Bab 5 - Menjalani Hidup

5 tahun kemudian...

'Ayah... Bunda...' Aura berlinang air mata saat berada di makam orang tuanya. Waktu sudah berlalu begitu saja.

'Aura di sini baik-baik saja, Yah, Bun.' Batinnya lagi. Berusaha tegar meskipun ia masih sering merindukan mereka.

Aura selama ini sudah menjalani kehidupan dengan baik. Ia juga sudah bekerja.

Meskipun sibuk dengan pekerjaannya, Aura pasti selalu menyempatkan untuk mendatangi makam kedua orang tuanya. Walaupun hanya sebulan sekali.

Itu dilakukannya untuk mengobati kerinduannya. Setelah mendatangi makam mereka, Aura kembali memiliki semangat untuk menjalani hidup.

Dipandanginya makam kedua orang tuanya secara bergantian, sembari berdoa. Berharap keduanya tenang di alam sana. Alam yang sudah berbeda dengannya.

Setelah melepas kerinduan, Aura pun memilih pulang. Ia akan mendatangi makam itu lagi, saat bulan depan.

Tak lama, Aura turun dari taksi online di depan rumah yang berdempetan. Ia masuk ke salah satu rumah itu.

"Mama..." ucap Aura kaget melihat Mama Ros sudah ada di rumah kontrakannya.

"Putri Mama sudah pulang!" Ucap Mama dengan wajah bahagia sekali.

Aura pun menyalami Mama Ros. Selama ini hubungan mereka masih terjalin dengan baik. Mama Ros selalu menyempatkan datang ke kontrakkan Aura. Begitupun Aura, sering datang ke rumah Mama. Tapi, saat tidak ada Evan di rumah.

Setelah resmi bercerai dari pria itu. Aura merasa malas bertemu Evan. Memilih untuk lebih menghindar saja. Tapi dengan orang tua Evan, Aura tidak bisa begitu. Mereka sangat baik padanya.

"Ma, jangan repot-repot." Aura jadi tidak enak hati. Mama membawakannya banyak makanan. Ia melihat Lili, meletakkan bawaan Mama ke dalam lemari es.

Lili adalah teman baik Aura. Mereka tinggal bersama di kontrakan 2 kamar itu. Lili juga sama sepertinya. Anak yatim piatu yang sebatang kara.

"Sama putri Mama sendiri kok repot!" Ucap Mama cemberut. Aura menolak diberikan uang, jadi Mama memilih membawakan berbagai makanan. Jadi tidak mungkin ditolak wanita muda itu.

"Nanti kamu makan sama Lili juga." Timpal Mama kembali sambil tersenyum. "Ya, Lili?"

"Iya, Tan. Terima kasih banyak." Lili jadi tersenyum. Aura beruntung memiliki orang tua angkat yang begitu menyayanginya.

Setelah cukup puas melepas kerinduan pada Aura, Mama pun berpamitan pulang. Hari sudah makin sore. Suaminya pasti sudah pulang dari kantor.

"Aura antar ya, Ma." Tawar Aura.

"Tidak usah, nak. Mama sama supir." Ucap Mama. Supir sudah menunggu di depan rumah.

"Hati-hati, Ma." Aura memeluk wanita paruh baya itu sebentar.

"Mama pulang dulu." Mama mengelus kepala Aura dengan sayang. Ia juga mengecup pipi sang anak. Ia benar-benar sangat menyayangi anak temannya itu.

Aura jadi berwajah mewek. Ia jadi merindukan Bundanya. Saat dulu ia akan berangkat kerja, Bunda selalu mengecup pipinya saat ia berpamitan. Ia dulu sering mendumel karena merada Bunda menganggapnya masih seperti bocah, padahal ia sudah besar. Sudah tamat SMA juga. Tapi ternyata sekarang, hal kecil seperti itu yang dirindukannya.

Jika Bundanya masih ada. Ia pasti tidak akan malu lagi saat Bundanya melakukan hal itu. Perhatian kecil, tapi seperti itulah cara Bunda mencurahkannya kasih dan sayang.

"Lili, Tante pulang dulu. Titip Aura ya!" Mama juga pamitan pada Lili. Memeluk sejenak wanita yang sebaya dengan Aura.

"Siap, Tan. Tenang saja, Aura aman bersamaku!" Jawab Lili dengan senyum melebar. Mereka selama ini saling menjaga.

Mama jadi tersenyum mendengarnya. Ia pun diantar Aura dan Lili sampai naik ke dalam mobil.

"Hati-hati, Ma."

"Hati-hati, Tan."

Keduanya pun melambaikan tangan mengiringi mobil Mama yang sudah melaju pergi.

"Aura..." ucap Lili sambil berjalan ke arah rumah kontrakkan mereka.

"Apa?"

"Nanti malam temani aku yuk!" Ajak Lili.

"Ke mana?" Tanya Aura ingin tahu.

"Aku mau ketemu seorang pria. Dia-"

"Astaga! Kau mau ketemu pria lagi dari aplikasi itu?" Tanya Aura menyela ucapan Lili. Ia meraih air minum dalam lemari es dan meminumnya.

Lili mengangguk cepat.

"Yang sering kau temui saja nggak ada yang jelas. Sudahlah, Li. Tidak usah kenal pria-pria dari aplikasi itu!" Ucap Aura. Temannya sudah sering kali bertemu dengan pria-pria kenalan dari aplikasi itu. Kebanyakan tidak jelas dan banyak modusnya.

"Yang ini aku kenal dia baik."

"Yang dulu pun kau bilang begitu!"

"Aura!" Lili mendengus kesal. "Ini beda. Ini kau lihat fotonya."

Lili menunjukkan pada Aura foto kenalannya itu.

"Tampan, kan?" Tanya Lili sambil senyum-senyum.

Aura melihat Lili senyum-senyum tidak jelas. Temannya itu sedang kasmaran. Lili mudah jatuh cinta.

"Nanti itu bukan foto dia. Foto editan, foto kebanyakan pakai filter. Nanti begitu ketemu kau lari!" Ledek Aura mengingatkan tingkah Lili kala itu.

Dulu Aura pernah menemani Lili bertemu dengan pria kenalannya. Ketika sampai di tempat janjian, Lili menelepon dan memastikan terlebih dahulu pria itu. Dan ternyata pria itu tidak sesuai dengan fotonya.

Lili pun langsung mengajak Aura pergi, tanpa bertemu terlebih dahulu dengan kenalannya itu. Padahal Aura menyarankan untuk menemuinya, agar tetap sopan. Bukan langsung kabur begitu saja.

"Pasti berbeda! Aku yakin, Ra! Dia ini jodohku!" Lili meyakinkan Aura bahwa pria kali ini berbeda dari pria-pria kenalan sebelumnya.

Aura melihat Lili dengan wajah aneh. Selalu seperti itu Lili berkata. "Berapa umurnya?"

"katanya 32 sih."

"Lili... Mungkin pria itu sudah menikah!"

"Belum. Dia belum menikah!" sanggah Lili cepat.

"Kau yakin? Nanti saat menemuinya, datang pula bininya!" Aura takut dilabrak seperti cerita di film-film itu.

"Tidak, Ra. Kami sudah sering telponan!" ucap Lili meyakinkan.

"Aura... temani aku ya!" Rengek Lili memegangi lengan Aura.

"Ya ya ya... baiklah!" Aura pun setuju. Ia juga takut jika Lili sendirian saja bertemu pria yang tidak dikenal. Akan bahaya.

Beberapa saat berlalu, Aura dan Lili telah sampai di sebuah kafe tempat janjiannya.

Seperti sebelumnya, Lili menelepon terlebih dahulu pria kenalannya. Jika dilihatnya lain dari foto, ia akan kabur saja. Tak mau menemuinya. Karena pria itu telah berbohong memberinya foto palsu, sementara ia memberikan foto aslinya.

Aura menggeleng saja melihat Lili yang menelepon, sudah pasti menelepon untuk memastikan pria kenalannya itu. Ia pun mengedarkan pandangan mencari pria yang katanya sudah sampai.

Lili menutup mulutnya saat melihat pria kenalannya dari jauh.

"Aku sudah sampai. Aku akan ke sana. Bye..." Lili pun mengakhiri panggilannya.

"Ayo, Ra!" Lili pun membawa Aura bersamanya menuju meja tempat pria itu menunggu.

"Kamu Lili ya?" Tanya pria itu yang langsung berdiri saat melihat dua orang wanita menghampirinya.

'Astaga! Tampannya!' Lili mengulum senyum.

"I-iya, aku Lili." Lili mulai gugup. Ia pun mengulurkan tangan dan langsung disambut pria itu.

"Oh iya, i-ini Aura. Temanku." Lili juga mengenalkan temannya itu.

Aura tersenyum tipis sambil membalas uluran tanggan pria itu.

"Aku Aura." Ucapnya.

"Aku-"

.

.

.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂 🤔🤔

2024-03-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Mendadak Janda
2 Bab 2 - Menurut
3 Bab 3 - Janda Kembang
4 Bab 4 - Alasan Perceraian
5 Bab 5 - Menjalani Hidup
6 Bab 6 - Mengajak Teman
7 Bab 7 - Tunggu Saja
8 Bab 8 - Mirip Bara
9 Bab 9 - Menolak Perjodohan
10 Bab 10 - Ada Syarat
11 Bab 11 - Hari Libur
12 Bab 12 - Kenangan
13 Bab 13 - Coba Saja
14 Bab14 - Wanita Asli
15 Bab 15 - Mulai Penasaran
16 Bab 16 - Ingin Bertemu
17 Bab 17 - Deg Deg Deg
18 Bab 18 - Kamu Cantik
19 Bab 19 - Baper
20 Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21 Bab 21 - Nakal
22 Bab 22 - Status
23 Bab 23 - Mulai Rindu
24 Bab 24 - Mendadak bertemu
25 Bab 25 - Tidak Tahu
26 Bab 26 - Aku Mencintaimu
27 Bab 27 - Demi Aura
28 Bab 28 - Aku Janda
29 Bab 29 - Ketinggalan
30 Bab 30 - Titisan Ultraman
31 Bab 31 - Bertemu Mantan
32 Bab 32 - Mantan Suami
33 Bab 33 - Tidak Peduli Status
34 Bab 34 - Bersamamu
35 Bab 35 - Sudah Berubah
36 Bab 36 - Nasi Goreng
37 Bab 37 - Hari Itu
38 Bab 38 - Tercipta Untukku
39 Bab 39 - Tidak Setuju
40 Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41 Bab 41 - Aku Hamil
42 Bab 42 - Omongan Dusta
43 Bab 43 - Teman Wanita?
44 Bab 44 - Ingin Kembali
45 Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46 Bab 46 - Ingin Tahu
47 Bab 47 - Sikap Bara
48 Bab 48 - Salah Sangka
49 Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50 Bab 50 - Aura Harus Tahu
51 Bab 51 - Seorang Janda
52 Bab 52 - Percaya Padaku
53 Bab 53 - Bara Menyebalkan
54 Bab 54 - Lamaran Ulang
55 Bab 55 - Rencana Evan
56 Bab 56 - Restui Kami
57 Bab 57 - Minta Bantuan
58 Bab 58 - Bertemu Evan
59 Bab 59 - Demi Mama
60 Bab 60 - Perdebatan
61 Bab 61 - Ternyata
62 Bab 62 - Deg Deg Deg
63 Bab 63 - Bukan Masalah
64 Bab 64 - Tetap Yakin
65 Bab 65 - Bucin
66 Bab 66 - Ketakutan Aura
67 Bab 67 - Sehari Bersamamu
68 Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69 Bab 69 - Begitu Menarik
70 Bab 70 - Omong Kosong
71 Bab 71 - Bikin Kesal
72 Bab 72 - KDRT
73 Bab 73 - Persiapan
74 Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75 Bab 75 - Agak Aneh
76 Bab 76 - Mulai Persiapan
77 Bab 77 - Foto Prewed
78 Bab 78 - Rencana Robi
79 Bab 79 - Kenangan
80 Bab 80 - Titipan Aura
81 Bab 81 - Masih Berharap
82 Bab 82 - Dipingit
83 Bab 83 - Memaksa
84 Bab 84 - Perkelahian
85 Bab 85 - Melindungi Aura
86 Bab 86 - Cari Kesempatan
87 Bab 87 - Diam-Diam
88 Bab 88 - Melepaskan
89 Bab 89 - Sah
90 Bab 90 - Perawan
91 Bab 91 - Terima Kasih
92 Bab 92 - Menuruti Istri
93 Bab 93 - Rasa Bahagia
94 Bab 94 - Berkunjung
95 Bab 95 - Menghindar
96 Bab 96 - Super Sabar
97 Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98 Promo
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Mendadak Janda
2
Bab 2 - Menurut
3
Bab 3 - Janda Kembang
4
Bab 4 - Alasan Perceraian
5
Bab 5 - Menjalani Hidup
6
Bab 6 - Mengajak Teman
7
Bab 7 - Tunggu Saja
8
Bab 8 - Mirip Bara
9
Bab 9 - Menolak Perjodohan
10
Bab 10 - Ada Syarat
11
Bab 11 - Hari Libur
12
Bab 12 - Kenangan
13
Bab 13 - Coba Saja
14
Bab14 - Wanita Asli
15
Bab 15 - Mulai Penasaran
16
Bab 16 - Ingin Bertemu
17
Bab 17 - Deg Deg Deg
18
Bab 18 - Kamu Cantik
19
Bab 19 - Baper
20
Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21
Bab 21 - Nakal
22
Bab 22 - Status
23
Bab 23 - Mulai Rindu
24
Bab 24 - Mendadak bertemu
25
Bab 25 - Tidak Tahu
26
Bab 26 - Aku Mencintaimu
27
Bab 27 - Demi Aura
28
Bab 28 - Aku Janda
29
Bab 29 - Ketinggalan
30
Bab 30 - Titisan Ultraman
31
Bab 31 - Bertemu Mantan
32
Bab 32 - Mantan Suami
33
Bab 33 - Tidak Peduli Status
34
Bab 34 - Bersamamu
35
Bab 35 - Sudah Berubah
36
Bab 36 - Nasi Goreng
37
Bab 37 - Hari Itu
38
Bab 38 - Tercipta Untukku
39
Bab 39 - Tidak Setuju
40
Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41
Bab 41 - Aku Hamil
42
Bab 42 - Omongan Dusta
43
Bab 43 - Teman Wanita?
44
Bab 44 - Ingin Kembali
45
Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46
Bab 46 - Ingin Tahu
47
Bab 47 - Sikap Bara
48
Bab 48 - Salah Sangka
49
Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50
Bab 50 - Aura Harus Tahu
51
Bab 51 - Seorang Janda
52
Bab 52 - Percaya Padaku
53
Bab 53 - Bara Menyebalkan
54
Bab 54 - Lamaran Ulang
55
Bab 55 - Rencana Evan
56
Bab 56 - Restui Kami
57
Bab 57 - Minta Bantuan
58
Bab 58 - Bertemu Evan
59
Bab 59 - Demi Mama
60
Bab 60 - Perdebatan
61
Bab 61 - Ternyata
62
Bab 62 - Deg Deg Deg
63
Bab 63 - Bukan Masalah
64
Bab 64 - Tetap Yakin
65
Bab 65 - Bucin
66
Bab 66 - Ketakutan Aura
67
Bab 67 - Sehari Bersamamu
68
Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69
Bab 69 - Begitu Menarik
70
Bab 70 - Omong Kosong
71
Bab 71 - Bikin Kesal
72
Bab 72 - KDRT
73
Bab 73 - Persiapan
74
Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75
Bab 75 - Agak Aneh
76
Bab 76 - Mulai Persiapan
77
Bab 77 - Foto Prewed
78
Bab 78 - Rencana Robi
79
Bab 79 - Kenangan
80
Bab 80 - Titipan Aura
81
Bab 81 - Masih Berharap
82
Bab 82 - Dipingit
83
Bab 83 - Memaksa
84
Bab 84 - Perkelahian
85
Bab 85 - Melindungi Aura
86
Bab 86 - Cari Kesempatan
87
Bab 87 - Diam-Diam
88
Bab 88 - Melepaskan
89
Bab 89 - Sah
90
Bab 90 - Perawan
91
Bab 91 - Terima Kasih
92
Bab 92 - Menuruti Istri
93
Bab 93 - Rasa Bahagia
94
Bab 94 - Berkunjung
95
Bab 95 - Menghindar
96
Bab 96 - Super Sabar
97
Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!