Gadis itu dengan cepat meraih pakaian tipis kemudian segera membalut tubuhnya, bergerak menutup semua pintu dan jendela dalam ruangan miliknya tersebut.
saat malam tiba, angelina memang memerintahkan untuk tidak ada pelayan yang berada disekitar kediamannya, hanya beberapa prajurit yang ditugaskan dan itupun hanya menjaga diluar
setelah memastikan semuanya aman, angelina duduk dibawah lantai kamar miliknya, duduk dalam posisi lotus kemudian mulai memfokuskan pikirannya.
tak lama lagi, sebentar malam adalah akhir dari penderitaan gadis itu. dimana setelah hari esok ia bebas bersikap atau membalas semuanya.
selang beberapa saat dahi gadis itu terlihat berkerut, dengan peluh yang mulai muncul didahi gadis itu.
ahrggggggg
angelina berusaha menahan suaranya ketika dirinya ingin berteriak kala rasa panas menghujam dadanya. saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyempurnakan fisiknya, mengeluarkan racun yang tersisa sampai bertahun tahun lamanya.
uhukkk
uhukkkk
gadis itu terbatuk hingga menyemburkan darah, namun matanya masih terpejam. angelina berusaha menahan kesadarannya dikala rasa sakit yang semakin menjadi jadi.
hingga
byurrr
darah yang bewarna hitam pekat.kembali tersembur dari mulutnya. mata indah gadis itu perlahan terbuka ia tampak bergerak memegang dadanya yang terasa sakit. hingga secara perlahan ia bangkit dari posisinya, menarik laci kemudian meraih sebuah pill kemudian meminumnya.
hingga secara perlahan rasa sakit didadanya mulai berangsur angsur reda. kini matanya beralih menatap darah yang ada dilantai begitu pekat dan bau.
tatapannya kini berubah dingin
''kau akan memulai kehidupanmu yang seperti dineraka selir norah, aku harap kau akan menyukainya''
gumam Angelina dengan begitu dingin.
darah itu adalah racun yang menumpuk didalam tubuhnya yang bertahun tahun lamanya. Angelina tau itu, semenjak kematian ibundanya selir Norah kerap menyuruh para pelayan untuk memberikan racun disetiap makanannya. dan itu berakhir saat dia dikirim kehutan untuk diasingkan.
meski dirinya tak lagi mengkonsumsi racun itu, namun tanpa penawar membuat racun itu secara perlahan mulai menyebar dalam tubuhnya.
beruntungnya angelina memahami tentang pengobatan, dan itu ia pelajari diam baik saat permaisuri masih ada ataupun telah tiada. ia masih mempelajarinya.
angelina memilih mengganti pakaiannya, kemudian melanjutkan berendam untuk membersihkan dirinya yang terkena darah.
gadis itu memejamkan matanya, dengan pikiran yang berkelana ke masa lalu.
tampak seorang gadis kecil menggenggam tangan pucat wanita paruh baya. badan gadis kecil itu seolah bergetar menahan isak tangis dari bibir mungilnya.
''aku membutuhkan ibunda, jangan pergi aku yakin para tabib akan membuat ibunda untuk sembuh''
gadis itu berusaha meyakinkan wanita tersebut dibalik rasa kalut yang menyelimuti dirinya. ia terus meyakinkan wanita dihadapannya jika semua akan baik baik saja meski nyatanya ia juga meragukan hal itu.
wanita tersebut tersenyum ia adalah permaisuri bela, permaisuri yang terkenal dengan kejeniusan dan kecantikannya. ia berusaha mengembangkan senyum dibalik bibir pucatnya yang terlihat pecah pecah.
''kau tau sayang, ibunda bahkan lebih ingin bersamamu lebih lama lagi''
sahut wanita tersebut. tangannya bergerak menghapus lelehan bening milik putrinya yang terlihat terus membanjiri pipinya.
''tapi Angelina harus tau, sekalipun fisik ibunda tak ada bersamamu, tapi disini''
kini perlahan tangan itu menyentuh dada putrinya, menatapnya dengan mata yang mulai mengembung sekuat tenaga ia menahan air matanya agar tak tumpah
''disini ibunda selalu ada bersamamu''
angelina tak lagi menjawab, ia hanya tertunduk sembari air matanya terus saja mengalir tanpa bisa ia bendung.
''kemarilah, ibunda ingin memelukmu''
dan tak butuh waktu lama gadis kecil itu langsung masuk dalam pelukannya, memeluknya dengan begitu hangat terdengar isak tangis yang begitu lirih. air mata permaisuri bella pun luruh tanpa bisa ia tahan lagi.
tangannya bergerak perlahan mengelus punggung putrinya yang terasa bergetar.
ia tidak menutupi jika ia tidak akan lama lagi. merasa racun mulai merambat diseluruh organ tubuhnya membuat dia yakin jika mungkin tak lama lagi didunia ini. ini adalah kelalaiannya dimana dirinya ceroboh dan mempercayai orang lain yang ternyata ingin melenyapkannya.
jika saja dia tidak hamil, mungkin ia bisa melakukan cara tertentu untuk memusnahkan racun tersebut. namun karna kondisinya ia tak bisa melakukan apapun. berfikir ini adalah jalan yang telah ditetapkan sebelumnya.
dan itulah menjadi awal dimana permaisuri bella mempersiapkan putrinya. mengajarinya dengan seluruh yang ia ketahui. baik itu pengobatan dan racun bela diri ataupun teknik peperangan. ia lakukan itu secara diam diam tanpa sepengetahuan orang lain, meski kaisar sekalipun.
permaisuri bela memutuskan hal tersebut bukan karna tak memiliki alasan yang kuat. karna diam diam ia telah mengetahui jika kaisar alison mulai bermain mata dengan salah satu pelayan miliknya. maka ia memutuskan untuk menyiapkan putrinya karna belum bisa mempercayai siapapun kali ini.
''jangan pernah percaya siapapun, selain dirimu sendiri, kau tau nak, terkadang kita lebih baik percaya kepada hewan dari pada manusia, kita tak tau apa isi hati dari setiap orang. maka pertimbangkanlah ketika ingin melakukan sesuatu''
permaisuri bela kembali berbicara
''jangan terlalu pakai hati, tapi gunakan hatimu yang beriringan dengan logika''.
lanjut permaisuri bela kembali.
Angelina tersentak dari lamunannya, lelehan bening tampak keluar dari ujung mata gadis itu.
ia menghela nafasnya pelan, kerinduannya pada sosok wanita yang melahirkannya seolah tak bisa ia bendung sehingga berkali kali ingatan masa lalu kembali menjadi sebuah mimpi untuknya. kejadian dimana menyisahkan banyak luka dalam hati gadis itu.
angelina secara perlahan melangkahkan kakinya keluar dalam bak mandi miliknya. kemudian bergerak mengambil salah satu kain untuk ia kenakan dan itu tak butuh waktu yang lama.
gadis itu termenung, menatap wajahnya dari pantulan cermin dimeja rias.
ia merasa miris dengan hidupnya, ia memiliki ayah tapi seolah tak memilikinya, ia bagai hidup sendiri dalam dunia yang begitu besar ini. tak ada bahu dimana ia bisa bersandar tak ada telinga yang bisa ia percaya untuk mendengarkan ceritanya. tak ada tangan yang menariknya bangkit dan tak ada pelukan yang membuatnya merasa aman.
ia melakukan semuanya sendiri, bahkan bertahan dalam racun yang selalu menyiksanya seolah ingin merontokkan tulangnya sekaligus. namun patutkah ia bersyukur karna ia dirkirim di istana dingin, dimana ia bisa bergerak dengan bebas bahkan mengeluarkan racun ditubuhnya secara perlahan.
tangan angelina perlahan meraih laci dimeja tersebut, mengeluarkan sebuah buku yang tampak usang. ia mulai membukanya secara perlahan. berbagai gambar terlihat menghiasi lembaran demi lembaran buku itu. memperlihatkan dan menjelaskan berbagai teknik bela diri dan pengobatan yang mungkin orang lain tak mengetahuinya. ada berbagai teknik dan pola yang asing dan itu menjadi kesulitan angelina untuk memahaminya karna ia tak memiliki siapapun untuk ia tanya.
itu adalah buku yang ditulis sendiri oleh ibunya, permaisuri bela. menulis seluruh yang ia kuasai dan pahami untuk putrinya ketika lahir. dan benar saja buku tersebut kini berada ditangan angelina Beatrice alison putri semata wayangnya.
buku tersebut sangat tebal yang angelina sendiri tak tau ada berapa lembar didalamnya. namun perlahan buku itu mulai menipis seolah menandakan jika buku itu sering dibaca olehnya.
kini angelina terlihat serius dalam kegiatannya, membaca dan memahami setiap goresan tangan ibunya ditemani lentera yang setia menemani gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments