Bab 6 - Mengajak Teman

Di sebuah ruangan, seorang pria berdiri gagah sambil terus bicara. Suasana di ruangan itu terasa mencekam, pasalnya pria pemimpin rapat tersebut menunjukkan wajah yang sangat menyeramkan sekali. Sorot matanya juga sangat tajam setajam silet.

Setelah beberapa saat rapat pun berakhir, orang-orang pun bernafas lega. Pria itu sudah langsung melangkah keluar dan berjalan dengan cepat menuju ruangannya.

"Pak Bara, tunggu!" ucap asistennya yang mengikutinya dari belakang. Langkah pria itu sangat lebar sekali, ia jadi ketinggalan.

"Banyak pekerjaan yang harus segera aku selesaikan, Bi!" Jawab Bara saat masuk ke dalam lift. Ia akan menuju ruangannya di lantai 10.

Di dalam lift Robi hanya bisa menghela nafas. Beberapa tahun ini Bara sangat berbeda.

Temannya itu setelah ditinggal menikah, menjadi pria penggila kerja. Waktunya hanya digunakan untuk bekerja dan bekerja. Paling pulang ke rumah hanya untuk numpang tidur saja.

Robi menghembuskan nafas pelan, lihat saja begitu sampai ke ruangannya. Bara langsung memeriksa berkas yang menumpuk di meja. Melanjutkan pekerjaan seakan sedang dikejar waktu. Setidaknya istirahatlah sebentar untuk bernafas saja.

Robi memilih duduk di sofa saja, menyandarkan tubuhnya di sana. Tidak peduli Bara yang sudah melanjutkan bekerja. Ia mulai merasa letih. Hari ini sangat sibuk sekali.

Bara melirik sang teman yang merangkap sebagai asistennya itu yang sedang menekan-nekan ponsel. Robi terlihat senyum-senyum pada benda pipih tersebut. Tah apa yang menarik di sana.

Tok... tok... tok...

"Masuk." Jawab Bara pada orang yang mengetuk pintu ruangannya.

"Kalian belum pulang?" Tanya pria yang masuk. Ia melihat arloji yang sudah menunjukkan pukul 5 sore. Ia sengaja mampir ke kantornya Bara setelah dari kantornya.

Robi juga melihat arlojinya yang ternyata sudah menunjukkan pukul 5 sore. Ia menepuk jidatnya, mengira saat ini masih jam kantor. Nyatanya sudah berakhir sejam yang lalu.

"Belum, Van. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Kami akan lembur!" Jawab Bara dengan mata yang kini fokus pada berkas.

Robi membuang nafasnya dengan kasar. Setiap hari mereka selalu bekerja hingga pukul 7 malam. Selalu pulang ketika matahari sudah berganti bulan. Ketika dunia sudah gelap.

Selama 5 tahun ini, Robi tidak pernah melihat langit sore.

"Pak Bara, hari ini aku izin pulang cepat." Ucap Robi meminta izin.

"Mau ke mana kau?" Tanya Bara melihat temannya itu. Robi tidak sakit, ia tampak baik-baik saja.

"Aku ada urusan."

"Urusan apa?" Tanya Evan ikut nimbrung.

"Aku ada janji."

"Janji? Kau sudah punya kekasih?" Tanya Evan kembali. Selama ini yang ia tahu kedua temannya itu tidak punya waktu untuk menjalin hubungan. Ya, karena kesibukan mereka di kantor.

"Belum. Tapi aku kan harus sudah memiliki kekasih. Usiaku sudah tidak muda lagi. Aku harus segera menikah!" Jelas Robi. Selama 5 tahun jadi asistennya Bara, ia terus menyandang status jomblo. Jadi tidak mau selamanya begini.

"Memang ada yang mau denganmu?" Tanya Bara yang kini melihat ke arah temannya. Ia juga baru sadar, jika selama ini hanya sibuk dengan pekerjaan. Ini sudah 5 tahun semenjak sang mantan menikah.

Untuk melampiaskan sakit hati dan rasa kecewanya, Bara menjadi penggila kerja. Setiap hari pulang saat gelap.

"Aku mau bertemu kenalanku dari aplikasi." Ucap Robi kembali. Keduanya adalah temannya. Jadi ia akan bercerita.

"Baru mau ketemu?" Tanya Evan kembali.

Robi mengangguk. "Selama ini kami hanya teleponan dan berkirim pesan saja. Aku merasa nyaman mengobrol dengannya, jadi ingin bertemu dia." Ucap Robi sambil tersenyum.

"Nanti begitu bertemu kau kecewa!" Ucap Bara. Bisanya Robi merasa nyaman seperti itu pada wanita yang belum pernah ditemuinya.

"Benar, Bi. Zaman sekarang banyak wanita pakai-pakai filter gitu atau nanti wajah di foto sama aslinya beda. Karena selama ini memakai foto orang." Ucap Evan mengingatkan. Banyak kasus seperti itu sekarang.

"Tidak, kami sering bervideo call kok. Wajahnya asli. Dia cantik." Ucap Robi mengingat wajah wanita yang sering bervideo call dengannya.

"Oh ya?" Ledek Bara dan Evan bersamaan. Robi bisa-bisanya kasmaran dengan kenakan dunia mayanya.

"Nanti kau zonk, Bi!" Ledek Bara tersenyum mengejek.

Robi mendengus, keduanya malah meledeknya. Bukannya mendukung. Ia jadi menyesal setelah menceritakan pada mereka berdua.

"Makanya aku mau temui dia. Memastikan! Kalian mau ikut temani aku?" ajak Robi. Akan terasa canggung juga jika menemui wanita sendirian. Mana selama 5 tahun ini, ia tidak pernah dekat dengan wanita. Lantaran mengikuti Bara yang bekerja untuk melupakan mantan.

Kedua temannya itu menggeleng cepat. Mereka menolak.

"Katanya dia bawa temannya. Masa aku sendirian ketemu mereka." Robi mencari kawan.

Tetap juga Bara dan Evan menggeleng.

"Bar, ayolah!" Ajak Robi. Bara sama dengannya sedang jomblo juga.

"Pergilah! Aku banyak pekerjaan, Bi!" Bara pun menolak. Ia tidak punya waktu menemani Robi bertemu wanita kenalannya itu. Lebih baik memilih menyelesaikan pekerjaannya, dari pada berurusan dengan wanita lagi.

"Ayo, Van!" ajak Robi pada temannya yang satu lagi. Bara menolak kini harapannya hanya dengan Evan saja.

"Aduh... maaf, Bi. Aku nggak bisa!" Tolak Evan juga.

"Kau mau ke mana? Kau kan baru putus juga. Temani aku, mana tahu kau cocok dengan temannya itu. Jadi kita bisa ngedate bareng!" Bujuk Robi kembali. Ia harus punya teman untuk menemui wanita itu. Mana wanita kenalannya itu bawa kawan lagi.

"Aku ada urusan! Kau pergi saja sendiri!" tolak Evan. Ia sedang malas berurusan dengan wanita. Setelah perceraian dengan Aura, kisah cintanya tidak berjalan mulus. Bahkan sampai sekarang ia belum menikah lagi.

Robi kesal. Kedua temannya itu sibuk tak menentu. Menemaninya sebentar saja tidak mau.

"Sudahlah, kau temui saja sendiri! Semoga sukses!" Timpal Bara mendukung temannya itu.

"Semoga memang wanita yang kau temui!" sambung Bara masih sempat meledek temannya itu. Pasti temannya itu akan zonk.

Evan jadi tertawa. Benar juga yang dikatakan Bara. Bisa jadi selama ini kenalan Robi itu wanita jadi-jadian.

"Kalian ini!" Robi kesal. Kedua temannya itu sudah tidak mau menemaninya, malah mengatakan hal yang tidak-tidak.

"Aku pulang!" Robi pun keluar. Ia tidak mau mendengar ledekan kedua temannya lagi. Ia akan menemui wanita itu. Dan nanti akan ditunjukkan pada keduanya, jika wanita kenalannya itu wanita asli.

"Ngambek dia!" Evan menggeleng melihat Robi yang sudah pergi.

"Biarkan saja! Nanti malam kita dengar cerita dia!" ucap Bara lalu kembali pada pekerjaannya lagi.

"Bar, aku pulang." ucap Evan.

"Kau mau menyusul Robi?" tanyanya.

"Tidak. Aku mau pulang ke rumah. Ngapain aku di sini? Temani kau lembur? Ogah lah!" Evan mau istirahat di rumah saja.

"Aku pergi!" Evan pun melangkah pergi.

.

.

.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒃𝒆𝒓𝒂𝒓𝒕𝒊 𝒚𝒈 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒎𝒖 𝑳𝒊𝒍𝒊 𝒊𝒕𝒖 𝑹𝒐𝒃𝒊 𝒅𝒐𝒏𝒌 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕 𝑬𝒗𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝑩𝒂𝒓𝒂

2024-03-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Mendadak Janda
2 Bab 2 - Menurut
3 Bab 3 - Janda Kembang
4 Bab 4 - Alasan Perceraian
5 Bab 5 - Menjalani Hidup
6 Bab 6 - Mengajak Teman
7 Bab 7 - Tunggu Saja
8 Bab 8 - Mirip Bara
9 Bab 9 - Menolak Perjodohan
10 Bab 10 - Ada Syarat
11 Bab 11 - Hari Libur
12 Bab 12 - Kenangan
13 Bab 13 - Coba Saja
14 Bab14 - Wanita Asli
15 Bab 15 - Mulai Penasaran
16 Bab 16 - Ingin Bertemu
17 Bab 17 - Deg Deg Deg
18 Bab 18 - Kamu Cantik
19 Bab 19 - Baper
20 Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21 Bab 21 - Nakal
22 Bab 22 - Status
23 Bab 23 - Mulai Rindu
24 Bab 24 - Mendadak bertemu
25 Bab 25 - Tidak Tahu
26 Bab 26 - Aku Mencintaimu
27 Bab 27 - Demi Aura
28 Bab 28 - Aku Janda
29 Bab 29 - Ketinggalan
30 Bab 30 - Titisan Ultraman
31 Bab 31 - Bertemu Mantan
32 Bab 32 - Mantan Suami
33 Bab 33 - Tidak Peduli Status
34 Bab 34 - Bersamamu
35 Bab 35 - Sudah Berubah
36 Bab 36 - Nasi Goreng
37 Bab 37 - Hari Itu
38 Bab 38 - Tercipta Untukku
39 Bab 39 - Tidak Setuju
40 Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41 Bab 41 - Aku Hamil
42 Bab 42 - Omongan Dusta
43 Bab 43 - Teman Wanita?
44 Bab 44 - Ingin Kembali
45 Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46 Bab 46 - Ingin Tahu
47 Bab 47 - Sikap Bara
48 Bab 48 - Salah Sangka
49 Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50 Bab 50 - Aura Harus Tahu
51 Bab 51 - Seorang Janda
52 Bab 52 - Percaya Padaku
53 Bab 53 - Bara Menyebalkan
54 Bab 54 - Lamaran Ulang
55 Bab 55 - Rencana Evan
56 Bab 56 - Restui Kami
57 Bab 57 - Minta Bantuan
58 Bab 58 - Bertemu Evan
59 Bab 59 - Demi Mama
60 Bab 60 - Perdebatan
61 Bab 61 - Ternyata
62 Bab 62 - Deg Deg Deg
63 Bab 63 - Bukan Masalah
64 Bab 64 - Tetap Yakin
65 Bab 65 - Bucin
66 Bab 66 - Ketakutan Aura
67 Bab 67 - Sehari Bersamamu
68 Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69 Bab 69 - Begitu Menarik
70 Bab 70 - Omong Kosong
71 Bab 71 - Bikin Kesal
72 Bab 72 - KDRT
73 Bab 73 - Persiapan
74 Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75 Bab 75 - Agak Aneh
76 Bab 76 - Mulai Persiapan
77 Bab 77 - Foto Prewed
78 Bab 78 - Rencana Robi
79 Bab 79 - Kenangan
80 Bab 80 - Titipan Aura
81 Bab 81 - Masih Berharap
82 Bab 82 - Dipingit
83 Bab 83 - Memaksa
84 Bab 84 - Perkelahian
85 Bab 85 - Melindungi Aura
86 Bab 86 - Cari Kesempatan
87 Bab 87 - Diam-Diam
88 Bab 88 - Melepaskan
89 Bab 89 - Sah
90 Bab 90 - Perawan
91 Bab 91 - Terima Kasih
92 Bab 92 - Menuruti Istri
93 Bab 93 - Rasa Bahagia
94 Bab 94 - Berkunjung
95 Bab 95 - Menghindar
96 Bab 96 - Super Sabar
97 Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98 Promo
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Mendadak Janda
2
Bab 2 - Menurut
3
Bab 3 - Janda Kembang
4
Bab 4 - Alasan Perceraian
5
Bab 5 - Menjalani Hidup
6
Bab 6 - Mengajak Teman
7
Bab 7 - Tunggu Saja
8
Bab 8 - Mirip Bara
9
Bab 9 - Menolak Perjodohan
10
Bab 10 - Ada Syarat
11
Bab 11 - Hari Libur
12
Bab 12 - Kenangan
13
Bab 13 - Coba Saja
14
Bab14 - Wanita Asli
15
Bab 15 - Mulai Penasaran
16
Bab 16 - Ingin Bertemu
17
Bab 17 - Deg Deg Deg
18
Bab 18 - Kamu Cantik
19
Bab 19 - Baper
20
Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21
Bab 21 - Nakal
22
Bab 22 - Status
23
Bab 23 - Mulai Rindu
24
Bab 24 - Mendadak bertemu
25
Bab 25 - Tidak Tahu
26
Bab 26 - Aku Mencintaimu
27
Bab 27 - Demi Aura
28
Bab 28 - Aku Janda
29
Bab 29 - Ketinggalan
30
Bab 30 - Titisan Ultraman
31
Bab 31 - Bertemu Mantan
32
Bab 32 - Mantan Suami
33
Bab 33 - Tidak Peduli Status
34
Bab 34 - Bersamamu
35
Bab 35 - Sudah Berubah
36
Bab 36 - Nasi Goreng
37
Bab 37 - Hari Itu
38
Bab 38 - Tercipta Untukku
39
Bab 39 - Tidak Setuju
40
Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41
Bab 41 - Aku Hamil
42
Bab 42 - Omongan Dusta
43
Bab 43 - Teman Wanita?
44
Bab 44 - Ingin Kembali
45
Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46
Bab 46 - Ingin Tahu
47
Bab 47 - Sikap Bara
48
Bab 48 - Salah Sangka
49
Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50
Bab 50 - Aura Harus Tahu
51
Bab 51 - Seorang Janda
52
Bab 52 - Percaya Padaku
53
Bab 53 - Bara Menyebalkan
54
Bab 54 - Lamaran Ulang
55
Bab 55 - Rencana Evan
56
Bab 56 - Restui Kami
57
Bab 57 - Minta Bantuan
58
Bab 58 - Bertemu Evan
59
Bab 59 - Demi Mama
60
Bab 60 - Perdebatan
61
Bab 61 - Ternyata
62
Bab 62 - Deg Deg Deg
63
Bab 63 - Bukan Masalah
64
Bab 64 - Tetap Yakin
65
Bab 65 - Bucin
66
Bab 66 - Ketakutan Aura
67
Bab 67 - Sehari Bersamamu
68
Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69
Bab 69 - Begitu Menarik
70
Bab 70 - Omong Kosong
71
Bab 71 - Bikin Kesal
72
Bab 72 - KDRT
73
Bab 73 - Persiapan
74
Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75
Bab 75 - Agak Aneh
76
Bab 76 - Mulai Persiapan
77
Bab 77 - Foto Prewed
78
Bab 78 - Rencana Robi
79
Bab 79 - Kenangan
80
Bab 80 - Titipan Aura
81
Bab 81 - Masih Berharap
82
Bab 82 - Dipingit
83
Bab 83 - Memaksa
84
Bab 84 - Perkelahian
85
Bab 85 - Melindungi Aura
86
Bab 86 - Cari Kesempatan
87
Bab 87 - Diam-Diam
88
Bab 88 - Melepaskan
89
Bab 89 - Sah
90
Bab 90 - Perawan
91
Bab 91 - Terima Kasih
92
Bab 92 - Menuruti Istri
93
Bab 93 - Rasa Bahagia
94
Bab 94 - Berkunjung
95
Bab 95 - Menghindar
96
Bab 96 - Super Sabar
97
Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!