Luna : Vampire Princess
“Hay Luna, bagaimana kabarmu?”
Seorang gadis berambut abu-abu gelap menoleh ke asal suara, dia tersenyum cerah. “Nona Saintess.” Gadis yang dipanggil Luna itu berjalan cepat ke arah sang Saintess, Emily. “Bagaimana kabar Nona Saintess?? Saya sangat merindukan Anda!”
Emily tertawa kecil. “Aku juga merindukanmu, Luna. Sudah satu tahun kita bersama, aku sudah menganggapmu seperti keluargaku sendiri.”
“Saya juga! Saya sangat senang bisa memiliki Nona Saintess di hidup saya,” kata Luna penuh semangat. “Ah iya, Tuan Uskup agung meminta Anda untuk segera menemui beliau.”
“Ah, begitu ya. Melelahkan juga sih. Tapi yasudahlah, aku akan segera menemuinya. Kau juga istirahatlah.”
“Iya, saya akan istirahat setelah membantu orang-orang di dapur.
“Kalau begitu aku pergi dulu.” Emily melambaikan tangannya sambil berjalan menjauh.
Luna balas melambai dengan senyuman manis. ‘Pergilah, Emily. Pergilah, semakin jauh kau pergi. Itu akan semakin baik.’
(✯✯✧✯✯)
“Iya, benar. Setelah itu masukkan air sampai mendidih dan pecahkan rempah-rempah. Setelah semuanya selesai, aduk hingga tercampur rata. Benar, seperti itu.”
“Terima kasih, Luna. Berkat kedatanganmu, kami jadi banyak terbantu di dapur,” kata kepala koki.
“Tidak sampai sebegitunya, kok. Aku juga banyak terbantu berkat kalian.” Luna tersenyum manis, dia menunduk dengan senyum sendu. “Kalau bukan karena Nona Saintess yang mau menampungku, mungkin aku sudah mati kelaparan di jalanan. Dan berkat beliau, aku bisa bertemu kalian semua, aku sa~ngat senang.”
“Kami juga senang bertemu kau, soalnya kau itu baik dan tau banyak soal masak-memasak.”
“Aku tidak sehebat itu kok.” Luna menutup mulutnya sembari terkekeh. “Semuanya berkat Nona Saintess yang mau meminjamkan buku masakannya.”
“Wah, beruntung--”
“Luna.”
Luna dan yang lainnya menoleh ke asal suara, Luna menatap polos wanita yang 1 tahun lebih tua darinya. “Apa kak Christy? Apa kakak memerlukan bantuanku?”
“Jangan memanggilku kakak!” jelas wanita bernama Christy itu dengan nada datar. “Kardinal memintamu untuk ke gunung dan memetik rumput abadi.”
“Tapi bukankah rumput abadi sulit ditemukan?? Terlebih lagi, di atas gunung adalah tempat tinggal klan serigala! Apa kau sengaja menjebak Luna??” tanya Ariana(kepala koki) sarkas, dia bersedekap dada dan menatap dingin Christy.
“Hanya karena kau seorang kepala koki, bukan berarti kau bisa menuduhku seenaknya!” Christy balas menatap tajam. “Jika kau keberatan, keluhkan saja pada Kardinal!”
“Kau!”
“Sudah, sudah. Aku akan segera ke gunung untuk mencarinya,” lerai Luna.
“Tapi di gunung sangat berbahaya! Apalagi klan serigala itu sangat agresif, jika kau sendirian...”
“Aku akan baik-baik saja, Kak Ariana. Kau tidak perlu khawatir.” Luna menoleh ke arah Christy dengan senyum manis. “Tolong jangan beritahu katedral soal pertengkaran ini, karena Kak Christy juga bisa dihukum.”
“Hng!” Christy berbalik dan berjalan pergi dengan acuh tak acuh, dia diam-diam menyeringai. ‘Lihat saja, setelah masuk ke kawasan serigala-serigala itu, kau tidak akan bisa keluar lagi!’
“Luna, kau itu terlalu lembut, kau tidak boleh membiarkan orang lain menginjak-injakmu!”
“Aku baik-baik saja, Kak. Lagipula, ini perintah Katedral, jika tidak kupatuhi. Mungkin kalian juga akan kena imbasnya, lagipula. Sangat jarang klan serigala muncul di siang hari, jadi kakak-kakak tidak perlu khawatir.”
“Ya... tapi tetap saja, berbahaya untuk naik gunung sendirian. Selain jalannya yang--”
“Aku akan baik-baik saja, kak Ariana~ kakak hanya terlalu khawatir berlebihan, aku akan pastikan untuk pulang sebelum matahari terbenam, jadi kakak tidak perlu khawatir.”
Ariana mengangguk dengan ragu-ragu. “Kalau begitu berhati-hatilah, aku tidak ingin kau terluka!”
Luna tersenyum manis.
(✯✯✧✯✯)
‘Dia berusaha membuatku masuk ke sarang musuh ya, fufufu. Kau begitu polos dan naif, Christy.’ Luna berhenti berjalan, dia menatap sepuluh ekor serigala bertubuh besar di hadapannya. ‘Hanya mereka? Cih, aku pikir aku bisa memberikan maka phoeku, sepertinya tidak akan bisa.’
“Siapa kau! Beraninya manusia datang ke kawasan kami!” kata salah seorang serigala yang tiba-tiba berubah jadi pria tampan dengan telinga serigala yang tampak imut.
“Oh, kalian tidak mengenalku ya?” Luna menatap datar. “Sepertinya aku perlu menghancurkan otak kalian dulu dan mengubahnya jadi otak mainan.”
“Kau! Jangan menghina kami! Setelah masuk ke kawasan kami, kau tidak akan bisa keluar lagi!”
“Kawasan?” Luna tertawa terbahak-bahak hingga perutnya terasa keram, dia mengusap setetes air matanya dengan sebelah tangan memegang perut. Luna kembali menatap datar mereka. “Oy, serigala bodoh,” katanya dengan penuh penekanan. “Kau pikir, siapa yang membuatmu tetap hidup hah??”
“Kau! Apa yang kau katakan?!”
Luna berdecak. “Panggil Clay kemari!”
“Jaga sikapmu! Beraninya kau memanggil pemimpin kami seperti itu!!” kata serigala itu marah.
“Ah, kalian menyebalkan sekali! Kenapa kalian tidak berhenti berteriak? Cih, saking menyebalkan. Aku ingin menghisap darah kalian sampai kering, dasar sialan!”
“Menghisap? Jangan-jangan, kau dari klan Vampir?!”
”Oh, kau akhirnya sadar ya. Kenapa lama sekali? Dasar bodoh!”
“Jangan berani-beraninya kau melangkahkan kaki kotormu itu kemari!!” kata serigala itu semakin marah.
“Hah? Apa yang--”
“Kalian pikir, hanya karena kalian dari klan Vampir. Kalian bisa bertindak seenaknya?! Cukup Nona Luna saja yang boleh memasuki kawasan ini!”
“Aku--”
“Segeralah pergi atau kami akan membunuhmu!” Pria itu berubah kembali ke bentuk aslinya, dia mengaum keras dan membuat 9 serigala lainnya ikut mengaum.
‘Apa maksudnya? Jangan-jangan ada yang menyamar menjadi aku dan memasuki kawasan serigala bodoh ini? Huh, beraninya dia! Lihat saja nanti, aku pasti akan membuatnya menyesal karena berpura-pura menjadi aku!’
“Segeralah pergi sebelum kesabaran kami habis!”
“Kalian ini!!” Luna mengepalkan tangannya menahan amarah. “Kalian--”
“Berani sekali kau membuat keributan di kawasan yang kujaga!”
Luna mengerutkan keningnya, para serigala segera memberi jalan ke seorang wanita cantik berambut cokelat.
Wanita itu tampak seumuran dengan Luna dengan sepasang mata merah darah yang tampak menyala.
“Siapa kau?”
“Aku adalah Luna, Luna Courn! Jika kau tidak ingin mati, segeralah pergi dari kawasan ini!” kata wanita itu.
“Huh, pergi? Dalam mimpimu!”
“Beraninya kau menolak perintahku! Sepertinya kau benar-benar ingin mati!”
“Mati?” Luna berdecak, dia menatap dingin wanita itu. Luna mengangkat sebelah tangannya, dia menjentikkan jarinya.
Tiba-tiba saja, muncul Phoenix api berukuran amat besar di belakang Luna.
Gadis itu bersedekap dada saat melihat wanita peniru itu ketakutan.
“Kau ingin mengatakan apa lagi? Peniru.”
“Lihat, itu Phoenix milik Nona Luna!”
“Tapi kenapa bisa ada bersama gadis itu?”
“Kalian bodoh ya?!” teriak Luna emosi, dia meletakkan tangannya di atas dada. “Akulah Luna yang asli! Dia hanyalah peniru yang mencoba membohongi kalian!”
“Apa? Nona Luna yang asli?”
“Tapi bagaimana bisa ada dua Nona Luna?”
“Salah satu dari mereka itu peniru, tapi siapa Nona Luna yang asli?”
“Ha-hahahaha.”
(✯✯✧✯✯)
Tamat...
Ga bercanda! Baru juga satu episode, masa udah tamat aja. Ya kan?
...
Mimin ga tau mau nulis apa lagi, jadi skip bagian ini aja and... Se you next chapter 👋
oh iya, sedikit pemberitahuan. Mimin cuma update 3× dalam seminggu ya😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments