"kenapa tidak memberitahuku ha?"
Pria itu meninggikan suaranya, membuat badan prajurit dihadapannya bergetar takut
"itu karna kakak Charles harus rapat dengan para mentri untuk mengatasi masalah yang terjadi diperbatasan"
Pria yang disebut Charles tersebut, membalikkan badannya, dan kini dilihatnya seorang gadis cantik menghampirinya. Dia adalah Elena Beldic, putri kedua dari pasangan Kaisar hugo dan permaisuri briana.
"aku bahkan bisa menunda semua pertemuan demi bertemu dengan angelina"
Charles berkata tidak senang.
Elena menghembuskan nafasnya pelan.
"kakak tidak bisa bersikap seperti itu sekarang, kakak harus memikirkan segala tindakan yang akan kakak ambil, karna kakak calon kaisar dimasa depan"
jelas elena yang berusaha membuat kakaknya mengerti.
"Elena Beldic"
"asal kau tau, aku bahkan bisa membuang gelar itu demi angelina, karna tampa ibunya kau fikir aku bisa berdiri dihadapanmu sekarang?"
sahut Charles yang menekan setiap perkataannya menatap adiknya dengan tatapan datar, kemudian pergi dari sana tanpa mengucapkan kata apapun lagi.
Elena memandang punggung kakaknya dari jauh, dia tidak tau bagaimana rupa dari permaisuri bella, hanya saja dia tau betul bagaimana kekaisaran beldic begitu menghormatinya.
saat itu dirinya masih kecil saat permaisuri bella menghembuskan nafas terakhirnya. Dan ibunya berkata semenjak itu kakaknya berubah begitu sensitif jika mendengar berita mengenai angelina, maka dirinya tidak heran jika melihat reaksi kakaknya tadi.
gadis itu larut dalam lamunannya, kemudian pergi dari sana.
Sedangkan ditempat yang berbeda.
Seorang gadis tampak begitu antusias untuk menemui seseorang di halaman belakang istana.
dia terus menyunggingkan bibirnya, menciptakan senyuman manis yang membuat para pelayan terpesona melihatnya.
Dan setelah berjalan dalam beberapa waktu, kini matanya bisa menangkap sosok pria dengan balutan jubah bludru bewarna hitam terlihat berdiri di dibawah pohon yang tidak jauh lagi dari posisinya.
Gadis itu mulai mengatur nafasnya, kemudian dengan perlahan mendekati pria tersebut.
"apa yang mulia putra mahkota memanggil hamba?"
Gadis bertanya dengan nada lembut serta mendayu
lantas pria tersebut membalikkan badannya ketika mendengar suara gadis itu.
Dilihatnya gadis itu yang juga kini menatapnya sembari memasang wajah tampak lugu dengan senyum menghiasinya.
Namun sayang sekali, jika gadis itu berniat membuat pria terkesima maka itu hanyalah bualan semata.
Pria itu kemudian berkata dengan datar.
"berhenti menaruh rasa padaku letizia, karna aku tidak memiliki perasaan yang sama, atau lebih tepatnya tidak akan pernah"
Jelas pria tersebut yang berkata yang langsung pda intinya, dia bukan tipe pria yang suka berbasa basi.
"aku"
"apakah kau berfikir jika perasaanku akan berubah?"
jesse kembali bertanya dengan nada datar khasnya.
ya dia fikir kali ini dia harus bersikap tegas pada gadis yang kini berdiri dihadapannya. dia tidak bodoh yang tidak menyadari jika Letizia memiliki perasaan lebih padanya. Kerap kali gadis itu selalu bersikap manis padanya, namun dia tidak tertarik sedikitpun.
justru semakin membuatnya muak, dia tidak ingin gadis itu mempunyai angan yang tinggi mengenai dirinya, hingga dirinya memilih untuk bersikap tegas, tidak peduli jika letizia adalah anak dari sahabat ayahnya.
Letizia terdiam beberapa waktu, ia jelas saja terkejut ketika mendengar apa yang dikatakan jesse padanya, pria yang telah menjadi impiannya selama ini, pria dambaannya dimana dirinya telah memikirkan sebuah mimpi dimana dia akan menikah dengan pria itu.
"jesse, maksudku yang mulia putra mahkota aku tau jika saat ini kau tidak memiliki perasaan itu padaku, tapi aku yakin suatu saat nanti perasaan itu akan berubah"
jelas letizia ia seolah menolak sadar dengan apa yang dikatakan jesse baru saja, berharap jika masih ada secercah harapan untuknya untuk bersama jesse dimasa depan.
"apakah kau pernah melihat aku merubah keputusanku Letizia?"
Ucap jesse kemudian
Letizia mematung ditempatnya, ya dia tau betul jika seorang jesse barney selalu berpegang teguh pada keputusannya. Tapi dia pikir apakah perasaan yang selama ini dia punya sedari kecil tak berbalas sedikitpun?
begitu miris bukan
tanpa dia sadari lelehan bening mulai menetes dari pelupuk matanya.
Jesse melihat itu tak merasa simpatik sedikitpun, dia hanya memandang datar gadis dihadapannya.
"kembalilah, ada banyak pria yang menyukaimu Letizia, temukan pria yang mencintaimu, kadang lebih baik kita bersama dengan orang yang mencintai kita dari pada yang kita cintai, karna orang mencintai kita takkan mampu menorehkan luka"
"karna kau tidak akan pernah menemukan rasa itu padaku"
Ucap jesse kemudian pergi dari sana, meninggalkan letizia yang masih terdiam dalam lamunannya.
Lantas ketika jesse benar benar pergi dari sana, gadis itu menjatuhkan dirinya, kini dia tidak lagi menahan air matanya, membiarkan lelehan bening itu tertumpah bagaimana seharusnya.
"lantas bagaimana jika aku tidak menemukan jalan pulang dari hatimu jesse? Aku sendiri bahkan tidak tau bagaimana cara agar aku bisa kembali, karna semua jalan yang ku punya hanya menuju padamu"
Lirih Letizia dia menekukkan lututnya, kemudian membenamkan wajahnya dengan tangis yang semakin pecah dan membuat dadanya terasa sesak.
dan tak berselang lama, emili yang merupakan pelayan milik Letizia mendekati gadis itu.
"putri mari pulang, akan ada banyak pelayan yang melihat anda nanti"
Bujuk emili dengan nada hangat.
Letizia lantas bangun dari posisinya, kemudian mengikuti emili yang kini mengajaknya untuk kembali.
Sedangkan ditempat yang berbeda dimana jesse berada
Pria itu tampak sibuk membaca lembaran demi lembaran yang ada dihadapannya. Namun ia seketika menghentikan kegiatannya ketika mendengar suara yang begitu dikenalnya.
"bukankah kau terlalu keras padanya? Kau membuat hatinya sakit jesse"
Itu adalah dean, adik dari jesse.
tadi saat dirinya hendak kembali kekediaman miliknya, dia tidak sengaja melihat letizia yang merupakan teman kecilnya berjalan dengan sedikit terburu buru, karna merasa khawatir dia mengikutinya. Namun yang dilihatnya benar benar membuat dirinya kehilangan kata katanya
Jesse mengalihkan perhatiannya, kemudian menatap adiknya yang kini berdiri dihadapannya.
"dia akan semakin sakit jika aku tidak seperti itu, karna pada nyatanya aku tidak akan bisa membalas perasaannya"
Jawab jesse tidak merasa bersalah sedikitpun, dia rasa cara itu merupakan cara paling tepat untuk membuat gadis seperti Letizia mengerti
"tapi kau bisa memberitahunya dengan cara baik baik"
timpal dean kembali, yang merasa cara kakaknya itu salah.
"kita selalu memiliki pemikiran yang berbeda dean, jadi tidak ada gunanya untuk berdebat"
"pergilah, aku masih memiliki banyak pekerjaan"
Usir jesse yang kemudian kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
lantas dean tidak memiliki pilihan lain selain pergi dari sana.
Dan ketika keluar dari ruangan milik kakaknya, dia berpapasan dengan ibunya, permaisuri maribel.
"hormat hamba ibunda permaisuri"
wanita paruh baya itu mengembangkan senyumnya, kemudian berkata
"berhenti berdebat dengan kakakmu mengenai Letizia, karna setiap orang memiliki cara berbeda dalam menyikapi suatu masalah"
Ucap wanita tersebut seolah menyadari perdebatan yang dialami oleh kedua putranya.
Jadi siapa yang pernah ada di posisi letizia? Komen plisss
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Saa
Lembut di luar kek nyah, tpi kalau di posisi menyukai y gw lh mencintai tanpa di cintai/Sleep/
2024-12-14
1
Mas Budian
aku 😭
2024-03-25
1
Awind Widayanti
jgn itu nmnya merendahkan s7 apa kata Jeseu
2024-03-21
1