6

“Wah, kau terlihat sangat manis dengan seragam akademi!” kata Alysha heboh. “Seragamnya seolah dibuat khusus untukmu, keren!”

“B-benarkah?” Luna menggaruk tengkuknya canggung. ‘Bukankah dia terlalu berlebihan?’

“Iya, kamu sangat manis! Bagaimana kalau kita ke kafetaria dulu sebelum ke kelas? Poin untuk murid baru ada 100, jadi kau bisa membeli beberapa makanan. Ayo!” Tanpa menunggu jawaban Luna, Alysha langsung menarik gadis itu keluar dari asrama dengan cepat.

“A-tolong jangan tarik tanganku!”

Sementara itu, di dalam asrama. Raven menatap kepergian kedua gadis itu dengan melongo. “Sejak kapan mereka jadi akrab?” tanyanya pada Lethean sambil menunjuk ke arah pintu.

“Entah,” jawab Lethean jelas dan datar, dia memperbaiki posisi dasinya.

“Bukankah Luna itu cantik?” Raven duduk di kasurnya yang berada di tingkat pertama. “Seperti yang dikatakan Alysha, Luna sangat manis dengan seragam akademi kan?”

Tidak ada balasan apapun, Raven berdecak. “Setidaknya jawab pertanyaanku!”

“Entahlah,” jawab Lethean seadanya, dia tidak begitu tertarik dengan murid-murid baru di akademi. Entah itu Luna, ataupun gadis lain. Mereka hanya akan berusaha mendekatinya ketika tahu kalau dia adalah seorang pangeran.

“Huh, kau selalu saja bersikap dingin.” Raven berdiri dari duduknya, dia berjalan pergi dengan sebelah tangan melambai. “Dah.. aku ke kelas duluan.”

“Ya.”

✯✯✧✯✯

“Hay Alexa!” Alysha berdiri dari duduknya dan melambaikan tangan dengan senyuman manis.

Alexa, gadis yang mengantar Luna kemarin berjalan ke arah keduanya dan duduk di samping Alysha. “Tumben kau datang sepagi ini.”

“Iya, aku ingin mengajak Luna untuk menikmati makanan di kafetaria,” jawab Alysha penuh semangat.

Alexa melirik Luna datar, dia kembali menatap Alysha. “Kau sudah sangat akrab dengannya ya.”

“Iya, soalnya Luna itu baik dan dia mengerti yang kukatakan!”

“Ah.. mengerti yang kau katakan ya?” gumam Alexa sambil melirik Luna yang tengah menatap menu dengan serius. “Apa kau bisa membaca? Kuharap kau bisa mengerti tulisan di menu itu,” katanya dengan sinis.

“A--”

“Tenang saja, aku mengerti semua yang tertulis jadi kau tidak perlu menjelaskan apapun.” Luna menutup menu di tangannya dan menatap Alexa dengan senyum tipis, dia mengalihkan pandangannya ke arah Alysha. “Kau ingin memesan apa?”

“Aku ingin Sandwich, bakpao, manju. Sementara untuk minumannya aku ingin jus buah rasa stroberi!”

“Kau suka dengan semua itu?”

“Iya! Aku sa~ngat suka!”

Luna tertawa kecil. “Baiklah, mari kita pesan semuanya.”

Alexa berdecak, dia membuang muka. ‘Kenapa dia sok hebat sekali di depan Alysha?! Dia pikir, peralatan di akademi sama seperti peralatan di rumahnya itu. Huh, lihat saja, kau pasti akan mempermalukan dirimu sendiri!’

Alysha berdiri dari duduknya dan berjalan ke kursi Luna, dia duduk di sampingnya. “Apa kau tahu cara menggunakannya?”

“Em, ini cukup rumit dari yang kupikirkan.”

“Sini kuajari, menu ini terbuat dari layar sihir. Kau cukup menekan makanan yang kau mau seperti ini.” Alysha menekan salah satu menu. “Dan kemudian kau bisa memilih apa isian dari makanan atau minum yang kau mau, seperti ini. Aku memilih stoberi untuk jusku. Setelah itu tinggal tekan ini dan makananmu akan disiapkan.”

“Wah, semudah itu ya? Kau sangat hebat, Alysha!”

“Hahaha, tidak juga kok.” Alysha menggaruk tengkuknya malu. “Aku juga sama sepertimu saat pertama kali masuk ke akademi, aku bahkan langsung masuk ke dapur saat pertama kali dan memesan makanan.”

“Wah, sungguh?? Apa kau tahu bagaimana...”

Alexa menatap dingin Luna, sikapnya yang sok manis membuat Alexa ingin membakar Luna sampai menjadi abu.

Tiba-tiba, suara bel berbunyi dengan nyaring.

“Apa sudah waktunya masuk kelas?”

“Bukan,” kata Alysha serius. “Alarm ini menandakan ada bahaya yang mendekati akademi.” Dia berdiri dan menatap Luna. “Tetaplah di sini bersama murid-murid yang lain, aku dan Alexa akan melihat keadaan.”

“Tapi, aku juga ingin ikut.”

“Ini terlalu berbahaya, kau juga tidak begitu kuat. Jadi tetaplah di sini!”

Luna diam sesaat, dia menatap Alysha penuh keyakinan. “Jika begitu, tolong panggil aku jika keadaannya benar-benar darurat.”

“Ya, ayo kira pergi!” Alysha berjalan menjauh dengan langkah cepat bersama Alexa, bukan hanya mereka. Tapi seluruh murid yang berada di kafetaria berjalan ke arah yang sama dengan tergesa-gesa.

Luna berdiri diam di tempatnya, dia menatap kepergian keduanya dengan tatapan dingin. Luna menutup matanya. ‘Phoe..’

“Master, apa yang Anda perlukan?”

‘Cari tahu apa yang terjadi, jika memungkinkan bantu mereka.’

“Bantu.. mereka? Maksud Anda membantu manusia?? Tapi mengapa?”

‘Kau tidak perlu mempertanyakan perintahku, segera lakukan!’

Phoe diam sesaat. “Saya mengerti, Masterku~”

✯✯✧✯✯

Profesor.”

“Alexa, Alysha. Syukurlah kalian datang, segera bantu murid-murid yang lain!” kata Profesor Zoya, raut wajahnya kini jauh dari kata lembut.

“Baik!” kata Kedua gadis itu sigap, mereka segera keluar dari akademi dan membantu murid-murid yang sudah menyerang goblin.

Alexa membakar banyak goblin dengan sihir lava miliknya, meski memiliki sihir lava langka. Namun Alexa yang hanya bisa menggunakan 30% kekuatan dari sihir, membuatnya berada di kelas B1.

Sementara Alysha, gadis itu tengah sibuk menyerang para goblin dengan pisau anginnya yang tak terlihat.

Keduanya terus menyerang hingga punggung keduanya saling bersentuhan.

“Sialan! Para goblin ini tidak ada habis-habisnya!” kata Alexa kesal.

“Kau benar, jika terus seperti ini. Kita pasti akan kalah, banyak murid-murid yang sudah kehabisan tenaga juga. Kita harus segera menyelesaikan pertarungan ini atau kita akan dirugikan.”

“Badai pasir.”

Tiba-tiba, sebuah angin kencang menerpa disertai pasir yang terangkat dari tanah. Badai itu menutupi pandangan semua orang, namun anehnya. Badai itu hanya mengelilingi para Goblin dan tidak mengenai satupun murid yang menyerang para Goblin.

“Apa yang--”

“Serang sekarang!”

Alysha menoleh ke asal suara, dia melihat Luna yang berdiri di atas tembok dan tampak mengontrol badai.

“Aku tidak bisa membuat badai ini bertahan lebih lama!” teriak Luna yang tampak kesusahan.

Alysha dan murid-murid lain tersadar dari kekaguman mereka, semua murid termasuk Alexa segera menyerang para Goblin yang kalang kabut.

“Master, apa akting Anda tidak berlebihan?”

‘Berlebihan dari mana?? Ini sempurna, ok! Lagipula, aku harus berakting seperti ini karena sudah turun tangan. Sial, kenapa Ayah harus mengirimku ke kelas C sih?! Ah sudahlah, hentikan saja badainya. Jika terlalu lama, maka aku juga akan kerepotan.’

Badai pasir itu mulai menurun.

Luna berpura-pura terkejut, dia seolah berusaha mempertahankan sihirnya hingga mimisan. Padahal, dia sedang berusaha untuk menghilangkan badai pasir dengan cara senatural mungkin.

Badai pasir tiba-tiba menghilang, tepat saat itu. Luna langsung berlutut di atas tembok dengan napas tersengal-sengal. ‘Sial, ternyata serumit ini menghilangkan badai pasir dengan pelan. Kupikir, akan lebih mudah menghilangkannya. Ternyata lebih sulit dari memunculkan badai!’

(✯✯✧✯✯)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!