''lantas, kenapa selir norah duduk dikursi permaisuri? apakah dia ingin merebut kursinya seperti dia merebut kasur milik ibuku?''
ucap angelina kemudian, hingga membuat suasana kembali hening.
tangan selir norah terkepal kuat, amarah dalam hatinya jelas saja menggebu gebu. jika saja kaisar alison saat ini tidak bersama mereka sudah ia pastikan akan membalas angelina dengan begitu gila.
''mulut ****** itu''
selir norah hanya bisa mengumpat didalam hatinya, dengan memasang wajah sesedih mungkin dan berkata
''maafkan saya putri''
selir norah berkata dengan rendah, berpura pura memasang wajah sedihnya hingga matanya tampak berkaca kaca.
pamela jelas saja tak terima ibunya diperlakukan seperti itu, ia ingin membalas perkataan angelina namun selir norah menggenggam tangannya dibawah meja seolah menghentikan niatnya untuk membalas gadis itu.
sedangkan kaisar alison, ia tampak menggeram penuh amarah ketika melihat raut wajah selirnya yang tampak terluka oleh perkataan putrinya
''angelina jaga ucapanmu''
kaisar alison berteriak dengan lantangnya, mungkin beberapa prajurit yang berjaga didepan pintu ruangan tersebut dapat mendengar teriakannya.
wajah kaisar alison terlihat memerah, memandang angelina dengan penuh kemarahan.
''kaisar alison Jangan berteriak padaku, karna yang ku katakan hanyalah sebuah kebenaran''
angelina juga mengeraskan suaranya, berkata dengan lantang dan memandang kaisar alison dengan tajam. tak ada ketakutan dari tatapan gadis itu, hanya kebencian yang terlihat jelas didalamnya.
''katakan dimana kesalahanku?''
kali angelina merendahkan suaranya, namun tetap saja terdengar begitu dingin dan datar membuat tubuh mereka tanpa sadar terasa meremang.
kaisar alison tak menjawab ia hanya terdiam kaku, begitupun selir norah dan pamela yang hanya diam membisu.
''bukankah yang kukatakan benar, pertama kau memberikan tubuhmu pada wanita lain selain ibuku, lantas setelah kepergiannya kau juga ingin memberikan posisinya pada wanita lain''
angelina menekan setiap perkataannya, menatap selir norah dan kaisar alison secara bergantian.
"jangan lupa diri kau kaisar alison, jika bukan karna kau ibuku kau tidak akan pernah menyandang gelar kaisar"
Lanjut angelina dengan lantang
''angelina itu hanya sebuah kursi, kenapa kau mempermasalahkannya sejauh ini''
ucap kaisar alison, ia mengusap wajahnya kasar, tak tau bagaimana cara untuk menangani putrinya kali ini
''benarkah hanya sebuah kursi?''
angelina tertawa sinis, ia menarik ujung bibirnya membentuk lengkungan senyum yang terlihat begitu mengerikan.
lantas dirinya berteriak
''prajurit''
angelina berteriak dengan kerasnya, membuat prajurit diluar sana seketika masuk dalam ruangan tersebut tergopoh gopoh.
''hormat anda yang mulia kaisar, yang mulia putri mahkota, selir norah putri pamela''
prajurit itu membungkukkan badannya memberi hormat pada seluruh yang ada diruangan tersebut.
meski tak tau persis apa yang terjadi saat ini, namun ia yakin terjadi sebuah pertengkaran hebat ia bisa merasakannya karna suasana dalam ruangan tersebut terasa begitu mencekam
''prajurit, duduk dikursi kaisar alison sekarang juga''
perintah angelina membuat semua orang melototkan mata mereka tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh gadis itu.
bahkan selir norah dan pamela sendiri tak menyangka jika Angelina bisa mengatakan hal itu
memerintahkan seorang prajurit duduk dikursi seorang kaisar? bukankah itu sama artinya mencari mati
tubuh prajurit itu bergetar hebat, jelas ia tak akan melakukan itu, karna itu sama halnya dengan menyerahkan nyawanya sekarang cuma cuma. namun melihat tatapan angelina membuat prajurit itu seolah ingin mati dalam saja posisinya.
''ta tapi putri''
prajurit itu terbata, tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang
''angelina apa yang kau katakan''
kaisar alison berdiri dari posisinya, berteriak dengan penuh kemarahan, wajahnya terlihat menggelap dengan rahang terlihat mengeras dengan gigi terkatup sempurna.
Brakk
angelina memukul meja makan dihadapannya hingga terbelah menjadi dua, makanan yang telah tersaji diatas meja tersebut berhamburan dilantai tak tersisa
selir norah dan pamela meneguk ludah mereka susah payah, meski mereka ingin mengamuk dan protes karna beberapa makanan mengenai pakaian mereka, tapi mereka mengurungkannya ketika melihat amarah angelina saat ini, cukup mengerikan.
mereka berfikir bagaimana bisa angelina mematahkan meja tersebut hanya dengan satu pukulan saja. bukankah meja itu terbuat dari salah satu kayu yang memiliki kualitas dengan terbaik, bahkan kayu itu telah terpakai begitu lamanya, namun dengan mudahnya meja tersebut terbelah ditangan angelina.
selir norah dan pamela memandang angelina dengan ngeri
mata indah angelina menatap kaisar alison dengan datar.
''kenapa? apa kau tidak terima? bukankah tadi mengatakan jika itu hanya sebuah kursi? lantas kenapa kau bisa semarah itu?''
angelina berkata dengan datar memandang kaisar alison dengan sinis. tampak senyum mengejek tersungging dibibir gadis itu
''kenapa semudah itu seorang selir atau lebih tepatnya, seorang pelayan ohh tidak wanita bordil yang memiliki keberuntungan sehingga diangkat menjadi seorang selir bisa duduk dikursi seorang permaisuri yang begitu dihormati dikekaisaran ini?''
''lalu apa bedanya dengan seorang prajurit yang aku perintahkan untuk duduk di kursi mu kaisar alison? bukankah itu hanya sebuah kursi ''
lanjut angelina dengan menatap sinis keduanya
kaisar alison hanya diam tanpa menjawab perkataan putrinya itu. entahlah ia telah kehabisan kata kata untuk meladeninya, tak menyangka jika putrinya yang dulu penurut kini berubah menjadi sosok yang membangkang dan begitu mengerikan yang tak bisa dia kendalikan seperti dulu.
ketika melihat semuanya hanya diam membuat angelina mendengus kasar, dia kembali menatap prajurit dihadapannya yang hanya diam. membisu dengan bulir bulir keringat yang mengalir dipelipisnya yang terlihat dengan begitu jelas.
''prajurit''
''ya putri''
prajurit itu menjawab dengan suara yang sedikit tercekat, berharap jika putri angelina tak lagi memberikannya perintah yang membuat nyawanya berada diujung tanduk.
''perintahkan pada seseorang pembuat kursi untuk membuat kursi baru untuk kursi permaisuri, dan juga buat buang saja kursi milikku ganti yang baru, aku tak sudi memakai barang bekas''
titah angelina pada prajurit tersebut dengan tegas seolah tak menerima penolakan. bahkan kaisar alison sendiri hanya bisa diam membiarkan putrinya melakukan apapun yang diinginkan
''baik putri''
dan ketika prajurit tersebut ingin melakukan tugasnya, angelina menahannya
''tunggu''
tiba tiba angelina menghentikan gerakan prajurit itu yang ingin mengangkat kursi miliknya.
''apakah kau ingin memakainya saja pamela? bukankah kau begitu menyukai kursi ini?'
angelina tampak melebarkan senyumnya, memandang pamela dengan sinis, ia tau betul saat ini gadis itu dilanda rasa amarah yang begitu hebat.
dan cukup ia akui, kesabaran gadis itu menahan amarahnya patut diancungi jempol
''tidak usah membuangnya, pamela begitu menyukai kursi milikku dia berkata telah lama memakainya, kau hanya perlu memerintahkan pembuat kursi untuk membuatkan kursi baru untukku''
lanjut angelina, yang tanpa sadar mengatakan jika pamela menyukai kursi bekas miliknya.
prajurit itu hanya mengangguk mengerti, keluar dari ruangan tersebut setelah memberi hormat kepada mereka semua.
angelina kemudian berbalik, menatap mereka satu persatu.
''kaisar alison, ku harap kau bisa mendisiplinkan selir tercintamu dan putri kesayanganmu itu agar tidak bertindak melebihi batas mereka''
''ku peringatan pada kalian, jangan pernah mengusikku karna aku tak segan segan untuk membalasnya, dan satu lagi harap kalian tau posisi kalian, jangan bertindak seperti penguasa yang bahkan status kalian jauh dibawahku''
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
menyala Beatrice kuuuuhhh
2024-08-11
0
Diajeng Ayu
anjay keren kali lu bro😎
2024-03-30
0
Abel_alone
suka banget karakter cewek nya tdk mudah di tindas dan tegas
2024-02-16
1