‘Kelas lebih melelahkan dari yang kupikirkan.’ Luna meregangkan otot-otot bahunya, dia membuka pintu asrama.
Luna yang hendak masuk langsung terhenti saat melihat Lethean yang duduk manis di sofa ditemani beberapa buku. “Oh, kau di sini?” tanyanya basa-basi, dia berjalan masuk dan membuka lemari.
Sementara Lethean, pria itu hanya berdehem sebagai jawaban. Tatapannya tak pernah lepas dari buku yang dibacanya.
“Kau itu selalu saja bersikap dingin.” Luna mengambil beberapa kartu, dia kemudian memasukkannya ke saku seragamnya. Luna melirik Lethean yang tampak sangat serius membaca, dia yang kepo berjalan mendekat. “Kau sedang membaca apa sih?” tanyanya berdiri di belakang sofa. “Ah, sejarah Klan Serigala ya?”
Mendengar penuturan Luna, Lethean sontak menoleh. “Kau mengerti?”
Luna menatap bingung. “Maksudmu?”
“Buku ini ditulis dengan huruf kuno,” jelas Lethean dengan singkat.
Luna hanya ber-oh ria. “Lalu?”
Lethean berdecak, dia menutup buku di tangannya. “Tidak banyak orang yang bisa menafsirkan buku kuno, bahkan di antara para Profesor pun tidak banyak yang mengerti.”
“Oh, begitu ya.” Luna berjalan mengelilingi sofa, dia kemudian duduk di samping Lethean dan mengambil salah satu buku yang tergeletak di meja, Luna membuka buku itu dan membacanya. “Memangnya kenapa dengan sejarah Klan Serigala?”.
“Aku sedang mencari sesuatu.”
“Sesuatu?” Luna menoleh ke arah Lethean dengan bingung. “Mencari apa?”
“Kau tidak usah tau!” Lethean merebut buku di tangan Luna dan meletakkannya kembali ke meja. “Jika tidak mengerti tidak usah baca!”
Luna berdecak. “Aku mengerti! Lagipula sejarah vampir juga ditulis dalam aksara kuno!”
Lethean terdiam, dia menatap Luna dengan raut tak terbaca. “Setiap klan memiliki tulisan kuno yang berbeda-beda, bagaimana kau bisa membaca dua buku dari dua klan yang berbeda?”
Luna tertegun, dia baru sadar dengan perbedaan huruf dalam buku sejarah Klan Serigala dan milik Klan Vampir. ‘Bodoh, bodoh, bodoh! Kamu sangat bodoh Luna!’
“Kenapa tidak menjawab?”
Luna menunduk dengan raut sedih. “Kau tau? Di keluarga Co-- Eastern, kami para anak dipaksa untuk mengetahui semua hal tentang dunia, kami dituntut untuk sempurna dalam segala hal, jika kami tidak bisa. Maka kami akan dihukum.”
“Dihukum?”
“Iya,” kata Luna gusar. “Setiap kami melakukan kesalahan, kami akan dikurung di sebuah kandang kecil dan dibiarkan terkena sinar matahari. Tanpa air ataupun makanan, siapapun yang membantu kami akan dihukum cambuk. Itu sebabnya..”
“Sampai separah itu??” tanya Lethean cukup terkejut.
“Benar,” gumam Luna. ‘Aku tidak berbohong, aturan itu ada di keluarga Arod, keluarga Vampir jahat itu benar-benar tidak berbelas kasih sama sekali! Mereka berpikir, anak hanyalah alat. Sungguh menjijikkan! Jika saja Ibunda masih hidup, beliau pasti akan menghancurkan Klan itu dengan cepat. Tapi aku harus bersabar, kekuatanku belum seutuhnya dipulihkan.’
“Keluarga sialan!”
Luna tersadar dari lamunannya.
“Luna, bawa aku menemui keluarga Eastern! Tidak ada yang boleh membuat aturan seperti itu di kerajaan ini!” kata Lethean yang tiba-tiba menjadi banyak bicara.
“Eh.. boleh saja sih, tapi..”
“Tidak ada tapi-tapian! Aku harus melihat secara langsung seberapa hebat keluarga Eastern itu.”
✯✯✧✯✯
‘Cih, apa-apaan! Dia ini seorang pangeran atau pencuri??’ batin Luna menggerutu, dia dan Lethean kini berhasil keluar akademi secara diam-diam hanya untuk ke kediaman Eastern, lebih tepatnya, kediaman Courn.
Keduanya terus berjalan menelusuri hutan yang lebat.
“Kau yakin membawaku ke arah yang tepat?”
“Kau meragukanku yang seorang Putri Keluarga Eastern??” tanya Luna tersinggung.
“Tidak, hanya saja.. tidak mungkin ada yang tinggal di tengah hutan.”
“Keluarga Eastern terpisah dari dunia luar, itu sebabnya tidak ada yang tantang keluarga kami. Bahkan kekaisaran sekalipun, itulah yang membuat keluarga Eastern jadi bertindak semena-mena.”
Lethean tak bertanya lagi, dia kini hanya fokus mengikuti Luna hingga akhirnya. Terlihat sebuah kediaman yang sangat indah nan besar.
Luna berjalan masuk memasuki pekarangan kediaman, setiap pelayan yang melihatnya langsung membungkuk dan menyapa Luna dengan penuh kehormatan.
Luna memasuki kediaman dan berjalan lurus melewati lorong diikuti Lethean yang kini seperti anak ayam.
“Selamat datang kembali, Nona Luna,” sapa seorang pelayan yang kebetulan berpapasan dengan Luna.
“Di mana Ayahanda?”
“Tuan besar saat ini sedang berada di ruang kerjanya, Nona. Sepertinya, Tuan besar sedang sibuk. Jadi saya harap Anda tidak menganggu beliau.”
Luna terdiam sesaat, dia mengangguk. “Beritahu aku kalau Ayahanda sudah tidak sibuk.” Luna menarik Lethean pergi, dia kemudian memasuki sebuah ruangan. Setelah Lethean masuk, Luna segera menutup pintu dan menguncinya. Dia menghela napas lega.
Sementara Lethean, Pria itu dengan santainya duduk di sofa
Luna menoleh ke arah Lethean, dia berdecak. “Kau bisa seenaknya begitu ya!”
“Memangnya kenapa?”
Luna kembali berdecak. “Tunggu di sini.” Dia membuka pintu dan berjalan keluar, Luna kembali menutup pintu dan bersandar. Dia melirik ke arah kiri. “Kak Charles..”
“Kau masih berani pulang??” tanya Charles sinis.
Luna melirik ke pintu, dia berjalan ke arah Charles dan menarik pria itu menjauh. Luna menariknya masuk ke sebuah ruangan dengan cahaya minim. “Apa yang kau lakukan di sini??”
“Menurutmu?” Charles menyeringai. “Apa mangsa itu--”
“Jangan berani menyentuhnya atau tanganmu akan kupatahkan!” ancam Luna dengan tatapan dingin.
“Hei, hei. Kenapa kau masih bersikap dingin?” tanya Charles santai, dia seolah melupakan permusuhannya dengan Luna. “Apa kau membawa mangsa itu untuk Ayahanda? Kalau begitu, biarkan aku menci--” Lengan Charles langsung terpotong dan membuatnya tak lagi melanjutkan ucapannya, dia melirik lengannya yang pulih dengan sangat lambat. Charles menatap Luna dengan kening berkerut. ‘Kekuatannya semakin kuat saja, dia bahkan bisa memperlambat regenerasiku, sial!’
“Jangan berani menyentuhnya, Kak.” Luna membakar tangan Charles yang putus dengan api berwarna hitam. “Jika kau tidak ingin dalam masalah.”
Tangan Charles segera pulih tepat setelah Luna membakar tangannya yang putus, dia menggertakkan tangannya yang sedikit kaku. “Sial, kau jadi lebih hebat padahal kau berada di dunia manusia.”
Luna menyeringai. “Kau seharusnya sadar, Charles. Kau itu tidak akan bisa menyamaiku meski berusaha sekeras apapun, jadi lupakan saja.” Dia berbalik dan berjalan keluar, Luna berhenti sesaat. Dia melirik Charles. “Beritahu Alester juga, jika berani menantangku. Maka kalian akan kukorbankan di keluarga Arod. Jadi berhati-hatilah.” Luna kembali melangkah keluar sambil melambaikan tangannya.
Sementara Charles, pria itu menggertakkan giginya menahan amarah. Tangannya terkepal erat hingga memperlihatkan bayangan dari tulang-tulang di tangannya. ‘Luna sialan!! Lihat saja nanti, aku pasti akan membuatmu menyesal karena meremehkanku!’
✯✯✧✯✯
“Kau darimana saja?” tanya Lethean saat melihat pintu terbuka.
Luna berjalan masuk. “Aku bertemu Kakakku.”
“Lalu Kenapa ada lebam di wajahmu?”
Luna berjalan ke arah lemari, dia membukanya dan mengeluarkan kotak obat. “Hanya pertengkaran kecil, kami memang tidak pernah akur.”
“Lalu kenapa di keningmu ada plaster?”
“Tidak sengaja jatuh lalu menabrak tembok, Profesor bilang lukanya tidak parah. Makanya hanya di plaster.”
(✯✯✧✯✯)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments