14

Pintu perlahan terbuka, namun Luna yang terikat di dalam justru berpura-pura tidur. Terdengar suara pintu yang tertutup, Luna berusaha untuk tidak bergerak dan tetap menutup matanya.

“Kak Luna.”

Luna sontak membuka matanya, dia mendongak dan menatap kaget gadis kecil yang berdiri di depannya ditemani boneka beruang di pelukan gadis itu. “Vivian.. kenapa kau bisa di sini??”

“Maaf karena membohongi Kakak, sebenarnya.. aku Putri dari keluarga Arod. Sebelumnya, aku berterima kasih atas bantuan Kakak dulu dan maaf. Karena kakakku yang bodoh dan jelek itu, kakak jadi terkurung di sini.”

“Vivian, itu tidak benar. Aku dan Kakakmu saling mencintai, kami akan menikah besok malam.” Luna memaksakan senyumannya.

Vivian tersenyum tipis. “Kakakku beruntung bisa disukai oleh wanita sebaik Kak Luna, tapi.. kakak tidak boleh membohongi perasaan kakak sendiri.”

Luna tertegun. “Vivian.. kau..”

“Vivian tau, Kak Luna tidak lagi mencintai Kak Steward. Kakak pasti dibawa secara paksa oleh pria bodoh itu kan.”

‘Pria.. bodoh?? Dia mengatai kakaknya sendiri?’

Vivian menatap Luna. “Kak Luna, jika kakak mau kabur.. Vivian bisa membantu kakak. Vivian tidak akan rela kakak yang baik menikah dengan kakakku yang bodoh dan jelek itu.”

✯✯✧✯✯

‘Terima kasih, Vivian. Ketika kekuatanku kembali pulih nanti, aku pasti akan menyelamatkanmu!’ Luna terus berlari tanpa menoleh ke belakang, gaunnya kini sobek-sobek dan penuh dengan lumpur.

Karena gelap, Luna tidak bisa melihat jalan dengan jelas dan membuatnya tanpa sengaja menginjak jebakan hewan. Luna langsung mengigit bibirnya menahan tangis saat benda tajam itu menembus kulitnya. Dia duduk dan mengatur napasnya yang memburu, Luna dengan pelan-pelan membuka perangkap hewan yang mengenai kakinya. Rasa sakit yang tak tertahankan ditambah tubuhnya yang melemah membuat Luna hampir pingsan, air matanya terus mengalir bersamaan dengan tangannya yang melepas jebakan hewan secara pelan-pelan.

Luna membuang jebakan hewan ke tanah, dia kemudian merobek gaunnya dan mengikat kakinya yang tak berhenti Mengeluarkan darah. Luna yang sangat lemah kini seperti seorang manusia biasa tanpa kemampuan apapun.

Luna berusaha berdiri, dia berjalan secepat mungkin meski kakinya pincang. ‘Lari! Lari! Lari! Aku harus terus lari! Tidak boleh berhenti!!’ Luna kembali tersandung, matanya membulat saat dia terjatuh dari tebing tanpa bisa disadarinya. Sebelum Luna bereaksi, dia sudah lebih dulu menembus air. Luna berusaha berenang ke permukaan namun air yang deras dan tubuhnya yang lemah membuatnya kesusahan. Perlahan-lahan, penglihatannya mulai mengabur. Apalagi air yang masuk ke paru-parunya membuatnya sangat sesak. ‘Kumohon.. siapapun, tolong. Aku..’

✯✯✧✯✯

“Tuan Arod! Keluarga Vampir Courn menyerang kita!” lapor seorang vampir.

“Apa?!” tanya Frenzy Arod, kepala keluarga Vampir Arod.

“Benar, Tuan. Sepertinya, mereka sudah tau kalau kita yang menculik Nona Luna.”

Frenzy memukul meja dengan keras. “Segera kumpulkan orang-orang!”

“Ya, Tuan!”

✯✯✧✯✯

“Ayahanda, apa kau yakin Luna diculik oleh Keluarga Arod?” tanya Alester yang ikut serta mencari Luna.

“Ya, aku yakin. Hanya keluarga Arod yang berani melakukan hal sekejam ini.” Alverd menatap dengan penuh keseriusan.

“Untuk apa Keluarga Courn datang kemari?” Frenzy berjalan keluar bersama dengan kedua Putranya dan Vampir-vampir lain.

“Jangan bertele-tele! Keluargamu telah mencuri putriku!!”

“Putrimu? Putri yang mana?” tanya Frenzy pura-pura tak tau.

“Jangan bercanda! Putramu telah mencuri Putriku Luna!”

“Ayahanda, tenanglah.” Alester berusaha menenangkan sang Ayah yang murka, dia tidak mengerti sama sekali. Kenapa sang Ayah begitu menyayangi Luna, apa karena Luna adalah Putri satu-satunya? Atau karena Luna itu spesial?

“Bagaimana Ayah bisa tenang?? Adikmu Luna diculik oleh Vampir-vampir kejam ini! Kenapa kau malah sangat tenang?!”

Alester menunduk. ‘Aku tidak tau, Ayahanda.. aku khawatir pada Luna tapi juga lega karena dia menghilang.. aku sangat khawatir padanya, tapi dari lubuk hatiku yang terdalam. Aku sangat bahagia karena dia menghilang dan aku harap, dia tidak akan pernah muncul lagi.’

“Jika tidak ada urusan lain, pergilah! Karena kami sedang mengadakan pesta.”

“Kau!” Alverd menggertakkan giginya menahan amarah. “Serang mereka!”

“Berhenti!”

Para vampir yang hendak saling bertarung langsung terhenti dan menatap ke asal suara.

“Vivian, Arthur. Apa yang kalian lakukan di sini??” tanya Steward kebingungan.

Tanpa memperdulikan kakaknya, pria yang dipanggil Arthur itu menoleh ke arah Alverd. “Jika kalian berani menyerang anggota keluarga Arod, maka Luna akan mati.”

“Ternyata benar.. kalian yang menculik Luna!”

“Memang benar, kami yang menculiknya. Lalu kalian mau apa? Luna dan kakakku adalah pasangan yang sempurna, kami tidak akan melakukan hal ini jika Luna tidak memutuskan kakakku lebih dulu.”

“Kalian sungguh hina! Jika kalian memiliki dendam, jangan membawa-bawa Luna!!” teriak Alverd penuh amarah.

“Heh, Luna itu anakmu kan. Lagipula dia itu keluarga Courn, dan sebagai seorang Vampir Courn. Dia termasuk musuh kami.”

“Arthur! Diamlah!”

Arthur menatap datar Steward, dia menutup matanya. “Maafkan aku, Kak.”

Sementara Vivian, gadis kecil itu hanya diam dan bersembunyi di balik Arthur ditemani boneka beruang yang tak pernah lepas dari pelukannya.

Steward berdecak, dia menatap Alverd dengan tatapan datar. “Aku dan Luna saling mencintai dan kami akan menikah sebentar lagi, kalian tidak akan bisa melakukan apapun saat Luna menjadi gadisku,” katanya dengan sombong.

“Kau pikir aku akan membiarkan orang sepertimu menikahi Putriku?? Jangan bermimpi! Aku akan menghabisimu di sini sekarang juga!”

“Menghabisi Putraku? Kau sangat lucu, Alverd.” Frenzy tertawa. “Putrimu saat ini ada di tangan kami, jika kau berani menyerang keluarga Arod. Akan kupastikan Putrimu mati!”

“Luna tidak selemah itu untuk bisa mati dengan mudah.”

Frenzy tertawa mengejek, dia menatap Alverd dengan penuh rendah. “Sepeetinya kau lupa, di klan Arod. Ada sebuah ramuan yang bisa membuat vampir menjadi sangat lemah, dan Putri kesayanganmu itu selemah manusia biasa. Jadi tidak akan sulit untuk menghabisinya.”

Alverd menggertakkan giginya menahan amarah. “Dasar bedebah!!” Dia hendak membunuh Frenzy, namun Alester segera menahannya.

“Tenang, Ayahanda. Jika kita bertindak gegabah, Luna bisa dalam bahaya,” kata Alester dengan serius, padahal dia sendiri kini sedang menahan amarah yang akan meluap.

“Alester, tapi adikmu--”

“Tuan Arod, ada kabar buruk!”

“Ada masalah apa?!” tanya Frenzy kesal.

“Nona, Nona Luna menghilang!” kata vampir wanita itu dengan panik.

“Apa?!” Steward, Frenzy, dan Arthur tampak terkejut dengan ucapan vampir wanita itu.

“Sialan! Siapa yang berani mengkhianatiku dan membantu gadis itu?!” tanya Frenzy geram.

Vivian hanya diam dan melirik keluarga Courn yang tampak sangat khawatir, raut wajahnya tak berubah sama sekali. Dia kembali menatap Frenzy. “Ayahanda, apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“Vivian?? Kau juga di sini?” tanya Frenzy yang baru sadar dengan keberadaan Vivian.

“Vivian memaksa ikut karena khawatir dengan keselamatan Ayahanda,” kata Arthur jujur.

(✯✯✧✯✯)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!