Bab 15 - Mulai Penasaran

"Hah... Maksudnya?" tanya Aura bingung. Apa maksud perkataan pria kenalannya itu.

"Hah, tadi aku memastikan saja. Ku pikir kamu bukan wanita!" jelas Bara seraya tertawa canggung. Ia malah menjawab seperti itu.

"Oh." Aura tidak tahu mau menanggapi apa. Jadi menjawab hanya begitu.

"Salam kenal ya." Ucap Bara kembali. Ia bingung mau mengobrol apa.

"Salam kenal juga." Jawab Aura.

"Sudah malam ternyata. Selamat malam." Ucap Bara akan mengakhiri percakapan mereka.

"Iya. Selamat malam juga." Jawab Aura. Sepertinya pria itu memang benar ingin memastikannya. Percakapan mereka pun seadanya.

Aura mengakhiri panggilan telepon tersebut. Ia pun melihat ponselnya. Pembicaraan mereka tidak sampai satu menit.

Sementara Bara di kamarnya tampak berpikir. Pembicaraannya begitu singkat dan seperti benar-benar ia ingin memastikannya wanita itu.

'Suaranya lembut.' Batin Bara.

Pagi menjelang Aura bersiap ke kantor. Ia membuka pintu kamar Lili. Terlihat temannya itu masih bergumul dengan selimut.

Lili sudah tidak bekerja lagi di kantor yang sama dengannya. Kini tinggal dia yang bekerja untuk menghabiskan sisa kontraknya itu.

"Li, aku pergi! Jangan lupa bangun, aku sudah membuatkanmu sarapan!" ucap Aura yang dibalas dengan suara dengkuran. Lili kalau sudah tidur seperti mayat.

Aura meraih ponsel dan memesan ojek. Ia lalu menenggak teh hangat hingga habis di atas meja.

Ting... Ia meraih ponsel di tasnya.

Bara: selamat pagi

Mata Aura menatap ponselnya. Sudah lama tidak ada yang mengucapkan selamat pagi padanya. Hal itu membuat perasaannya jadi sedikit berdesir.

'Astaga Aura!!! Plis dong, jangan baper!' Aura meruntuki dirinya sendiri yang berpikiran lebih oleh 2 kata itu.

Mungkin saja pria itu bukan hanya mengirimkan pesan ucapan selamat pagi padanya saja. Pasti dikirim ke beberapa wanita.

Seharusnya Aura bersikap sewajarnya saja. Ia merasa terlalu mudah baperan.

Tin...

Suara klakson menyadarkannya. Aura pun menyimpan ponselnya, tidak membalas pesan tesebut.

Dengan setengah berlari ia keluar rumah, tak lupa mengunci pintu. Dan naik ke sepeda motor kang ojek.

"Ayo, Bang! Kita meluncur!"

"Siap, Neng!"

Tak lama Aura telah sampai di kantor. Ia berada di meja kerjanya dan mengeluarkan ponselnya. Hendak menelepon Lili, temannya itu sudah bangun atau belum.

'Ada pesan lagi!' Aura melihat notifikasi di aplikasi itu.

Aura mengabaikan sejenak, ia menelepon Lili saja. Sekali... Dua kali... Sampai 3 kali... Panggilan Aura tidak terjawab. Lili benar-benar tidur seperti mayat.

Mata Aura melirik ke pesan itu. Ia pun membacanya.

Bara: sudah sarapan?

Bara: jangan lupa sarapan.

Aura mencibir isi pesannya. Pesan yang seakan penuh perhatian.

'Aku balas apa?'

Di ruangannya Bara melihat ponselnya. Ia sudah mengirim pesan sesuai trik yang didapatnya dari internet. Tapi belum ada balasan juga.

'Apa dia sibuk?'

Tok... Tok... Tok...

"Masuk!" jawabnya. Bara meletakkan ponselnya di atas meja. Ia melihat siapa yang datang.

"Selamat pagi, Pak Bara. Apa anda sudah sarapan?" tanya Robi dengan senyum melebar.

"Anda mau sarapan apa biar saya pesankan? Mau sekalian ngeteh atau minum kopi pakai gorengan?" Robi menawarkan kembali.

Bara melihat aneh ke arah pria itu. Seperti ada maksud yang lain.

"Tidak usah berbasa basi, ada apa?" tanya Bara kemudian.

Robi menyengir. Bara tahu saja maksudnya.

"Aku ingin memasukkan temanku untuk bekerja di sini." Ucap Robi akan maksudnya.

"Pacarmu?" tebak Bara. Robi tidak punya teman selain ia dan Evan.

"Hehe... Iya. Dia baru saja berhenti bekerja."

Bara menatap Robi sejenak. "Apa dia yang memintanya?"

Robi segera menggeleng. "Dia hanya bercerita padaku saja. Aku yang ingin membantu mencarikan pekerjaan untuknya."

"Mungkin saja pacarmu sedang memanfaatkanmu!" tekan Bara. Wanita zaman sekarang. Tidak bisa dipercaya.

"Lili tidak seperti itu!" Robi tidak terima perkataan Bara pada kekasihnya. Bara tidak tahu apapun, malah menuduh sembarangan.

"Aku yang ingin mencarikan pekerjaan untuknya, bahkan aku belum ada mengatakan tentang ini padanya. Karena takut mengecewakannya, jika kau tidak mau menerimanya!" jelas Robi akan maksudnya.

Bara melihat Robi yang kelihatan begitu mencintai wanita itu. Jika wanita itu menyakiti, pasti temannya itu akan patah hati.

"Bar, tolong terima dia ya!" mohon Robi. Ia memakai jalur koneksi dari Bara. Agar kekasihnya itu mudah diterima dan tidak mengikuti interview lagi.

Bara menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Baiklah! Kau atur saja!"

Mendengar itu Robi sangat bahagia sekali. Ia akan sekantor dengan Lili. Tiap hari bertemu dengan sang kekasih.

Robi meraih ponsel dan akan menghubungi Lili. Memberikan kabar gembira padanya.

"Halo... ayang..." ucap Robi sambil berjalan keluar ruangan.

Bara menggeleng melihat Robi. 'Norak!' panggilan Robi itu terasa menggelikan untuk didengar.

Setelah Robi pergi, Bara melihat ponselnya. Pesannya belum dibalas. Ia ingin menelepon, tapi menundanya.

'Akan ku telepon saat makan siang saja!'

Bara akan menyelesaikan pekerjaannya yang bertumpuk-tumpuk terlebih dahulu. Baru menelepon wanita itu. Ia mulai ingin mengenalnya.

\=\=\=\=\=\=

Saat jam makan siang, Aura berada di kantin dengan rekan kerja lainnya. Ia telah selesai makan.

Ponselnya berdering, ia meraihnya. Tertera nama pria itu yang memanggil.

"Ha-halo..." jawab Aura setelah meletakkan ponsel di telinganya.

"Halo juga." Jawab pria itu dari sana. "Kamu di mana ramai sekali?"

Bara mendengar suara berisik dari seberang sana.

"Lagi di kantin. Lagi jam makan siang." Jawab Aura apa adanya.

"Oh, apa aku mengganggumu?" tanya Bara kembali. Mungkin ia menelepon di saat yang tidak tepat.

"Tidak. Aku sudah selesai makan."

Dari sana Bara mengangguk pelan. Aura pun di sini menunggu apa lagi pertanyaan pria itu.

Tik... Tik... Tik... Tak ada obrolan lagi, mendadak hening.

"Ke-kenapa tidak membalas pesanku?" tanya Bara melanjutkan setelah lama saling diam. Ingin tahu kenapa pesannya belum dibalas. Mungkin diabaikan atau memang belum melihatnya.

"A-a-ku belum sempat membuka ponsel. Tadi kerjaan sangat banyak." Jawab Aura mulai gugup. Ia bukan belum sempat, cuma tidak mau membalasnya. Pesan itu sedikit mengganggu pikirannya.

"Kamu bekerja di mana?" tanya Bara.

"Itu daerah..." Aura tampak berpikir. Akan memberitahu atau tidak. Ia tidak mengenal pria itu, bagaimana jika ada maksud yang tidak baik.

"Di daerah Jalan Panjang." sambung Aura kembali. Jalan Panjang tempat kantornya berada. Sesuai namanya, jalannya memang panjang. Dan banyak bangunan perkantoran berjejeran sepanjang jalan itu.

"Oh. Di sana!" Bara mengangguk. Ia tiap hari melewati jalan itu, untuk pergi dan pulang bekerja.

"Hah... Jam makan siangnya akan berakhir. Aku harus kembali bekerja." Ucap Aura melihat jam di tangannya.

"Baiklah. Selamat bekerja dan selamat siang." Ucap Bara

"Selamat siang juga."

Setelah panggilan berakhir. Bara menghembuskan nafasnya. Ia lumayan banyak mendengar suara wanita itu.

Suaranya sangat lembut sekali, menyejukkan telinganya.

'Bagaimana wajahnya?' Bara pun mulai penasaran.

.

.

.

Terpopuler

Comments

umatin khuin

umatin khuin

bayangkan saja suaranya lembut...apalagi wajahnya...cantiklah pastinya ...

2024-09-07

0

Dwi Setyaningrum

Dwi Setyaningrum

bara bara suaranya lembut pasti cantiklah wajahnya itu hehehehe

2024-07-13

0

judith

judith

Teringat aku masa kenalan dengan seseorang dulu🤭🤭🤭mirip sekali

2024-04-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Mendadak Janda
2 Bab 2 - Menurut
3 Bab 3 - Janda Kembang
4 Bab 4 - Alasan Perceraian
5 Bab 5 - Menjalani Hidup
6 Bab 6 - Mengajak Teman
7 Bab 7 - Tunggu Saja
8 Bab 8 - Mirip Bara
9 Bab 9 - Menolak Perjodohan
10 Bab 10 - Ada Syarat
11 Bab 11 - Hari Libur
12 Bab 12 - Kenangan
13 Bab 13 - Coba Saja
14 Bab14 - Wanita Asli
15 Bab 15 - Mulai Penasaran
16 Bab 16 - Ingin Bertemu
17 Bab 17 - Deg Deg Deg
18 Bab 18 - Kamu Cantik
19 Bab 19 - Baper
20 Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21 Bab 21 - Nakal
22 Bab 22 - Status
23 Bab 23 - Mulai Rindu
24 Bab 24 - Mendadak bertemu
25 Bab 25 - Tidak Tahu
26 Bab 26 - Aku Mencintaimu
27 Bab 27 - Demi Aura
28 Bab 28 - Aku Janda
29 Bab 29 - Ketinggalan
30 Bab 30 - Titisan Ultraman
31 Bab 31 - Bertemu Mantan
32 Bab 32 - Mantan Suami
33 Bab 33 - Tidak Peduli Status
34 Bab 34 - Bersamamu
35 Bab 35 - Sudah Berubah
36 Bab 36 - Nasi Goreng
37 Bab 37 - Hari Itu
38 Bab 38 - Tercipta Untukku
39 Bab 39 - Tidak Setuju
40 Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41 Bab 41 - Aku Hamil
42 Bab 42 - Omongan Dusta
43 Bab 43 - Teman Wanita?
44 Bab 44 - Ingin Kembali
45 Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46 Bab 46 - Ingin Tahu
47 Bab 47 - Sikap Bara
48 Bab 48 - Salah Sangka
49 Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50 Bab 50 - Aura Harus Tahu
51 Bab 51 - Seorang Janda
52 Bab 52 - Percaya Padaku
53 Bab 53 - Bara Menyebalkan
54 Bab 54 - Lamaran Ulang
55 Bab 55 - Rencana Evan
56 Bab 56 - Restui Kami
57 Bab 57 - Minta Bantuan
58 Bab 58 - Bertemu Evan
59 Bab 59 - Demi Mama
60 Bab 60 - Perdebatan
61 Bab 61 - Ternyata
62 Bab 62 - Deg Deg Deg
63 Bab 63 - Bukan Masalah
64 Bab 64 - Tetap Yakin
65 Bab 65 - Bucin
66 Bab 66 - Ketakutan Aura
67 Bab 67 - Sehari Bersamamu
68 Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69 Bab 69 - Begitu Menarik
70 Bab 70 - Omong Kosong
71 Bab 71 - Bikin Kesal
72 Bab 72 - KDRT
73 Bab 73 - Persiapan
74 Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75 Bab 75 - Agak Aneh
76 Bab 76 - Mulai Persiapan
77 Bab 77 - Foto Prewed
78 Bab 78 - Rencana Robi
79 Bab 79 - Kenangan
80 Bab 80 - Titipan Aura
81 Bab 81 - Masih Berharap
82 Bab 82 - Dipingit
83 Bab 83 - Memaksa
84 Bab 84 - Perkelahian
85 Bab 85 - Melindungi Aura
86 Bab 86 - Cari Kesempatan
87 Bab 87 - Diam-Diam
88 Bab 88 - Melepaskan
89 Bab 89 - Sah
90 Bab 90 - Perawan
91 Bab 91 - Terima Kasih
92 Bab 92 - Menuruti Istri
93 Bab 93 - Rasa Bahagia
94 Bab 94 - Berkunjung
95 Bab 95 - Menghindar
96 Bab 96 - Super Sabar
97 Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98 Promo
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Mendadak Janda
2
Bab 2 - Menurut
3
Bab 3 - Janda Kembang
4
Bab 4 - Alasan Perceraian
5
Bab 5 - Menjalani Hidup
6
Bab 6 - Mengajak Teman
7
Bab 7 - Tunggu Saja
8
Bab 8 - Mirip Bara
9
Bab 9 - Menolak Perjodohan
10
Bab 10 - Ada Syarat
11
Bab 11 - Hari Libur
12
Bab 12 - Kenangan
13
Bab 13 - Coba Saja
14
Bab14 - Wanita Asli
15
Bab 15 - Mulai Penasaran
16
Bab 16 - Ingin Bertemu
17
Bab 17 - Deg Deg Deg
18
Bab 18 - Kamu Cantik
19
Bab 19 - Baper
20
Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21
Bab 21 - Nakal
22
Bab 22 - Status
23
Bab 23 - Mulai Rindu
24
Bab 24 - Mendadak bertemu
25
Bab 25 - Tidak Tahu
26
Bab 26 - Aku Mencintaimu
27
Bab 27 - Demi Aura
28
Bab 28 - Aku Janda
29
Bab 29 - Ketinggalan
30
Bab 30 - Titisan Ultraman
31
Bab 31 - Bertemu Mantan
32
Bab 32 - Mantan Suami
33
Bab 33 - Tidak Peduli Status
34
Bab 34 - Bersamamu
35
Bab 35 - Sudah Berubah
36
Bab 36 - Nasi Goreng
37
Bab 37 - Hari Itu
38
Bab 38 - Tercipta Untukku
39
Bab 39 - Tidak Setuju
40
Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41
Bab 41 - Aku Hamil
42
Bab 42 - Omongan Dusta
43
Bab 43 - Teman Wanita?
44
Bab 44 - Ingin Kembali
45
Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46
Bab 46 - Ingin Tahu
47
Bab 47 - Sikap Bara
48
Bab 48 - Salah Sangka
49
Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50
Bab 50 - Aura Harus Tahu
51
Bab 51 - Seorang Janda
52
Bab 52 - Percaya Padaku
53
Bab 53 - Bara Menyebalkan
54
Bab 54 - Lamaran Ulang
55
Bab 55 - Rencana Evan
56
Bab 56 - Restui Kami
57
Bab 57 - Minta Bantuan
58
Bab 58 - Bertemu Evan
59
Bab 59 - Demi Mama
60
Bab 60 - Perdebatan
61
Bab 61 - Ternyata
62
Bab 62 - Deg Deg Deg
63
Bab 63 - Bukan Masalah
64
Bab 64 - Tetap Yakin
65
Bab 65 - Bucin
66
Bab 66 - Ketakutan Aura
67
Bab 67 - Sehari Bersamamu
68
Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69
Bab 69 - Begitu Menarik
70
Bab 70 - Omong Kosong
71
Bab 71 - Bikin Kesal
72
Bab 72 - KDRT
73
Bab 73 - Persiapan
74
Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75
Bab 75 - Agak Aneh
76
Bab 76 - Mulai Persiapan
77
Bab 77 - Foto Prewed
78
Bab 78 - Rencana Robi
79
Bab 79 - Kenangan
80
Bab 80 - Titipan Aura
81
Bab 81 - Masih Berharap
82
Bab 82 - Dipingit
83
Bab 83 - Memaksa
84
Bab 84 - Perkelahian
85
Bab 85 - Melindungi Aura
86
Bab 86 - Cari Kesempatan
87
Bab 87 - Diam-Diam
88
Bab 88 - Melepaskan
89
Bab 89 - Sah
90
Bab 90 - Perawan
91
Bab 91 - Terima Kasih
92
Bab 92 - Menuruti Istri
93
Bab 93 - Rasa Bahagia
94
Bab 94 - Berkunjung
95
Bab 95 - Menghindar
96
Bab 96 - Super Sabar
97
Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!