Bab 7 - Tunggu Saja

"Aku... Robi." Ucap pria itu memperkenalkan diri.

Robi mempersilahkan kedua wanita itu untuk duduk. Keduanya kini duduk di hadapannya.

"Ka-kalian naik apa tadi?" Tanya Robi yang jadi gugup dan grogi berhadapan dengan 2 wanita.

"Tadi kami naik taksi online." Jawab Lili sambil tersenyum.

Robi pun mengangguk. Mereka saling diam. Tak ada lagi yang bersuara.

Robi mengdumel dalam hati, jika saja salah satu dari kedua temannya itu ikut. Pasti ia tidak akan secanggung ini.

"Ki-kita makan dulu ya. Kalian mau pesan apa?" Robi menyodorkan buku menu.

"Terima kasih." Jawab Lili malu.

Aura melihat interaksi kedua orang itu. Lili dan pria kenalannya itu sama-sama canggung.

"Ra, kau mau makan apa?" Tanya Lili sambil meremas tangan Aura yang ada di bawah meja.

Aura jadi menggeleng. Temannya itu malah gugup, mana tangannya dingin lagi.

"Aku jus pokat saja." Ucap Aura. Ia hanya memesan minuman.

Robi mengangguk. "Li-Lili mau pesan apa?" Tanya Robi gugup. Ia menatap wanita itu sejenak.

'Cantik banget sih!' Puji Robi dalam hatinya. Wanita kenalannya wanita asli, bukan jadi-jadian seperti yang dikatakan kedua temannya itu.

"I-itu... sa-samakan saja sama Aura." Lili jadi menjawab dengan gugup. Tatapan mata pria itu sangat meresahkan.

"Hanya minuman. Kalian tidak pesan makanan?" Tanya Robi. Ini sudah masuk jam makan malam.

"Kami sedang diet." Aura pun yang menjawab.

"Diet?" Robi berwajah bingung. Kedua wanita itu kurus. Apa yang mau didietkan?

"Tubuhku mudah gemuk jika banyak makan." Jawab Lili.

"Walau gemuk, kamu tetap cantik kok." Ucap Robi. Ia lalu meruntuki ucapan yang keluar begitu saja dari mulutnya. Malah menggombal pula.

Lili jadi malu dan wajahnya mulai merona. Robi mengatakan dirinya cantik. Tangannya pun mencubiti paha Aura.

Aura meringis pelan. Lili dipuji begitu saja malah baper.

"Lili sakit!" Bisik Aura seraya menjauhkan tangan Lili dari pahanya.

"Maaf." Balas Lili berbisik juga. Ia terlalu grogi dan jadinya salah tingkah.

Pesanan mereka pun datang. Pesanannya minuman semua. Karena kedua wanita itu memesan minuman, Robi jadi ikut menyamakan. Padahal ia sangat lapar. Sengaja tadi tidak makan, agar bisa dinner dengan Lili.

Mereka pun mulai saling mengobrol. Obrolan yang lebih mirip seperti tanya jawab. Lalu lebih banyak diamnya dari pada bicaranya.

Hari sudah mulai malam, mereka akan pulang.

"A-aku antar saja." Tawar Robi setelah keluar dari kafe. Akan bahaya jika wanita masih di jalan malam-malam begini.

"Tidak usah. Kami naik taksi saja." Ucap Aura menolak. Dan Lili ikut mengangguk, setuju pada ucapan temannya.

"Aku akan mengantar kalian sampai depan rumah. Hari sudah malam, banyak begal berkeliaran." Robi tidak mau kedua wanita itu kenapa-kenapa. Terutama Lili.

"Baiklah. Ayo, Ra." Lili pun menurut.

Robi tersenyum senang. Ia pun membukakan pintu mobil untuk Lili. Dan perlakuan itu membuat Lili jadi berdebar.

Aura membuka pintu belakang, ia duduk di belakang dua orang itu.

Selama perjalanan, tak ada obrolan. Robi pun memutar lagu romantis, agar suasana tidak terasa sepi.

Tak lama, Robi menepikan mobilnya di depan rumah kontrakan kedua wanita itu.

"Kalian tinggal di sini?" Tanya Robi. Ia juga ikut turun.

"I-iya. Ma-mau mampir?" Lili berbasa basi menawarkan.

"Lain kali saja. Ini sudah malam. Aku pulang." Robi pun berpamitan.

"Hati-hati di jalan." Ucap Lili kembali. Rasanya tidak rela pria itu pergi.

"Nanti aku akan meneleponmu." Ucap Robi menatap Lili sejenak.

"Iya. Aku tunggu!" Lili menganggukkan kepala. Senang sekali rasanya.

Robi mengangguk pada Aura, tanda berpamitan pulang. Aura pun membalas dengan anggukan kecil.

Lili melambaikan tangan, mobil pria itu telah pergi.

"Aura!" Lili kini memeluk lengan temannya itu. Ia senang sekali bertemu dengan Robi. Pria itu baik dan sangat sopan.

"Aura bagaimana ini? Sepertinya aku menyukainya! Hatiku berdebar-debar! Peganglah ini!" Lili akan mengarahkan tangan Aura ke dadanya.

"Lili! Apaan sih?!" Ucap Aura merasa risih. Ia menjauhkan tangannya dan melangkah masuk ke dalam rumah.

"Aura... bagaimana menurutmu si Robi?" Tanya Lili. Ingin tahu bagaimana tanggapan temannya. Menurutnya pria baik, tapi nggak tahu menurut Aura.

"Baik sih." Itu yang dilihat Aura. Ia jelas melihat jika pria itu menyukai temannya. Sikap Robi juga sangat sopan.

"Aku akan kirim pesan dengannya. Dia sudah sampai mana ya." Lili meraih ponselnya, tapi segera ditahan Aura.

"Jangan! Biarkan saja dia yang menghubungimu duluan!"

"Kenapa?" Lili terlihat bingung. Aura melarangnya.

"Kalian kan baru ketemu. Jadi biarkan dia yang menghubungimu terlebih dahulu. Kalau dia menghubungimu, tandanya ia tertarik padamu!" Jelas Aura.

"Terus kalau tidak?" tanya Lili.

"Ya sudah lupakan dia!" jawab Aura.

"Aura!" Lili menggeleng tidak terima. Jika Robi tidak menghubunginya duluan bagaimana.

"Lili, tunggu sampai dia duluan yang menghubungimu! Kita perempuan loh. Kalau kau menghubunginya duluan, berarti kau yang ngebet kali sama dia. Sedang dia, kita kan nggak tahu." Jelas Aura agar Lili mengerti.

"Tapi, Ra-"

"Sudahlah... kau tunggu saja! Awas kalau kau menghubunginya duluan! Aku tidak mau berteman denganmu lagi!" ancam Aura dengan menunjukkan wajah sinis.

Lili mendengus, Aura mengancamnya seperti itu. Jika Aura tidak mau berteman dengannya, siapa lagi temannya. Cuma Aura lah satu-satunya temannya. Teman yang ada dalam suka dan duka. Saat ia dulu sedang tidak bekerja, Aura tetap bersamanya. Aura tidak ada perhitungan dan tetap mendukungnya agar semangat menjalani kehidupan ini.

Lili terpaksa jadi menurut. Di mana lagi ia bisa bertemu dengan teman seperti Aura.

Aura masuk ke kamarnya. Ia akan membersihkan diri dan tidur. Besok akan kembali bekerja.

"Kau ngapain ke kamarku?" Tanya Aura yang diekori Lili.

"Aku hubungi dia ya, Ra?" Lili menunjukkan wajah memelas minta dikasihani.

Aura malah membalas dengan menunjukkan muka sinisnya, seolah mengatakan coba saja kalau berani!!!

"Iya-iya! aku akan tunggu!" Lili tidak akan berdebat dengan Aura. Ia masuk ke kamar sang teman dan berbaring di ranjangnya.

Aura masuk ke kamar mandi, tubuhnya terasa lengket. Lalu tak lama kemudian, ia sudah keluar sudah selesai mandi. Dilihatnya Lili yang malah sudah terlelap tidur di ranjangnya.

Suara deringan ponsel membuat Lili seketika bangun dan meraihnya. Matanya mendelik melihat penelepon. Orang yang sudah ditunggu-tunggunya. Akhirnya menelepon juga.

"Ra, dia meneleponku!" Lili memberitahu.

"Ya sudah, angkatlah!" ucap Aura. Mau apa lagi memangnya. Dari tadi itu yang ditunggu-tunggu Lili.

Aura menggelengkan kepala melihat kelakuan temannya satu itu. Berolah raga muka dan cek suara terlebih dahulu, baru menjawab telepon.

'Lili-Lili... dasar lebay!'

.

.

.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒏𝒈𝒂𝒌𝒂𝒌 𝒍𝒊𝒂𝒕 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒌𝒂𝒉 𝑳𝒊𝒍𝒊 😂😂😂

2024-03-19

2

JandaQueen

JandaQueen

lucu tingkahnya lili... smangaat kak otor

2024-01-30

0

JandaQueen

JandaQueen

🤣🤣

2024-01-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Mendadak Janda
2 Bab 2 - Menurut
3 Bab 3 - Janda Kembang
4 Bab 4 - Alasan Perceraian
5 Bab 5 - Menjalani Hidup
6 Bab 6 - Mengajak Teman
7 Bab 7 - Tunggu Saja
8 Bab 8 - Mirip Bara
9 Bab 9 - Menolak Perjodohan
10 Bab 10 - Ada Syarat
11 Bab 11 - Hari Libur
12 Bab 12 - Kenangan
13 Bab 13 - Coba Saja
14 Bab14 - Wanita Asli
15 Bab 15 - Mulai Penasaran
16 Bab 16 - Ingin Bertemu
17 Bab 17 - Deg Deg Deg
18 Bab 18 - Kamu Cantik
19 Bab 19 - Baper
20 Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21 Bab 21 - Nakal
22 Bab 22 - Status
23 Bab 23 - Mulai Rindu
24 Bab 24 - Mendadak bertemu
25 Bab 25 - Tidak Tahu
26 Bab 26 - Aku Mencintaimu
27 Bab 27 - Demi Aura
28 Bab 28 - Aku Janda
29 Bab 29 - Ketinggalan
30 Bab 30 - Titisan Ultraman
31 Bab 31 - Bertemu Mantan
32 Bab 32 - Mantan Suami
33 Bab 33 - Tidak Peduli Status
34 Bab 34 - Bersamamu
35 Bab 35 - Sudah Berubah
36 Bab 36 - Nasi Goreng
37 Bab 37 - Hari Itu
38 Bab 38 - Tercipta Untukku
39 Bab 39 - Tidak Setuju
40 Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41 Bab 41 - Aku Hamil
42 Bab 42 - Omongan Dusta
43 Bab 43 - Teman Wanita?
44 Bab 44 - Ingin Kembali
45 Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46 Bab 46 - Ingin Tahu
47 Bab 47 - Sikap Bara
48 Bab 48 - Salah Sangka
49 Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50 Bab 50 - Aura Harus Tahu
51 Bab 51 - Seorang Janda
52 Bab 52 - Percaya Padaku
53 Bab 53 - Bara Menyebalkan
54 Bab 54 - Lamaran Ulang
55 Bab 55 - Rencana Evan
56 Bab 56 - Restui Kami
57 Bab 57 - Minta Bantuan
58 Bab 58 - Bertemu Evan
59 Bab 59 - Demi Mama
60 Bab 60 - Perdebatan
61 Bab 61 - Ternyata
62 Bab 62 - Deg Deg Deg
63 Bab 63 - Bukan Masalah
64 Bab 64 - Tetap Yakin
65 Bab 65 - Bucin
66 Bab 66 - Ketakutan Aura
67 Bab 67 - Sehari Bersamamu
68 Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69 Bab 69 - Begitu Menarik
70 Bab 70 - Omong Kosong
71 Bab 71 - Bikin Kesal
72 Bab 72 - KDRT
73 Bab 73 - Persiapan
74 Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75 Bab 75 - Agak Aneh
76 Bab 76 - Mulai Persiapan
77 Bab 77 - Foto Prewed
78 Bab 78 - Rencana Robi
79 Bab 79 - Kenangan
80 Bab 80 - Titipan Aura
81 Bab 81 - Masih Berharap
82 Bab 82 - Dipingit
83 Bab 83 - Memaksa
84 Bab 84 - Perkelahian
85 Bab 85 - Melindungi Aura
86 Bab 86 - Cari Kesempatan
87 Bab 87 - Diam-Diam
88 Bab 88 - Melepaskan
89 Bab 89 - Sah
90 Bab 90 - Perawan
91 Bab 91 - Terima Kasih
92 Bab 92 - Menuruti Istri
93 Bab 93 - Rasa Bahagia
94 Bab 94 - Berkunjung
95 Bab 95 - Menghindar
96 Bab 96 - Super Sabar
97 Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98 Promo
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Mendadak Janda
2
Bab 2 - Menurut
3
Bab 3 - Janda Kembang
4
Bab 4 - Alasan Perceraian
5
Bab 5 - Menjalani Hidup
6
Bab 6 - Mengajak Teman
7
Bab 7 - Tunggu Saja
8
Bab 8 - Mirip Bara
9
Bab 9 - Menolak Perjodohan
10
Bab 10 - Ada Syarat
11
Bab 11 - Hari Libur
12
Bab 12 - Kenangan
13
Bab 13 - Coba Saja
14
Bab14 - Wanita Asli
15
Bab 15 - Mulai Penasaran
16
Bab 16 - Ingin Bertemu
17
Bab 17 - Deg Deg Deg
18
Bab 18 - Kamu Cantik
19
Bab 19 - Baper
20
Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21
Bab 21 - Nakal
22
Bab 22 - Status
23
Bab 23 - Mulai Rindu
24
Bab 24 - Mendadak bertemu
25
Bab 25 - Tidak Tahu
26
Bab 26 - Aku Mencintaimu
27
Bab 27 - Demi Aura
28
Bab 28 - Aku Janda
29
Bab 29 - Ketinggalan
30
Bab 30 - Titisan Ultraman
31
Bab 31 - Bertemu Mantan
32
Bab 32 - Mantan Suami
33
Bab 33 - Tidak Peduli Status
34
Bab 34 - Bersamamu
35
Bab 35 - Sudah Berubah
36
Bab 36 - Nasi Goreng
37
Bab 37 - Hari Itu
38
Bab 38 - Tercipta Untukku
39
Bab 39 - Tidak Setuju
40
Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41
Bab 41 - Aku Hamil
42
Bab 42 - Omongan Dusta
43
Bab 43 - Teman Wanita?
44
Bab 44 - Ingin Kembali
45
Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46
Bab 46 - Ingin Tahu
47
Bab 47 - Sikap Bara
48
Bab 48 - Salah Sangka
49
Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50
Bab 50 - Aura Harus Tahu
51
Bab 51 - Seorang Janda
52
Bab 52 - Percaya Padaku
53
Bab 53 - Bara Menyebalkan
54
Bab 54 - Lamaran Ulang
55
Bab 55 - Rencana Evan
56
Bab 56 - Restui Kami
57
Bab 57 - Minta Bantuan
58
Bab 58 - Bertemu Evan
59
Bab 59 - Demi Mama
60
Bab 60 - Perdebatan
61
Bab 61 - Ternyata
62
Bab 62 - Deg Deg Deg
63
Bab 63 - Bukan Masalah
64
Bab 64 - Tetap Yakin
65
Bab 65 - Bucin
66
Bab 66 - Ketakutan Aura
67
Bab 67 - Sehari Bersamamu
68
Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69
Bab 69 - Begitu Menarik
70
Bab 70 - Omong Kosong
71
Bab 71 - Bikin Kesal
72
Bab 72 - KDRT
73
Bab 73 - Persiapan
74
Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75
Bab 75 - Agak Aneh
76
Bab 76 - Mulai Persiapan
77
Bab 77 - Foto Prewed
78
Bab 78 - Rencana Robi
79
Bab 79 - Kenangan
80
Bab 80 - Titipan Aura
81
Bab 81 - Masih Berharap
82
Bab 82 - Dipingit
83
Bab 83 - Memaksa
84
Bab 84 - Perkelahian
85
Bab 85 - Melindungi Aura
86
Bab 86 - Cari Kesempatan
87
Bab 87 - Diam-Diam
88
Bab 88 - Melepaskan
89
Bab 89 - Sah
90
Bab 90 - Perawan
91
Bab 91 - Terima Kasih
92
Bab 92 - Menuruti Istri
93
Bab 93 - Rasa Bahagia
94
Bab 94 - Berkunjung
95
Bab 95 - Menghindar
96
Bab 96 - Super Sabar
97
Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!