Bab14 - Wanita Asli

Aura dan Lili kini sedang makan malam bersama. Mereka melahap masakan yang diberikan Mama Ros.

"Enaknya!" puji Lili menikmati masakan yang sangat lezat itu. Lidahnya menari-nari. Walaupun tadi sebelum pulang, ia sudah makan dengan Robi. Tapi begitu sampai rumah melihat masakan dari Mama Ros, ia merasa rugi jika tidak memakannya. Masakan buatan mama angkatnya Aura tiada duanya. Mantap sekali.

"Kalian seharian ini ke mana saja?" tanya Aura di tengah makannya. Lili pergi dari pagi dan dipukul 8 malam baru pulang.

"Ada deh!" jawab Lili dengan senyum tidak jelas.

Aura pun memelototi wanita itu. Ia ingin tahu Lili dibawa ke mana oleh pria yang baru dikenalnya itu. Tatapan matanya Aura memaksa Lili untuk menjawab. Menjawab dengan jujur.

"Hmm... Robi membawaku menemui orang tuanya, Ra." Ucap Lili sambil menutup wajahnya. Ia malu mengatakannya tapi hal ini sangat membahagiakan. Aura harus tahu kabar ini.

Selama percintaannya, belum ada pria yang memperkenalkannya pada orang tua mereka. Robi lah yang pertama.

"Terus? Bagaimana dengan keluarganya?" tanya Aura makin penasaran. Dilihat dari gayanya, Robi seperti berasal dari keluarga menengah ke atas. Pasti orang lumayan. Sedang mereka, anak yatim yang hidup sebatang kara. Apa akan ada kesenjangan sosial nantinya.

"Orang tuanya baik, Ra. Mereka memperlakukanku dengan baik." Ucap Lili mengingatnya.

"Terus?" tanya Aura kembali. Masih penasaran.

"Pokoknya mereka sangat baiklah. Aku sangat bahagia!" Senyum Lili terus mengambang, bak sedang iklan pasta gigi. Merasa ia sudah diterima di keluarga pria itu.

"Terus kapan dia akan melamarmu?" tanya Aura kembali. Menjalin hubungan harus ada batas waktunya, mau sampai kapan? Kapan akan ke jenjang serius? Jangan kelamaan pacaran, terus nikahnya sama orang lain. Ibarat hanya menjaga jodoh orang saja.

Ditanya begitu Lili jadi malu. "Dia belum ada membahas itu. Masa aku yang tanya duluan, Ra. Malulah! Biarkan saja berjalan perlahan!" jawab Lili akan memaklumi. Mereka masih dalam masa penjajakan.

Padahal jika Robi melamarnya bahkan mengajaknya menikah hari ini juga. Ia akan mengangguk dan menjawab iya. Karena ia sudah jatuh cinta dengan pria itu. Robi sangat baik dan sopan. Terlebih lagi pria itu begitu dewasa.

"Jangan lama-lama pacaran juga. Kalau cocok ya segera resmikan saja!" saran Aura sambil membawa piring bekas makannya ke wastafel. Ia akan mencucinya.

"Ra, ntar kalau aku sudah menikah. Kau tinggal bersamaku saja ya. Jadi kau nggak usah tinggal sendiri dan tidak usah menyewa lagi." Ucap Lili menawarkan. Jika menyewa rumah sendiri, akan banyak biaya.

"Aku nggak mau jadi nyamuk!" jawab Aura seraya mencuci piringnya.

"Nggak ada nyamuk di rumahku. Nanti disemprot anti nyamuk!" jawab Lili sambil menganggukkan kepala menyakinkan.

Aura melihat Lili dengan kesal. Temannya itu memang polos atau pura-pura polos.

"Bukan begitu, Lili!!!" Aura jadi kesal. Menatap Lili dengam sengit.

"Jadi?" Lili sama sekali tidak mengerti maksud Aura bagaimana. Ucapannya itu ke arah mana.

"Aku nanti akan menikah juga! jadi nggak mungkin aku tinggal bersamamu!" jawab Aura memberikan alasan. Alasan yang lebih bisa diterima nalar temannya itu.

"Oh ya sudah. Kalau begitu nanti rumah kita saja yang bersebelahan. Bilang sama suamimu, ntar aku bilang juga sama suamiku. Biar mereka atur! Jadi kita tetanggaan deh!" ucap Lili dengan semangat. Ingin dekat dan tidak mau berpisah dengan Aura.

Aura melihat Lili dengan wajah tercengang. Mereka sudah membahas suami, menikah saja mereka belum.

Lili yang baru sadar dengan perkataannya jadi nyengir. Ucapan itu keluar begitu saja.

"Lili-Lili..." Aura pun menggelengkan kepala. Ada saja temannya satu itu.

\=\=\=\=\=\=

Bara: salam kenal juga

Aura yang sedang berada di kamar melihat pesan itu di ponselnya. Ia berpikir untuk membalas apa.

Aura: selamat malam

Bara: selamat malam juga

Aura: Apa kabar?

Bara: Baik. Kamu apa kabar?

Aura: Baik juga

Aura berbalas-balasan pesan dengan pria itu. Malam ini pria itu sedang online. Pesannya terbalas cepat. Tadi siang cukup lama membalas pesannya.

Tapi Aura berpikir sejenak. Pesan mereka itu terasa aneh. Seperti tanya jawab. Bahasanya pun terlalu baku.

Sementara Bara yang juga berada di kamarnya membaca ulang pesan itu.

'Astaga! Pesan apa ini?!' Bara jadi geli sendiri membaca pesan obrolannya mereka. Pesannya terlalu datar dan lempeng saja.

Pria itu mulai tampak berpikir, mau membalas apa lagi. Wanita itu yang bertanya lalu ia membalasnya. Kini pesan dari wanita itu menjawab. Dan apa yang akan ditanyanya kemudian.

'Setelah ini, bagaimana lagi?'

Sudah lama Bara tidak berhubungan dengan wanita. Ia sudah lupa bagaimana berbasa basi pada wanita.

Bara akan menelepon Robi, sekedar bertanya apa yang harus dibalasnya lagi. Tapi ia pun urungkan. Bisa saja Robi meledeknya habis-habisan. Itu tidak boleh dibiarkan dan harus dirahasiakan.

Bara akan mengirim pesan saja kepada wanita itu. Mungkin bertanya tentang hal biasa, seperti di mana tinggalnya atau kesibukkan wanita itu. Mungkin saja wanita itu masih berkuliah atau bekerja. Mungkin.

Saat akan membalas, Bara menahan jarinya. Ada saja yang mengganjal di pikirannya.

'Kalau yang mengirim pesan, wanita jadi-jadian bagaimana?'

Bara mengingat jelas saat ia pernah meledek Robi. Jika wanita kenalan temannya itu adalah wanita jadi-jadian. Bagaimana jika hal itu yang berbalik padanya? Ia yang mengalami hal tersebut seperti yang ia katakan pada Robi.

'Aku harus memastikan dulu!' batin Bara yakin.

Bara memastikan dengan menelepon wanita itu. Agar tahu wanita yang berkiriman pesan dengannya, wanita sungguhan atau bagaimana.

Di kamar Aura, mata wanita itu mendelik melihat penelepon.

'Ke-kenapa dia meneleponku?' Aura jadi sedikit gugup. Padahal mereka baru beberapa kali berbalasan pesan. Kenapa malah ingin bicara. Apa yang mau dibahas.

Aura juga sudah lama tidak pernah teleponan dengan pria. Jadi tampak bingung sendiri.

Tapi masa dia mengabaikan pria itu. Mungkin saja, pria itu hanya sekedar menyapa. Atau? Mungkin seperti pria-pria lain. Bertanya tentang harga.

Jika seperti itu, ia akan langsung memblokir saja. Lili menyarankan seperti itu, untuk tidak meladeni pria-pria tidak jelas.

Dengan menghembuskan nafas terlebih dahulu, Aura pun menjawab panggilannya.

Sejenak keduanya diam. Tak ada yang bersuara.

'Diangkat!' Bara melihat panggilannya sudah terhubung. Tapi kenapa wanita itu malah diam saja?

'Kenapa diam saja?!' batin Aura bingung. Pria itu yang menelpon tapi kenapa malah diam dan tidak bicara. Apa dia yang harus memulai bicara?

"Halo..." Bara akhirnya bicara. Ia yang menelepon duluan.

"Ha-halo juga." jawab Aura.

"Oh... Ternyata wanita asli!" Bara bernafas lega mendengar suaranya. Ternyata memang wanita asli. Tadi ia sempat berpikiran yang tidak-tidak.

"Hah? Apa?"

.

.

.

Terpopuler

Comments

umatin khuin

umatin khuin

hahaha...wanita asli g tuch...

2024-09-07

0

Dewi Dama

Dewi Dama

cerita nya sangat membosankan...

2024-08-31

0

Ari_nurin

Ari_nurin

bara koplak .. bs bs nya keceplosan 🤣🤣

2024-08-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Mendadak Janda
2 Bab 2 - Menurut
3 Bab 3 - Janda Kembang
4 Bab 4 - Alasan Perceraian
5 Bab 5 - Menjalani Hidup
6 Bab 6 - Mengajak Teman
7 Bab 7 - Tunggu Saja
8 Bab 8 - Mirip Bara
9 Bab 9 - Menolak Perjodohan
10 Bab 10 - Ada Syarat
11 Bab 11 - Hari Libur
12 Bab 12 - Kenangan
13 Bab 13 - Coba Saja
14 Bab14 - Wanita Asli
15 Bab 15 - Mulai Penasaran
16 Bab 16 - Ingin Bertemu
17 Bab 17 - Deg Deg Deg
18 Bab 18 - Kamu Cantik
19 Bab 19 - Baper
20 Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21 Bab 21 - Nakal
22 Bab 22 - Status
23 Bab 23 - Mulai Rindu
24 Bab 24 - Mendadak bertemu
25 Bab 25 - Tidak Tahu
26 Bab 26 - Aku Mencintaimu
27 Bab 27 - Demi Aura
28 Bab 28 - Aku Janda
29 Bab 29 - Ketinggalan
30 Bab 30 - Titisan Ultraman
31 Bab 31 - Bertemu Mantan
32 Bab 32 - Mantan Suami
33 Bab 33 - Tidak Peduli Status
34 Bab 34 - Bersamamu
35 Bab 35 - Sudah Berubah
36 Bab 36 - Nasi Goreng
37 Bab 37 - Hari Itu
38 Bab 38 - Tercipta Untukku
39 Bab 39 - Tidak Setuju
40 Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41 Bab 41 - Aku Hamil
42 Bab 42 - Omongan Dusta
43 Bab 43 - Teman Wanita?
44 Bab 44 - Ingin Kembali
45 Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46 Bab 46 - Ingin Tahu
47 Bab 47 - Sikap Bara
48 Bab 48 - Salah Sangka
49 Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50 Bab 50 - Aura Harus Tahu
51 Bab 51 - Seorang Janda
52 Bab 52 - Percaya Padaku
53 Bab 53 - Bara Menyebalkan
54 Bab 54 - Lamaran Ulang
55 Bab 55 - Rencana Evan
56 Bab 56 - Restui Kami
57 Bab 57 - Minta Bantuan
58 Bab 58 - Bertemu Evan
59 Bab 59 - Demi Mama
60 Bab 60 - Perdebatan
61 Bab 61 - Ternyata
62 Bab 62 - Deg Deg Deg
63 Bab 63 - Bukan Masalah
64 Bab 64 - Tetap Yakin
65 Bab 65 - Bucin
66 Bab 66 - Ketakutan Aura
67 Bab 67 - Sehari Bersamamu
68 Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69 Bab 69 - Begitu Menarik
70 Bab 70 - Omong Kosong
71 Bab 71 - Bikin Kesal
72 Bab 72 - KDRT
73 Bab 73 - Persiapan
74 Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75 Bab 75 - Agak Aneh
76 Bab 76 - Mulai Persiapan
77 Bab 77 - Foto Prewed
78 Bab 78 - Rencana Robi
79 Bab 79 - Kenangan
80 Bab 80 - Titipan Aura
81 Bab 81 - Masih Berharap
82 Bab 82 - Dipingit
83 Bab 83 - Memaksa
84 Bab 84 - Perkelahian
85 Bab 85 - Melindungi Aura
86 Bab 86 - Cari Kesempatan
87 Bab 87 - Diam-Diam
88 Bab 88 - Melepaskan
89 Bab 89 - Sah
90 Bab 90 - Perawan
91 Bab 91 - Terima Kasih
92 Bab 92 - Menuruti Istri
93 Bab 93 - Rasa Bahagia
94 Bab 94 - Berkunjung
95 Bab 95 - Menghindar
96 Bab 96 - Super Sabar
97 Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98 Promo
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Mendadak Janda
2
Bab 2 - Menurut
3
Bab 3 - Janda Kembang
4
Bab 4 - Alasan Perceraian
5
Bab 5 - Menjalani Hidup
6
Bab 6 - Mengajak Teman
7
Bab 7 - Tunggu Saja
8
Bab 8 - Mirip Bara
9
Bab 9 - Menolak Perjodohan
10
Bab 10 - Ada Syarat
11
Bab 11 - Hari Libur
12
Bab 12 - Kenangan
13
Bab 13 - Coba Saja
14
Bab14 - Wanita Asli
15
Bab 15 - Mulai Penasaran
16
Bab 16 - Ingin Bertemu
17
Bab 17 - Deg Deg Deg
18
Bab 18 - Kamu Cantik
19
Bab 19 - Baper
20
Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21
Bab 21 - Nakal
22
Bab 22 - Status
23
Bab 23 - Mulai Rindu
24
Bab 24 - Mendadak bertemu
25
Bab 25 - Tidak Tahu
26
Bab 26 - Aku Mencintaimu
27
Bab 27 - Demi Aura
28
Bab 28 - Aku Janda
29
Bab 29 - Ketinggalan
30
Bab 30 - Titisan Ultraman
31
Bab 31 - Bertemu Mantan
32
Bab 32 - Mantan Suami
33
Bab 33 - Tidak Peduli Status
34
Bab 34 - Bersamamu
35
Bab 35 - Sudah Berubah
36
Bab 36 - Nasi Goreng
37
Bab 37 - Hari Itu
38
Bab 38 - Tercipta Untukku
39
Bab 39 - Tidak Setuju
40
Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41
Bab 41 - Aku Hamil
42
Bab 42 - Omongan Dusta
43
Bab 43 - Teman Wanita?
44
Bab 44 - Ingin Kembali
45
Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46
Bab 46 - Ingin Tahu
47
Bab 47 - Sikap Bara
48
Bab 48 - Salah Sangka
49
Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50
Bab 50 - Aura Harus Tahu
51
Bab 51 - Seorang Janda
52
Bab 52 - Percaya Padaku
53
Bab 53 - Bara Menyebalkan
54
Bab 54 - Lamaran Ulang
55
Bab 55 - Rencana Evan
56
Bab 56 - Restui Kami
57
Bab 57 - Minta Bantuan
58
Bab 58 - Bertemu Evan
59
Bab 59 - Demi Mama
60
Bab 60 - Perdebatan
61
Bab 61 - Ternyata
62
Bab 62 - Deg Deg Deg
63
Bab 63 - Bukan Masalah
64
Bab 64 - Tetap Yakin
65
Bab 65 - Bucin
66
Bab 66 - Ketakutan Aura
67
Bab 67 - Sehari Bersamamu
68
Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69
Bab 69 - Begitu Menarik
70
Bab 70 - Omong Kosong
71
Bab 71 - Bikin Kesal
72
Bab 72 - KDRT
73
Bab 73 - Persiapan
74
Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75
Bab 75 - Agak Aneh
76
Bab 76 - Mulai Persiapan
77
Bab 77 - Foto Prewed
78
Bab 78 - Rencana Robi
79
Bab 79 - Kenangan
80
Bab 80 - Titipan Aura
81
Bab 81 - Masih Berharap
82
Bab 82 - Dipingit
83
Bab 83 - Memaksa
84
Bab 84 - Perkelahian
85
Bab 85 - Melindungi Aura
86
Bab 86 - Cari Kesempatan
87
Bab 87 - Diam-Diam
88
Bab 88 - Melepaskan
89
Bab 89 - Sah
90
Bab 90 - Perawan
91
Bab 91 - Terima Kasih
92
Bab 92 - Menuruti Istri
93
Bab 93 - Rasa Bahagia
94
Bab 94 - Berkunjung
95
Bab 95 - Menghindar
96
Bab 96 - Super Sabar
97
Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!