Bab 19 - Baper

Sudah hati berdebar-debar ditambah lagi wajah terasa seakan panas, karena tiba-tiba dipuji pria tampan di hadapannya itu.

Aura berusaha bersikap tenang dan jangan sampai salah tingkah. Malu dong jika dipuji begitu, ia sudah baper. Jadi harus menjaga image di depan pria itu.

"Namanya wanita ya cantik, kalau tampan itu pria." Jawab Aura sambil tersenyum tipis. Itulah tanggapan pada pujian tah sedang menggombal dari pria itu.

Bara mengulum senyum mendengar perkataan Aura. Wanita itu jadi membuatnya gemas.

"Tapi kamu memang cantik. Sangat cantik!" Mata Bara menatap Aura dengan berbinar. Bahagia sekali ia bisa bertemu dengan wanita itu.

Aura tak menanggapi dan memilih menghabiskan makanan. Pria itu pintar sekali menjawabnya. Bapernya kan jadi nggak selesai-selesai.

Setelah selesai makan, Bara menawarkan Aura beberapa hidangan penutup.

"Tidak. Aku sudah kenyang!" jawab Aura. Perutnya sudah tidak sanggup diisi lagi.

Bara mengangguk mengerti. Wanita memang begitu. Katanya sudah kenyang, padahal porsi makannya tidaklah banyak. Mungkin sedang diet. Tapi tubuh Aura kurus.

Mereka kembali saling diam. Tak lama bertanya jawab. Lalu kembali berdiam lagi. Waktu kebanyakan dihabiskan dengan diam-diaman.

'Kenapa aku jadi gugup?' Bara melihat wajah Aura. Wajah wanita itu tidak membuatnya bosan. Saat Aura melihat ke arahnya, Bara pun melihat ke arah lain. Mencuri-curi pandang.

"Kita pulang!" Bara melihat arlojinya. Sudah hampir pukul 6 sore. Aura pun mengangguk cepat.

Tak lama di parkiran. "Aku antar kamu ya!"

"Ti-tidak usah. Aku akan naik ojek saja!" tolak Aura.

"Tidak apa. Ini!" Bara memberikan helmnya. Ia tadi pergi mengendarai sepeda motor.

"Nanti ngerepotin. Rumahku jalannya mutar-mutar loh." Ucap Aura beralasan.

"Ya sudah, kita mutar-mutar yang penting sampai rumah." Jawab Bara. Ia sangat ingin mengantar Aura pulang.

Aura pun memakai helmnya dan Bara membantunya. Tatapan matanya sejenak menatap wajah tampan itu.

"A-aku bisa!" Aura pun melakukannya sendiri. Ia membuang wajah seraya menghembuskan nafas pelan. Lagi-lagi terpana padanya.

Bara jadi tersenyum. Saat akan naik ke sepeda motor, ia berbalik dan melihat Aura.

"Ke-kenapa?" tanya Aura bingung. Pria itu kembali melihatnya.

"Kenapa kamu pakai baju seperti itu?" tanya Bara seraya melepaskan jaket yang dipakainya. Aura memakai kaos berlengan pendek.

"Apa kamu tidak kedinginan?" Bara pun memakaikan jaket di tubuh wanita kenalannya itu.

Ser... Ser... Ser

Aura tidak kedinginan, tapi mendadak menghangat karena perlakuan pria itu. Perasaannya terus berdesir.

"Sudah dikancing itu!" ucap Bara setelah memakaikan jaket itu. Ia tidak mungkin mengancingnya. Jika nanti tidak sengaja mengenai sesuatu yang kenyal, ia bisa dianggap pria mesum yang kurang ajar.

Bara mulai tertarik dengan Aura. Jadi sedang mencari perhatian dan tidak boleh ada salah paham. Nanti wanita itu bisa menjauh darinya.

"Hah, I-iya!" Aura pun mengancingkannya, sambil menggerutu dalam hati. Karena keseringan terpana pada pria di hadapannya.

"Ayo!" Bara pun naik ke sepeda motornya.

Aura membuang nafasnya terlebih dahulu, baru naik ke sepeda motor itu.

'Kenapa duduknya begitu jauh?' batin Bara melihat Aura dari spionnya. Sengaja mengarahkan spion itu ke orang yang dibonceng.

"Sudah?" tanya Bara memastikan. Apa Aura sudah duduk tenang diboncengan?

"Iya." Jawab Aura. Ia sengaja duduk berjarak. Tak mau terlalu menempel dengan pria itu.

Di perjalanan, Bara mengajak bicara. Dan Aura...

"Hah... Apa?"

"Apa yang ketinggalan?"

"Apa? Satu tambah satu?" Aura berucap cukup keras.

Bara menghembuskan nafas panjang. Ia bilang apa, Aura tah jawab apa. Bagaimana bisa bicara nyambung, jika duduk mereka saja berjauhan begini.

"Nanti setelah lampu merah belok kiri!" ucap Aura kini memberitahu arah ke rumahnya.

"Apa?" tanya Bara. Ia akan mengerjai Aura.

"Setelah lampu mereka belok kiri!" Aura menaikkan nada bicaranya.

"Hah, Apa? Aku nggak dengar!" ucap Bara sambil mengulum senyum. Ia melirik Aura dari spion. Wanita itu seperti sedang mendumel dalam hati.

Aura pun jadi terpaksa mendekat. "Nanti setelah lampu merah belok kiri!"

Bara jadi geli saat hembusan nafas Aura mengenai telinganya. Suara lembut itu terasa menyejukkan.

"Oh, belok kiri. Karena banyak kenderaan, jadi kurang dengar kamu tadi bicara apa!" alasan Bara.

Kini Aura tidak duduk sampai ke ujung, hanya duduk dengan berjarak sedikit. Agar pria itu mendengar apa yang dikatakannya. Biar mereka tidak mutar-mutar.

"Sudah sampai. Berhenti di sini saja!" ucap Aura saat sampai di depan rumah orang. Sengaja berhenti di sana.

"Ini rumah kamu?" tanya Bara setelah menepikan motornya, ia menunjuk rumah itu.

Aura menggeleng. "Rumahku agak ke sana! Yang warna biru itu!" tunjuknya pada rumah orang. Tah rumah siapa, ia juga tidak tahu.

"Kenapa turun di sini? Biar aku antar saja sampai rumah." tawar Bara.

Aura menolak cepat. "Tidak usah! Di sini saja! Kost-an ku khusus wanita, pria tidak boleh masuk. Jadi sudah sampai sini saja mengantarnya. Terima kasih!" Ia berkata panjang lebar.

"Oh, Baiklah." Bara mengerti.

Wanita itu mengangguk. Bara menatapnya sejenak. Keduanya saling bertatapan. Dan Aura yang memutuskan tatapan itu.

"Ya, sudah. Aku pulang dulu!" ucap Bara kemudian.

"I-iya, hati-hati di jalan. Oh, ini helmnya!" Aura pun dengan cepat melepas helm dan memberikan pada Bara. Jangan sampai kelupaan.

"Pelan-pelan saja!" ucap Bara sambil merapikan rambut wanita itu yang agak berantakan.

Deg... Deg... Deg...

Hati Aura berdebar tidak menentu. Perlakuan pria itu membuatnya lemah. Hatinya lama-lama bisa meleleh juga kalau begini ceritanya. Pria bernama Bara itu sangat meresahkan.

"Sudah rapi dan makin cantik!" puji Bara dengan tulus.

"Sudah sana pulang!" Ucap Aura kemudian. Ia merasa wajahnya makin memanas.

"Aku pulang. Nanti malam aku akan meneleponmu!" ucap Bara kembali.

Aura mengangguk pelan. Ia melihat pria itu naik ke motor. Bara tersenyum sesaat padanya dan berlalu pergi.

"Huft..."

Begitu sepeda motor Bara tidak terlihat lagi, Aura menghela nafas berkali-kali. Memegangi wajahnya yang sudah panas. Baru kali ini, ia merasakan hal seperti ini pada pria yang baru bertemu.

Biasanya Aura bersikap biasa dan sewajarnya saja. Tapi dengan pria bernama Bara itu, ia tidak bisa biasa. Hatinya tidak bisa diajak kompromi.

'Apa aku tertarik padanya?' batin Aura. Tatapan pria itu tidak baik untuk hatinya.

Aura pun berjalan lalu memasuki gang. Lalu berjalan lagi melewati rumah orang. Berjalan lagi melewati gang tikus. Masuk ke gang lagi, lalu ke jalan besar. Kemudian masuk ke gang, gang, gang dan gang. Dan sampailah ia di rumahnya.

Tadi Aura memang sengaja meminta turun agak jauh dari rumahnya. Ia tidak mau pria itu mengantarnya sampai rumah.

'Huh... Sampai juga di rumah!' Aura kelelahan. Cukup jauh ia berjalan.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Tiur Lina

Tiur Lina

gang nya ada 5 🤣🤣

2024-10-11

0

Heryta Herman

Heryta Herman

masuk gang kluar gang,terus begitu..akhir kecapekan...

2024-08-08

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝑨𝒖𝒓𝒂 𝑩𝒂𝒓𝒂 𝒃𝒌𝒏 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒋𝒂𝒉𝒂𝒕 𝒌𝒐𝒌

2024-03-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Mendadak Janda
2 Bab 2 - Menurut
3 Bab 3 - Janda Kembang
4 Bab 4 - Alasan Perceraian
5 Bab 5 - Menjalani Hidup
6 Bab 6 - Mengajak Teman
7 Bab 7 - Tunggu Saja
8 Bab 8 - Mirip Bara
9 Bab 9 - Menolak Perjodohan
10 Bab 10 - Ada Syarat
11 Bab 11 - Hari Libur
12 Bab 12 - Kenangan
13 Bab 13 - Coba Saja
14 Bab14 - Wanita Asli
15 Bab 15 - Mulai Penasaran
16 Bab 16 - Ingin Bertemu
17 Bab 17 - Deg Deg Deg
18 Bab 18 - Kamu Cantik
19 Bab 19 - Baper
20 Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21 Bab 21 - Nakal
22 Bab 22 - Status
23 Bab 23 - Mulai Rindu
24 Bab 24 - Mendadak bertemu
25 Bab 25 - Tidak Tahu
26 Bab 26 - Aku Mencintaimu
27 Bab 27 - Demi Aura
28 Bab 28 - Aku Janda
29 Bab 29 - Ketinggalan
30 Bab 30 - Titisan Ultraman
31 Bab 31 - Bertemu Mantan
32 Bab 32 - Mantan Suami
33 Bab 33 - Tidak Peduli Status
34 Bab 34 - Bersamamu
35 Bab 35 - Sudah Berubah
36 Bab 36 - Nasi Goreng
37 Bab 37 - Hari Itu
38 Bab 38 - Tercipta Untukku
39 Bab 39 - Tidak Setuju
40 Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41 Bab 41 - Aku Hamil
42 Bab 42 - Omongan Dusta
43 Bab 43 - Teman Wanita?
44 Bab 44 - Ingin Kembali
45 Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46 Bab 46 - Ingin Tahu
47 Bab 47 - Sikap Bara
48 Bab 48 - Salah Sangka
49 Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50 Bab 50 - Aura Harus Tahu
51 Bab 51 - Seorang Janda
52 Bab 52 - Percaya Padaku
53 Bab 53 - Bara Menyebalkan
54 Bab 54 - Lamaran Ulang
55 Bab 55 - Rencana Evan
56 Bab 56 - Restui Kami
57 Bab 57 - Minta Bantuan
58 Bab 58 - Bertemu Evan
59 Bab 59 - Demi Mama
60 Bab 60 - Perdebatan
61 Bab 61 - Ternyata
62 Bab 62 - Deg Deg Deg
63 Bab 63 - Bukan Masalah
64 Bab 64 - Tetap Yakin
65 Bab 65 - Bucin
66 Bab 66 - Ketakutan Aura
67 Bab 67 - Sehari Bersamamu
68 Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69 Bab 69 - Begitu Menarik
70 Bab 70 - Omong Kosong
71 Bab 71 - Bikin Kesal
72 Bab 72 - KDRT
73 Bab 73 - Persiapan
74 Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75 Bab 75 - Agak Aneh
76 Bab 76 - Mulai Persiapan
77 Bab 77 - Foto Prewed
78 Bab 78 - Rencana Robi
79 Bab 79 - Kenangan
80 Bab 80 - Titipan Aura
81 Bab 81 - Masih Berharap
82 Bab 82 - Dipingit
83 Bab 83 - Memaksa
84 Bab 84 - Perkelahian
85 Bab 85 - Melindungi Aura
86 Bab 86 - Cari Kesempatan
87 Bab 87 - Diam-Diam
88 Bab 88 - Melepaskan
89 Bab 89 - Sah
90 Bab 90 - Perawan
91 Bab 91 - Terima Kasih
92 Bab 92 - Menuruti Istri
93 Bab 93 - Rasa Bahagia
94 Bab 94 - Berkunjung
95 Bab 95 - Menghindar
96 Bab 96 - Super Sabar
97 Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98 Promo
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Mendadak Janda
2
Bab 2 - Menurut
3
Bab 3 - Janda Kembang
4
Bab 4 - Alasan Perceraian
5
Bab 5 - Menjalani Hidup
6
Bab 6 - Mengajak Teman
7
Bab 7 - Tunggu Saja
8
Bab 8 - Mirip Bara
9
Bab 9 - Menolak Perjodohan
10
Bab 10 - Ada Syarat
11
Bab 11 - Hari Libur
12
Bab 12 - Kenangan
13
Bab 13 - Coba Saja
14
Bab14 - Wanita Asli
15
Bab 15 - Mulai Penasaran
16
Bab 16 - Ingin Bertemu
17
Bab 17 - Deg Deg Deg
18
Bab 18 - Kamu Cantik
19
Bab 19 - Baper
20
Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21
Bab 21 - Nakal
22
Bab 22 - Status
23
Bab 23 - Mulai Rindu
24
Bab 24 - Mendadak bertemu
25
Bab 25 - Tidak Tahu
26
Bab 26 - Aku Mencintaimu
27
Bab 27 - Demi Aura
28
Bab 28 - Aku Janda
29
Bab 29 - Ketinggalan
30
Bab 30 - Titisan Ultraman
31
Bab 31 - Bertemu Mantan
32
Bab 32 - Mantan Suami
33
Bab 33 - Tidak Peduli Status
34
Bab 34 - Bersamamu
35
Bab 35 - Sudah Berubah
36
Bab 36 - Nasi Goreng
37
Bab 37 - Hari Itu
38
Bab 38 - Tercipta Untukku
39
Bab 39 - Tidak Setuju
40
Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41
Bab 41 - Aku Hamil
42
Bab 42 - Omongan Dusta
43
Bab 43 - Teman Wanita?
44
Bab 44 - Ingin Kembali
45
Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46
Bab 46 - Ingin Tahu
47
Bab 47 - Sikap Bara
48
Bab 48 - Salah Sangka
49
Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50
Bab 50 - Aura Harus Tahu
51
Bab 51 - Seorang Janda
52
Bab 52 - Percaya Padaku
53
Bab 53 - Bara Menyebalkan
54
Bab 54 - Lamaran Ulang
55
Bab 55 - Rencana Evan
56
Bab 56 - Restui Kami
57
Bab 57 - Minta Bantuan
58
Bab 58 - Bertemu Evan
59
Bab 59 - Demi Mama
60
Bab 60 - Perdebatan
61
Bab 61 - Ternyata
62
Bab 62 - Deg Deg Deg
63
Bab 63 - Bukan Masalah
64
Bab 64 - Tetap Yakin
65
Bab 65 - Bucin
66
Bab 66 - Ketakutan Aura
67
Bab 67 - Sehari Bersamamu
68
Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69
Bab 69 - Begitu Menarik
70
Bab 70 - Omong Kosong
71
Bab 71 - Bikin Kesal
72
Bab 72 - KDRT
73
Bab 73 - Persiapan
74
Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75
Bab 75 - Agak Aneh
76
Bab 76 - Mulai Persiapan
77
Bab 77 - Foto Prewed
78
Bab 78 - Rencana Robi
79
Bab 79 - Kenangan
80
Bab 80 - Titipan Aura
81
Bab 81 - Masih Berharap
82
Bab 82 - Dipingit
83
Bab 83 - Memaksa
84
Bab 84 - Perkelahian
85
Bab 85 - Melindungi Aura
86
Bab 86 - Cari Kesempatan
87
Bab 87 - Diam-Diam
88
Bab 88 - Melepaskan
89
Bab 89 - Sah
90
Bab 90 - Perawan
91
Bab 91 - Terima Kasih
92
Bab 92 - Menuruti Istri
93
Bab 93 - Rasa Bahagia
94
Bab 94 - Berkunjung
95
Bab 95 - Menghindar
96
Bab 96 - Super Sabar
97
Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!