Bab 16 - Ingin Bertemu

"Aura!!!" teriak Lili begitu Aura memasuki rumah. Membuat Aura memegangi daddanya, kaget minta ampun. Pulang-pulang disambut suara cempreng seperti itu.

"Kenapa kau? Kesurupan?" tanya Aura setelah menetralkan rasa kagetnya.

"Aku sudah dapat pekerjaan!" ucap Lili riang. "Robi menawarkan kerjaan, Ra. Katanya di kantornya lagi ada posisi yang kosong. Jadi aku besok bisa langsung bekerja! Nggak ada pakai interview-interview." Lili bersemangat sekali membagikan kabar gembira pada temannya itu.

"Mau bekerja di mana kau?" tanya Aura serius. Pria kenalannya Lili menawarkan pekerjaan. Pekerjaan seperti apa?

"Di Royal grup!"

"Apa?" Aura kaget. Itu termasuk perusahaan besar. Masuknya saja sulit, kenapa Lili bisa langsung bekerja di sana, tanpa ada test atau interview.

"Si Robi bekerja di sana?" tanya Aura kembali ingin tahu.

Lili mengangguk dengan cepat.

"Apa jabatannya?"

"Katanya hanya staff biasa di sana."

"Tidak mungkin! Pasti punya jabatan cukup tinggi, makanya kau bisa masuk lewat jalur orang dalam!"

"Tapi kata Robi, dia cuma staff biasa!"

Aura menatap Lili sejenak. "Besok aku temani saja kau ke sana!"

"Ngapain kau temani aku? Aku mau kerja! Lagian besok kau mau kerja juga!" tolak Lili. Aura ada-ada saja, mau ikut ke kantornya. Ia saja baru mau mulai bekerja.

"Aku akan izin! Aku ke sana cuma mau memastikan saja! Setelah kau kerja, aku akan langsung pulang!" Aura tidak bisa membiarkan temannya itu datang ke perusahaan itu sendirian. Ia akan menemaninya. Mungkin saja, Robi menawarkan temannya pekerjaan yang tidak jelas. Membawa-bawa nama perusahaan besar itu.

"Nggak usah!" Lili tetap menolak.

"Aku akan tetap ikut! Tidak ada penolakan!" Aura lalu berjalan masuk ke kamar setelah mengatakan itu. Tak memperdulikan ekspresi Lili yang menolak. Ini semua dilakukannya demi kebaikan temannya itu.

Suruh siapa Lili cerita padanya, kalau diam-diam saja dia juga tidak tahu.

Malam itu, Robi tertawa sambil menggelengkan kepala, ia sedang teleponan dengan Lili di ruang tv.

"Astaga! Segitu nggak percayaannya temanmu itu padaku!" ucap Robi setelah mendengar cerita Lili, jika besok Aura akan ikut dengannya.

"Iya, namanya juga dia khawatir padaku!" ucap Lili dengan nada lirih. Walaupun terkesan berlebihan, ia memaklumi sikap Aura. Mereka sama-sama hidup sebatang kara, jadi harus saling menjaga.

"Dia memang teman yang baik." Robi pun mengerti. Aura bahkan sering mengancam dan memperingatkannya, jika Lili sedang bersamanya. Agar ia tidak merusak dan menyakiti Lili.

Tak jauh dari Robi. Bara tampak menatap ponselnya. Ia sudah mengirimkan pesan, tapi belum dibalas juga.

'Apa dia sedang sibuk? Atau...? Apa sedang berbalasan pesan dengan yang lain?!' Bara merasa sedikit kesal. Ia diabaikan.

Pria itu pun bangkit dan masuk ke kamar Robi, tak lupa mengunci pintu. Ia akan menelepon Aura saja di dalam kamar. Agar tidak ada yang melihat dan mendengar percakapannya.

"Halo... Selamat malam." Suara lembut itu pun menjawab.

Bara tersenyum tipis. Mendengar suara lembut itu, bukan hanya menyejukkan telinga tapi juga hatinya.

"Selamat malam juga. Kamu lagi apa? Apa aku mengganggumu?" tanya Bara berbasa basi sejenak.

"Ini lagi berbaring saja." Jawab Aura yang memang sedang berbaring di tempat tidur.

"Kamu sudah makan?" tanya Bara seraya melirik jam dinding. Sudah pukul 9, wanita itu pasti sudah makan malam. Pertanyaannya memang basi.

"Sudah tadi." jawab Aura.

"Aura..." panggil Bara.

"Iya."

"Kapan kita ketemu?" tanya Bara. Ia ingin bertemu dengan wanita bersuara lembut tersebut.

"Ke-ketemu?" tanya Aura jadi gugup. Sudah lama sekali ia tidak pernah kopi darat lagi. Mendadak pria itu mengajak bertemu.

"Iya, aku ingin ketemu kamu. Boleh?" tanya Bara kembali.

Aura tampak berpikir. Mungkin lebih baik ia segera bertemu dengan pria itu. Jika pria tidak jelas, ia tidak perlu lagi berbalas-balasan pesan.

"Hmmm... Baiklah!" Aura mengangguk setuju. Tak ada masalah, ia bisa menjaga dirinya.

"Bagaiman jika hari minggu ini?" tanya Bara menentukan hari.

"Minggu ini? Baiklah!" Aura libur bekerja di hari itu.

"Aku akan ke rumahmu."

"A-apa?" tanya Aura kaget. Pria itu mau datang ke rumahnya. Padahal biasanya jika kopi darat, janjiannya kan di kafe.

"Iya, aku akan ke rumahmu. Kirim alamat rumahmu ya." Jawab Bara. Ia akan mendatangi rumah wanita itu langsung.

"Ke-ketemu di luar saja!" saran Aura. Ia kini malah takut jika pria asing itu tahu rumahnya. Aura hanya tinggal berdua dengan Lili. Bagaimana jika pria kenalannya itu punya maksud lain, setelah mengetahui rumahnya.

Pikiran Aura sudah ke mana-mana sekarang.

"Baiklah!" Bara pum menurut. "Kamu beritahu saja mau ketemu di mana."

"Kamu saja!"

"Ya, sudah. Ntar aku kirim lokasinya sama kamu." ucap Bara dan di seberang sana Aura mengangguk.

"Apa kamu sudah mengantuk?" tanya Bara. Hari sudah makin malam.

"Iya, sedikit."

"Tidurlah. Selamat malam."

"Selamat malam."

Setelah obrolan berakhir, Bara terdiam sesaat. Ia mendadak ingin bertemu wanita itu. Hanya karena suaranya yang lembut.

'Semoga dia wanita asli!' pikir Bara.

Pria itu pikirannya mulai ke mana-mana. Zaman sekarang sudah canggih. Ponsel bisa merubah suara. Mungkin saja Aura itu adalah seorang pria. Pria yang menyamar menjadi wanita.

Bara pun kini mengangguk, tidak ada salahnya mengajak bertemu wanita itu. Ia akan memastikannya. Intinya ia harus segera tahu, Aura itu wanita asli atau wanita jadi-jadian.

Tok... Tok... Tok...

"Bara!!! Buka pintu!" Robi mengetuk pintu kamarnya dengan kesal. Ia sudah selesai berteleponan dengan sang kekasih dan ingin tidur. Tapi malah kamarnya dikunci tamu yang tidak tahu diri.

Bara pun bangkit dan membuka pintu kamar. Dan terlihatlah Robi yang memasang wajah kesalnya.

"Pulang kau sana! kayak tidak punya rumah saja!" sinis Robi pada temannya itu. Tiap malam ada saja yang datang ke rumahnya. Kalau nggak si Bara, si Evan. Kadang mereka juga datang bersamaan. Mengganggu malamnya saja.

"Memang aku tidak punya rumah. Itu rumah orang tuaku!" Jawab Bara. Ia hanya seorang anak yang menumpang pada orang tuanya.

"Makanya tempat tinggalmu yang dulu itu, jangan kau jual!" ucap Robi lalu menutup pintu.

Bara jadi kesal, Robi mengingatkannya kembali akan saat itu. Ia pernah membeli sebuah apartemen dari hasil kerja kerasnya bekerja di perusahaan papanya. Sengaja membeli itu, agar saat menikahi Mia, ia sudah memiliki tempat tinggal. Memberikan tempat tinggal yang layak untuk istrinya.

Tapi, ternyata takdir berkata lain. Saat mengejar sang kekasih keluar negeri. Mia malah menyakiti dan meninggalkannya. Bara yang kesal pun menjual apartemennya. Dan uang itu sampai sekarang masih tersimpan di kartu atm-nya saja.

'Ngapain aku ingat lagi wanita itu?!'

.

.

.

Terpopuler

Comments

Dwi Setyaningrum

Dwi Setyaningrum

tenang lah km bara aura wanita asli tulen msh perawan Ting Ting walau statusnya janda hehehehe

2024-07-13

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝑩𝒂𝒓𝒂 𝒎𝒐𝒗𝒆 𝒐𝒏 𝒅𝒐𝒏𝒌

2024-03-19

2

Ummi Nza

Ummi Nza

asli kok bara mudah2an tipe nya kamu 🤭

2024-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Mendadak Janda
2 Bab 2 - Menurut
3 Bab 3 - Janda Kembang
4 Bab 4 - Alasan Perceraian
5 Bab 5 - Menjalani Hidup
6 Bab 6 - Mengajak Teman
7 Bab 7 - Tunggu Saja
8 Bab 8 - Mirip Bara
9 Bab 9 - Menolak Perjodohan
10 Bab 10 - Ada Syarat
11 Bab 11 - Hari Libur
12 Bab 12 - Kenangan
13 Bab 13 - Coba Saja
14 Bab14 - Wanita Asli
15 Bab 15 - Mulai Penasaran
16 Bab 16 - Ingin Bertemu
17 Bab 17 - Deg Deg Deg
18 Bab 18 - Kamu Cantik
19 Bab 19 - Baper
20 Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21 Bab 21 - Nakal
22 Bab 22 - Status
23 Bab 23 - Mulai Rindu
24 Bab 24 - Mendadak bertemu
25 Bab 25 - Tidak Tahu
26 Bab 26 - Aku Mencintaimu
27 Bab 27 - Demi Aura
28 Bab 28 - Aku Janda
29 Bab 29 - Ketinggalan
30 Bab 30 - Titisan Ultraman
31 Bab 31 - Bertemu Mantan
32 Bab 32 - Mantan Suami
33 Bab 33 - Tidak Peduli Status
34 Bab 34 - Bersamamu
35 Bab 35 - Sudah Berubah
36 Bab 36 - Nasi Goreng
37 Bab 37 - Hari Itu
38 Bab 38 - Tercipta Untukku
39 Bab 39 - Tidak Setuju
40 Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41 Bab 41 - Aku Hamil
42 Bab 42 - Omongan Dusta
43 Bab 43 - Teman Wanita?
44 Bab 44 - Ingin Kembali
45 Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46 Bab 46 - Ingin Tahu
47 Bab 47 - Sikap Bara
48 Bab 48 - Salah Sangka
49 Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50 Bab 50 - Aura Harus Tahu
51 Bab 51 - Seorang Janda
52 Bab 52 - Percaya Padaku
53 Bab 53 - Bara Menyebalkan
54 Bab 54 - Lamaran Ulang
55 Bab 55 - Rencana Evan
56 Bab 56 - Restui Kami
57 Bab 57 - Minta Bantuan
58 Bab 58 - Bertemu Evan
59 Bab 59 - Demi Mama
60 Bab 60 - Perdebatan
61 Bab 61 - Ternyata
62 Bab 62 - Deg Deg Deg
63 Bab 63 - Bukan Masalah
64 Bab 64 - Tetap Yakin
65 Bab 65 - Bucin
66 Bab 66 - Ketakutan Aura
67 Bab 67 - Sehari Bersamamu
68 Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69 Bab 69 - Begitu Menarik
70 Bab 70 - Omong Kosong
71 Bab 71 - Bikin Kesal
72 Bab 72 - KDRT
73 Bab 73 - Persiapan
74 Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75 Bab 75 - Agak Aneh
76 Bab 76 - Mulai Persiapan
77 Bab 77 - Foto Prewed
78 Bab 78 - Rencana Robi
79 Bab 79 - Kenangan
80 Bab 80 - Titipan Aura
81 Bab 81 - Masih Berharap
82 Bab 82 - Dipingit
83 Bab 83 - Memaksa
84 Bab 84 - Perkelahian
85 Bab 85 - Melindungi Aura
86 Bab 86 - Cari Kesempatan
87 Bab 87 - Diam-Diam
88 Bab 88 - Melepaskan
89 Bab 89 - Sah
90 Bab 90 - Perawan
91 Bab 91 - Terima Kasih
92 Bab 92 - Menuruti Istri
93 Bab 93 - Rasa Bahagia
94 Bab 94 - Berkunjung
95 Bab 95 - Menghindar
96 Bab 96 - Super Sabar
97 Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98 Promo
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Mendadak Janda
2
Bab 2 - Menurut
3
Bab 3 - Janda Kembang
4
Bab 4 - Alasan Perceraian
5
Bab 5 - Menjalani Hidup
6
Bab 6 - Mengajak Teman
7
Bab 7 - Tunggu Saja
8
Bab 8 - Mirip Bara
9
Bab 9 - Menolak Perjodohan
10
Bab 10 - Ada Syarat
11
Bab 11 - Hari Libur
12
Bab 12 - Kenangan
13
Bab 13 - Coba Saja
14
Bab14 - Wanita Asli
15
Bab 15 - Mulai Penasaran
16
Bab 16 - Ingin Bertemu
17
Bab 17 - Deg Deg Deg
18
Bab 18 - Kamu Cantik
19
Bab 19 - Baper
20
Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21
Bab 21 - Nakal
22
Bab 22 - Status
23
Bab 23 - Mulai Rindu
24
Bab 24 - Mendadak bertemu
25
Bab 25 - Tidak Tahu
26
Bab 26 - Aku Mencintaimu
27
Bab 27 - Demi Aura
28
Bab 28 - Aku Janda
29
Bab 29 - Ketinggalan
30
Bab 30 - Titisan Ultraman
31
Bab 31 - Bertemu Mantan
32
Bab 32 - Mantan Suami
33
Bab 33 - Tidak Peduli Status
34
Bab 34 - Bersamamu
35
Bab 35 - Sudah Berubah
36
Bab 36 - Nasi Goreng
37
Bab 37 - Hari Itu
38
Bab 38 - Tercipta Untukku
39
Bab 39 - Tidak Setuju
40
Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41
Bab 41 - Aku Hamil
42
Bab 42 - Omongan Dusta
43
Bab 43 - Teman Wanita?
44
Bab 44 - Ingin Kembali
45
Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46
Bab 46 - Ingin Tahu
47
Bab 47 - Sikap Bara
48
Bab 48 - Salah Sangka
49
Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50
Bab 50 - Aura Harus Tahu
51
Bab 51 - Seorang Janda
52
Bab 52 - Percaya Padaku
53
Bab 53 - Bara Menyebalkan
54
Bab 54 - Lamaran Ulang
55
Bab 55 - Rencana Evan
56
Bab 56 - Restui Kami
57
Bab 57 - Minta Bantuan
58
Bab 58 - Bertemu Evan
59
Bab 59 - Demi Mama
60
Bab 60 - Perdebatan
61
Bab 61 - Ternyata
62
Bab 62 - Deg Deg Deg
63
Bab 63 - Bukan Masalah
64
Bab 64 - Tetap Yakin
65
Bab 65 - Bucin
66
Bab 66 - Ketakutan Aura
67
Bab 67 - Sehari Bersamamu
68
Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69
Bab 69 - Begitu Menarik
70
Bab 70 - Omong Kosong
71
Bab 71 - Bikin Kesal
72
Bab 72 - KDRT
73
Bab 73 - Persiapan
74
Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75
Bab 75 - Agak Aneh
76
Bab 76 - Mulai Persiapan
77
Bab 77 - Foto Prewed
78
Bab 78 - Rencana Robi
79
Bab 79 - Kenangan
80
Bab 80 - Titipan Aura
81
Bab 81 - Masih Berharap
82
Bab 82 - Dipingit
83
Bab 83 - Memaksa
84
Bab 84 - Perkelahian
85
Bab 85 - Melindungi Aura
86
Bab 86 - Cari Kesempatan
87
Bab 87 - Diam-Diam
88
Bab 88 - Melepaskan
89
Bab 89 - Sah
90
Bab 90 - Perawan
91
Bab 91 - Terima Kasih
92
Bab 92 - Menuruti Istri
93
Bab 93 - Rasa Bahagia
94
Bab 94 - Berkunjung
95
Bab 95 - Menghindar
96
Bab 96 - Super Sabar
97
Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!