"Wow... perusahaan ini sangat besar!" Puji Aura sambil berbisik. Ia dan Lili sudah memasuki lobby kantor tempat Lili akan bekerja.
"Lili!" Panggil Robi sambil melambaikan tangan. Dengan setengah berlari ia menghampiri kedua wanita tersebut.
'Tampannya ayangku!' Puji Lili dalam hati. Ia terpesona dengan penampilan Robi. Saat memakai jas, kekasihnya itu terlihat sangat gagah sekali.
Aura menyenggol lengan sang teman. Lili malah melamun.
"Lili akan di tempatkan di bagian pemasaran. Kebetulan posisi itu sedang kosong!" Jelas Robi. Matanya melirik sejenak menjelaskan pada Aura. Ia tahu maksud wanita itu ikut. Bahkan sampai bela-belain izin tidak masuk kerja.
"Bang Robi kerja di bagian apa? Pemasaran juga?" Tanya Aura. Dilihat dari penampilannya sepertinya Robi punya jabatan yang tinggi. Mungkin manajer, makanya mudah saja Lili diterima.
"A... aku..." Robi jadi bingung mau menjelaskan atau tidak posisinya di perusahaan itu.
"Itu... aku karyawan di sini." Hanya itu jawaban Robi.
"Sudah waktunya bekerja. Aku akan membawa Lili ke tempat kerjanya." Robi mengalihkan pembicaraan sambil melihat arlojinya.
Aura mengangguk mengerti. "Lili... jika terjadi sesuatu, hubungi aku!"
"Baiklah. Kau tenang saja!" Jawab Lili dengan semangat. Bagaimana tidak semangat. Setiap hari ia akan bertemu pujaan hatinya.
"Bang Robi, tolong jaga Lili! Aku akan percaya padamu!" Ucap Aura dengan sorot mata tajamnya dan hal itu membuat Robi jadi terkekeh.
Ini tah sudah keberapa kali ia diancam wanita itu.
"Aku akan menjaga Lili dengan sepenuh hati. Menjaganya dengan jiwa dan ragaku!" Robi mulai menggombal.
Lili yang sudah salah tingkah, memukul dadda Robi dengan pukulan manja. Dan Aura merasa geli melihat keduanya.
"Aku pulang dulu!" Aura pamitan.
"Hati-hati, Ra."
Mereka pun berpisah, Aura berjalan keluar Lobi. Ia meraih ponsel dan memesan ojek yang akan membawanya pulang ke rumah. Segera sampai rumah dan seharian ini ia akan rebahan.
Saat menunggu kang ojek yang masih dalam perjalanan. Aura melihat pesan masuk.
Bara: selamat pagi
Bara: jangan lupa sarapan
Bara: semangat kerjanya ya
Aura tersenyum tipis membaca pesan tersebut. Pesan itu seolah menunjukkan perhatian.
'Seperti apa sih orangnya?' Aura jadi mulai penasaran dengan orang yang bernama Bara itu. Hampir setiap waktu mengirim pesan.
Bara juga ingin langsung bertemu. Padahalkan bisa saling mengirim foto. Minta kirim foto asli. Terus sudah beberapa kali mereka bicara lewat telepon, tapi tidak pernah video call-an. Padahal dari situ juga bisa melihat bagaimana wajah lawan bicaranya.
"Atas nama mbak Aura?" Tanya kang ojek yang sudah berada di depannya.
"Hah... iya, Bang!" Jawab Aura kaget. Kang ojek sudah sampai saja.
Beberapa saat berlalu, Aura telah sampai di rumah. Ia pun berbaring di kamar, melanjutkan rencana rebahan seharian
Baru juga mau terpejam, ponselnya berdering. Aura membuka matanya dan meriah ponsel itu.
Melihat nama penelepon, Aura langsung bangun dan duduk di tempat tidur. Ia membuang nafas terlebih dahulu, baru menjawab telepon itu.
"Ha-Halo."
"Halo, Aura."
"Iya."
"Apa kamu lagi sibuk?" Tanya Bara memastikan. Ia takut mengganggu pekerjaan wanita itu. Tapi tadi ia mendadak ingin mendengar suaranya, makanya mencoba menelepon.
"Tidak."
"Kamu lagi kerja?" Tanya Bara. Aura menjawabnya dengan singkat.
"Tidak. Aku izin tidak bekerja hari ini."
"Kenapa? Apa kamu sakit?" Tanya Bara kembali.
Ser...
Hati Aura kembali berdesir. Ucapan pria itu seperti mengandung listrik. Nada bicaranya seolah begitu mencemaskannya.
"Kirim alamat rumahmu, aku akan mengirimkan dokter ke sana!" Sambung Bara kembali. Aura tidak menjawab pertanyaannya, pasti wanita itu sedang menahan kesakitannya.
"Ti-tidak usah!" Tolak Aura cepat. "Aku tidak sakit. Aku izin tidak masuk kerja, karena ada urusan!" Jelas Aura.
Bara bernafas lega. Tanpa sadar ia sudah mengkhawatirkan wanita itu. "Oh, begitu!"
Sejenak hening, tak ada suara. Keduanya saling diam.
"Hmm." Bara berdehem sejenak, memecah keheningan itu.
"Nan-nanti sore kamu ke mana?" Tanya Bara.
"Nggak kemana-mana. Aku di rumah saja."
"Bagaimana jika sore ini saja kita ketemuannya?" Tanya Bara. Menunggu sampai hari minggu terlalu lama. Ia tidak sabar ingin bertemu wanita itu.
"Tapi hari minggu?" Aura ingat, mereka sudah sepakat.
"Kalau kamu bisa, sore ini saja. Takutnya hari minggu hujan." Alasan Bara yang langsung diruntukinya. Alasan macam apa itu. Sudah basi terlalu dibuat-buat lagi.
Aura jadi tersenyum, ada saja alasan pria itu. "Baiklah!"
"Kita ketemu jam 4 saja, nanti aku kirim lokasi kita bertemu."
"Iya, Baiklah."
"Sampai jumpa nanti sore ya. Selamat siang."
"Selamat siang juga."
Setelah percakapan singkat itu berakhir, Aura kembali berbaring. Menatap langit-langit kamarnya.
"Kenapa dia begitu semangat ingin bertemu? Apa dia sedang mencari mangsa?"
Kepala Aura mulai memikirkan yang tidak-tidak. Lalu ia memukul kepalanya dengan pelan.
"Tadi setuju-setuju saja! Sekarang mikirnya begini begitu!" Aura jadi mengoceh sendiri.
"Apa aku kena hipnotis?!" Aura jadi merinding. Tadi saat mendengar suara pria itu, ia malah merasa nyaman dan jadi menurut saja. Sekarang seperti baru sadar.
'Semoga dia bukan pria jahat!' harapnya.
Sementara di ruangannya, Bara tersenyum sejenak. Setelah mendengar suara itu, hatinya jadi tenang. Suara wanita itu seperti magic.
'Ok! Ayo kita selesaikan dan segera pulang!' Bara pun mengerjakan tanggung jawabnya.
Saat jam makan siang tiba, Robi mengetuk pintu. Ia akan bertanya, mau makan di mana pria itu.
"Bi, aku ada urusan mendesak. Jadi aku tidak akan kembali ke kantor setelah makan siang." Ucap Bara memberitahu.
"Kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Robi. Bara mendadak pulang cepat.
"Tidak ada yang sakit. Aku hanya ada urusan saja." Jawab Bara. Ia tidak mungkin memberitahu alasannya, jika mau menemui wanita kenalannya itu. Meski Robi yang sudah mendownload aplikasi itu.
Tapi, ia merasa gengsi dan belum yakin. Jika Aura itu wanita yang tidak jelas, Robi akan menertawakannya seumur hidup. Itu tidak boleh terjadi. Mending ini jadi rahasianya saja.
"Aku pergi dulu."Bara pun bergegas pergi.
'Mau ke mana dia?' Gumam Robi melihat Bara yang nampak tergesa-gesa. Seperti urusannya begitu sangat mendesak.
'Biarkan sajalah. Yang penting hari ini tidak lembur!' sorak Robi. Penjajah telah pergi.
\=\=\=\=\=\=
Sore itu Bara telah sampai di kafe tempat janjiannya dengan Aura. Duduk menunggu di salah satu tempat di sana. Katanya wanita itu sudah dalam perjalanan.
Bara melihat ponselnya, sudah 15 menit berlalu. Aura belum sampai juga. Mungkin kena macet di jalan.
Pria itu melihat ke arah pintu masuk kafe. Rata-rata yang masuk berpasangan. Aura tadi bilang, ia datang sendiri.
Mata Bara terpaku pada seorang wanita yang baru melewati pintu masuk kafe. Wanita yang tampak begitu bersinar. Dan dengan rambutnya yang tergerai, tampak cantik dan mempesona.
Dan hati Bara pun...
Deg...
Deg...
Deg...
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
umatin khuin
wow...silau dg kecantikan aura ya bara....namanya juga aura...bener2 terpancara auranya....
2024-09-07
1
Dwi Setyaningrum
nah kan deg deg ser Baranya hehehe cinta pada pandangan pertama dong🤭🤭
2024-07-13
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒌𝒔𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒂𝒔 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒖
2024-03-19
1