2

“Ha-hahahaha!”

Luna menatap bingung wanita di depannya.

“Bisa-bisanya kau menggunakan sihir dan menyulap hewan bodoh itu! Hey, Luna palsu. Kau itu tidak bisa membuktikan apapun dengan hewan sialan itu! Jika kau benar-benar Luna yang asli, kenapa kau tidak menunjukkan wujud aslimu?” tantang wanita itu.

“Untuk apa? Aku juga tidak akan mendapat keuntungan apapun.”

“Bukan tidak mendapat keuntungan, tapi kau bisa membuktikan kalau kau itu Luna yang asli. Ah, apa jangan-jangan, kau takut karena tidak bisa meniru aku?” tanya wanita itu sembari menutup mulutnya pura-pura terkejut, padahal tatapannya jelas-jelas memandang rendah Luna.

“Daripada merendahkanku, bagaimana kalau kau yang duluan berubah menjadi Luna?”

“Kau! Bilang saja kalau kau ingin meniruku kan!” kata wanita itu sedikit berkeringat.

“Meniru? Aku tidak ada waktu untuk itu! Serahkan dirimu saat aku masih bersikap baik, karena ketika malam tiba. Maka kau bisa saja kuhabisi loh, peniruku,” tekan Luna di akhir kalimatnya, dia melirik langit yang mulai berwarna oranye.

“Huh, mencoba mengancamku? Kau terlalu lemah!”

“Fufufu, lemah? Kita lihat saja nanti, siapa yang lemah dan... siapa Luna yang asli.” Luna mengangkat dagunya tinggi, dia menatap remeh wanita di hadapannya. ‘Mencoba menyamar menjadi aku? Kau tidak layak!’

Keringat wanita itu semakin bercucuran, dia selalu sesekali melirik ke arah langit. ‘Jika dia benar Nona Luna bagaimana? Aku pasti akan dihabisi! Tidak, tunggu! Tidak mungkin Nona Luna akan ke kawasan ini sendirian.’ Wanita itu tersenyum penuh kemenangan meski masih ada rasa ragu di hatinya. ‘Aku yakin gadis ini hanya menggertak saja!’

“Tik, tok, tik, tok,” kata Luna berulang kali, dia menunjuk ke langit. “Waktu terus berjalan loh, aku tidak perduli kau dari klan mana. Tapi jika berani meniruku maka kau harus mati.”

“Ha-berhenti mengancamku, sialan! Kau pikir, kau siapa berani-beraninya mengancamku dengan hewan sialanmu itu!”

“Aku tidak mengancammu, bodoh! Aku hanya memberi peringatan, karena waktu terus berjalan.”

“Hng, ancaman pura-puramu--”

“Apa yang terjadi di sini?? Beraninya kalian membuat kekacauan di kawasanku!”

Semua orang menoleh ke asal suara kecuali Luna, gadis itu malah bersedekap dada dengan sebelah tangan mengusap Phoe (Phoenix).

“Tuan Clay.”

Para serigala itu langsung menjadi manusia dan berlutut dengan sebelah kaki sebagai tumpuan, mereka menunduk.

‘T-tuan Clay?!’ Wanita itu menatap kaget.

“Ada keributan apa ini?” Pria itu tampak berumur 23 tahun padahal umurnya sendiri sudah lebih dari seratus tahun.

“Tuan Clay, ada orang lain yang menyamar jadi Nona Luna.”

“Menyamar jadi Nona Luna?? Beraninya orang itu! Siapa dia?!”

Pria tadi menunjuk ke arah Luna yang tampak santai sambil mengusap Phoe.

Luna yang menyadari dirinya di tatap segera menoleh dengan senyum manis. “Ah, Clay. Sudah lama tidak bertemu, kau baik-baik saja?”

Mata Clay terbelalak kaget, dia langsung berlutut dengan sebelah kaki sebagai tumpuan. “Nona Luna!”

“A-apa??” tanya mereka kaget, mereka menatap Luna yang kembali menoleh ke arah Phoe sambil mengusap sang Phoenix api.

Sementara wanita yang menyamar jadi Luna langsung mundur ketakutan. ‘N-nona Luna?! Jadi dia benar-benar Nona Luna!’

“Kenapa Anda tidak memberitahu kami jika Anda ingin berkunjung? Kami bisa menyiapkan segalanya untuk Anda--”

“Hahaha, kau tidak perlu sekaku itu. Clay, aku hanya kebetulan berkunjung karena memerlukan sesuatu.”

“Ya! Apa itu Nona? Jika kami bisa membantu, kami akan membantu sekuat tenaga kami!”

“Ah, sebelum itu. Aku ingin meminta penjelasan.” Luna menoleh ke arah wanita yang ingin melarikan diri, raut wajahnya berubah datar. “Kenapa bisa dia menyamar sebagai aku dengan tak tahu malunya?? Terlebih lagi, para anak buahmu itu...”

“Maafkan saya, Nona. Saya tidak mendidik mereka dengan baik! Saya akan menerima hukuman apapun dari Anda, dan soal wanita itu.” Clay melirik wanita itu sekilas. “Anda bisa melakukan apapun padanya.”

“A-apa?? Tunggu, aku--”

“Wah, kau baik sekali,” kata Luna dengan senyum cerah, dia mengangkat sebelah tangannya. “Phoe, sepertinya ada cemilan ringan untukmu.”

“T-tidak! Aku...” Wanita itu jatuh terduduk dengan raut cemas sekaligus takut setengah mati.

Phoe sedikit menunduk dan membuat Luna mengusap kepalanya, setelah itu. Phoe terbang ke arah wanita itu dan memakannya sampai tak tersisa.

“Kerja bagus, Phoe. Apa cemilannya enak?” tanya Luna saat Phoe kembali padanya, Phoenix itu hanya menganggukkan kepalanya. Dia melirik Para serigala itu tajam.

“Yang itu tidak boleh! Mereka klan serigala dan sebagai Putri pemimpin Klan Vampir, aku tidak akan membiarkanmu memakan klan lain sesukamu!”

Phoe menurut, dia menundukkan kepalanya dan membuat Luna tersenyum cerah. Dengan wajah menahan gemas, dia mengusap kepala Phoe.

“Anak baikku. Ah iya, aku hampir lupa,” Luna memukul kepalanya pelan, dia menoleh ke arah Clay. “Aku dengar ada rumput abadi yang baru kalian petik, apa kalian bisa memberikanku beberapa? Hanya 2 saja cukup.”

“Apa maksud Anda, Nona?? Semua yang ada di kawasan ini adalah milik Anda, bahkan jika Anda meminta semua rumput abadi itu. Saya akan langsung memberikannya dengan senang hati.”

“Tidak perlu, aku hanya meminta 2 rumput abadi. Jika para manusia itu tau aku mendapat banyak, maka identitasku akan dicurigai.”

“Ternyata begitu, saya mengerti. Saya akan segera menyiapkannya untuk Anda, silahkan masuk dan beristirahat sebentar.”

“Tidak perlu,” tolak Luna. “Sebentar lagi malam dan aku harus segera kembali, bawakan saja rumput abadi itu sekarang.”

“Saya mengerti.” Clay melirik ke anak buahnya, dia memberi kode dan membuat pria itu segera berlari pergi untuk mengambil rumput abadi.”

✯✯✧✯✯

“Luna, apa kau baik-baik saja? Kenapa kau baru kembali sementara hari sudah malam?” tanya Ariana sambil menghampiri Luna, dia mengecek keadaan gadis itu sebelum menghela napas lega.

“Maafkan aku kak, rumput abadi ini sangat sulit dicari. Bahkan setelah mencarinya selama setengah hari, aku hanya bisa menemukan dua saja.” Luna menatap keranjangnya dengan tatapan sedih.

“Itu bukan apa-apa, aku bersyukur karena kau tidak terluka. Lain kali jangan pulang malam dan membuatku khawatir, di malam hari. Para Vampir berinteraksi dan menghabisi manusia-manusia yang berada di luar, bahkan iblis pun sama. Kedua ras itu takut terhadap sinar matahari dan hanya bergerak di malam hari.”

Luna menganggukkan kepalanya mengerti. “Lalu apa Vampir dan Iblis tidak bisa masuk ke rumah?”

Ariana terdiam sesaat, tatapannya sangat sulit dijelaskan. “Tidak, Vampir dan Iblis bisa masuk ke dalam rumah. Mereka memangsa manusia yang tak bersalah dan pergi tanpa rasa kasihan ataupun rasa bersalah sedikitpun.” Dia mengepalkan tangannya. “Kedua klan itu... sangat menjijikkan!”

“Iya, aku pun berpikir sama.” Luna mengangguk setuju. “Para Vampir menghabisi manusia sesuka hati, padahal mereka bisa membeli darah dari orang miskin atau meminum darah hewan. Tapi mereka tidak berbelas kasih sama sekali. Mereka semua itu, tidak pantas dibiarkan hidup!”

(✯✯✧✯✯)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!