengodanya dengan mengingatkan ciumannya tadi.
"Oke oke..aku tidak akan membahas lagi, dengan balasan darimu tadi, aku sudah tahu kalau kamu juga mencintaiku," ucap Jeje tersenyum pada Fira. "Berarti kita sudah pacaran," ucap Jeje dengan senang menyebut mereka sepasang kekasih.
Pertanyaan itu membuat jantung Fira sakit seketika. Rasanya tidak mungkin dirinya menjalani hubungan dengan Jeje. Apa yang akan terjadi nanti kalau Fira menerima Jeje sebagai kekasihnya.
"Aku nggak mungkin pacaran dengan Jeje." Batin Fira yang menyangkal semua yang ada di hadapannya.
"Aku memang mencintaimu, tapi kita nggak bisa pacaran," ucap Fira tegas pada Jeje.
Jeje yang mendapat Jawaban Fira mengerutkan keningnya.
"Kenapa?" Jeje menatap tajam Fira saat mendengar ucapan Fira.
"Aku asisten rumah tangga disini, dan ibuku juga asisten rumah tangga dirumah keluargamu. Keluargamu sudah banyak membantu kami. Aku tidak bisa merusak kepercayaan yang keluargamu beri," jelas Fira mengingatkan Jeje semua kenyataan yang ada di hadapannya.
Berat untuk Fira mengucapkan hal itu, tapi logikanya harus tetep jalan, walau pun dia juga mencintai Jeje, dirinya sadar bahwa itu tidak akan mungkin. Keluarga Jeje tidak akan menyetujui dan Ibunya pasti akan kecewa melihat Fira menjalin hubungan dengan Jeje.
"Kenapa kamu berkata begitu? aku mencintaimu tidak peduli siapa kamu," ucap Jeje dengan nada sedikit meninggi. Dia tidak menyangka Fira menyangkal perasaannya karena status sosialnya. Walaupun dirinya juga tahu, menjalin hubungan dengan Fira tidak akan mudah, tapi dengan rasa cintanya, dia akan menjalani semuanya.
Fira menghela nafasnya, mencoba lagi memberi pengertian pada Jeje.
"Dengar kan aku, coba bayangkan kamu berada di posisi aku, jangan egois. Aku sadar aku siapa, dan lagi pula orang tuamu pasti tidak akan setuju dengan hubungan kita." Fira mencoba menjelaskan pelan-pelan pada Jeje.
"Kamu yang egois, kamu mencintaiku tapi kamu tak mau menjalaninya bersama ku," ucap Jeje tegas, "Aku akan berusaha menyakinkan orang tua ku" Jeje mengenggam tangan Fira meyakinkan Fira, kalau Jeje akan meyakinkan kedua orang tuanya tentang hubungannya dengan Fira.
Fira yang mendengar ucapan Jeje sebenarnya Fira ragu, tapi melihat kondisi Jeje yang masih sakit, tidak baik memberikan beban padanya. Fira akan memberi tahu Jeje perlahan-lahan, nanti saat Jeje sudah lebih baik.
"Sudah makan dan minum obatmu, sepertinya kamu perlu banyak istirahat, jangan emosi, kita akan bahas nanti oke..." Fira menatap teduh pada Jeje mencoba membuat Jeje mengerti akan kondisi tubuhnya.
Jeje yang melihat Fira begitu perhatian pun merasa sangat senang. Jeje akhirnya mengiyakan ucapan Fira untuk meminum obat dan istirahat, karena jujur saja, dirinya masih sedikit agak pusing dan butuh istirahat.
Setelah meminum obat, Fira mengantarkan Jeje untuk istirahat di kamarnya.
"Tidurlah," ucap Fira membenarkan selimut yang di pakai oleh Jeje.
Jeje pun mengiyakan, dan memejamkan matanya. Fira menunggu Jeje hingga benar-benar tertidur pulas.
Fira keluar dari kamar, setelah Jeje sudah tertidur pulas. Fira pergi ke dapur, dan membersihkan sisa makan siang Jeje. Sepanjang mengerjakan perkerjaanya, Fira terus memikirkan bagaimana dia harus menjalani semuanya.
Hatinya yang begitu mencintai Jeje bertolak belakang dengan kenyataan yang ada.
"Apa yang harus aku lakukan," gumam Fira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Nusa Fera
belum aebulan pun kenalnya dqh cinta banget bingung bacanya
2022-12-17
0
Maulana ya_Rohman
masih rada nyesek🤧
2022-11-11
0
Megawati
perasaan yang serba salah
2022-10-20
0