Bab 13 - Coba Saja

Bara meletakkan ponselnya di atas meja setelah membaca pesan dari aplikasi itu. Ia pun kembali menonton tv.

Sejenak menonton, ia melirik ke arah ponselnya. 'Apa aku harus balas?'

Pria itu bingung harus membalas atau tidak. Robi mengatakan untuk mencari teman cerita.

'Memang apa yang mau diceritakan?' cibir Bara. Ia bukan pendongeng.

Bara menekan remote mencari siaran kartun. Walau sudah kepala 3, ia masih suka menonton tontonan bocah seperti itu. Bisa menghibur diri.

"Astaga, Bar!" Evan yang sudah selesai mandi menggeleng melihat apa yang ditonton Bara. Ia ikut bergabung dan mengganti saluran tv.

"Aku masih menonton!" ucap Bara dengan sinis, seenaknya Evan menganti siarannya.

"Episode itu tah sudah berapa kali kau tonton!" jawab Evan.

Bara diam. Benar kata Evan, tah sudah berapa kali ia menonton itu berulang-ulang.

"Mandi sana! Jangan karena hari ini libur, mandi pun kau libur!" ledek Evan pada temannya itu.

Bara melempar bantal sofa ke wajah Evan, lalu kabur masuk kamar Robi. Tak lupa membawa ponselnya.

"Bara!" ucap Evan kesal.

Di dalam kamar, Bara membuka lemari Robi. Mengambil pakaian temannya itu. Begitulah Bara menganggap itu rumahnya sendiri. Lalu ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selang beberapa waktu kemudian, Bara telah selesai mandi. Menyisir rambutnya yang setengah basah.

Bara terdiam sejenak, mengingat perkataan Robi. Usianya sudah sangat matang untuk menikah. Mau sampai kapan ia sendiri seperti ini.

Mantan kekasihnya, Mia. Telah menikah dan hidup bahagia. Bahkan ia tidak tahu kabar wanita itu lagi. Selama 5 tahun ini, Bara menyibukkan dirinya.

Ponsel pun diraihnya, membuka pesan di aplikasi itu.

Aura: Hai

Pesan itu satu-satunya yang masuk. Bara melihat profilnya, di profilnya ada foto kucing. Lalu nama, jenis kelamin dan usia. Usianya juga masih muda darinya. Masih 25 tahun. Selisih 8 tahunan darinya.

Bara pun membalas pesan itu. Ia tidak tahu wanita yang mengirimnya pesan seperti apa. Juga wanita itu tidak tahu wajahnya juga.

Sesuai dengan saran Robi. Hanya mencari teman cerita. Ya, apa salahnya. Coba saja.

Setelah membalas pesan, ia kembali menyisir rambutnya. Sambil menyisir sambil melirik ponsel. Tidak ada balasan lagi.

Bara menyimpan ponsel di saku dan keluar kamar.

"Van, aku pergi dulu!" ucap Bara.

"Mau ke mana?" tanya Evan.

"Aku mau pulang!" ucap Bara lalu berlalu pergi.

Evan melihat temannya yang sudah keluar pintu "Ngapain aku di sini? Jagai rumah orang?!"

Bara telah sampai di mobilnya. Setelah memasang sabuk pengaman. Ia meriah ponsel dan melihat pesannya. Belum ada balasan.

Pria itu pun menyimpan ponselnya kembali. Lalu menyalakan mesin mobil. Ia akan pulang ke rumah orang tuanya.

\=\=\=\=\=\=

Aura sedang berada di taman belakang rumah. Ia sedang bersama Mama Ros.

Mama mengelus kepala Aura dengan sayang, sambil menatap mantan menantunya itu.

Aura banyak berubah, ia tampak lebih dewasa dan makin cantik juga. Berbeda beberapa tahun yang lalu. Aura masih seperti anak remaja.

"Aura, sekarang kamu lagi dekat dengan siapa?" tanya Mama penasaran. Aura telah lama berpisah dari putranya. Mungkin sedang menjalin hubungan dengan pria lain.

Aura menggeleng cepat. "Tidak ada, Ma."

"Kalau kamu mau menikah lagi, tidak apa kok. Mama akan mendukungmu!" ucap Mama, berpikiran mungkin Aura merasa tidak enak hati padanya.

Putranya yang sudah menceraikan Aura. Jadi Aura tidak perlu segan padanya. Aura harus bahagia.

Jadi jika Aura akan berencana menikah lagi, Mama akan mendukungnya.

Aura hanya tersenyum tipis. Menikah lagi? Sepertinya dalam beberapa tahun ke depan, ia tidak memiliki niatan seperti itu.

"Kenalin lah calon kamu sama Mama!"

"Aura belum ada calon, Ma." sanggah Aura. Siapa yang mau dikenalkannya.

"Nanti kalau sudah ada. Bawa dia kemari! Mama mau melihat calon menantu Mama!" ucap wanita paruh baya itu. Aura sampai kapanpun tetap dianggap sebagai putrinya.

Aura mengangguk patuh. Ia lalu memeluk Mama dengan erat. Wanita paruh baya itu sangat baik dan menyayanginya.

"Ma, sudah sore. Aura mau pulang!" ia melihat jam tangannya.

"Ya, sudah. Biar supir yang antar kamu!"

Aura akan menolak, tapi Mama menggeleng. Lalu ia digandeng ke dapur.

"Ma, ini kebanyakan!" Aura tidak enak. Mama membungkusinya banyak makanan.

"Sudah! Kamu makan sama Lili!" ucap Mama tidak masalah. Ia memang sengaja memasak banyak untuk putrinya.

"Ma, terima kasih. Aura pulang dulu!" pamit Aura dan Mama mengangguk lalu memeluk sejenak.

Mobil sudah berlalu pergi, Mama masih melambaikan tangannya. Rasanya waktu cepat sekali berputar. Padahal Mama masih ingin bersama Aura.

"Ma, ngapain?" tanya Evan yang baru turun dari mobil. Ia melihat Mama melambaikan tangannya pada mobil yang sudah menjauh.

"Teman Mama datang!" alasan Mama. Ia tidak mau mengatakan jika itu mantan istrinya Evan yang baru datang.

"Kamu sudah makan?" tanya Mama mengalihkan pembicaraan. Ia melihat putranya yang sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah.

Evan menggeleng. Ia belum makan, cuma sarapan doang. Itu pun nasi goreng yang dimasak Robi tidak enak.

"Mama akan masak untuk kamu!"

"Terima kasih mamaku sayang!" Evan memeluk manja lengan mamanya dan itu membuat Mama mencibir.

"Kamu menginap di mana?" tanya Mama kemudian.

"Di rumah Robi, Ma."

"Kamu jangan bohong!" Mama tidak percaya.

"Benar, Ma. Aku menginap sama Bara juga!"

"Mama ingatkan, kamu jangan macam-macam di luaran sana! Jangan buat Mama kecewa sama kamu!" Mama mengingatkan akan pergaulan putranya.

"Tidak, Ma! Mama tenang saja!" Evan mengerti arah apa yang ditakutkan Mamanya. Ia juga mengerti mana yang baik dan tidak baik baginya.

Aura meraih ponsel. Ia mengirim pesan pada Lili. Ia sudah di rumah sekarang.

'Ke mana saja mereka?' batin Aura. Lili pergi dari pagi dan belum kembali. Hari juga sudah sore.

Aura melirik aplikasi itu, ia membukanya. Berpikir sejenak kira-kira apa yang mau dibalas. Dan tak lama mengetiknya.

'Iseng-iseng saja!' batin Aura.

Sementara Bara setelah sampai rumah langsung menuju kamar. Membaringkan tubuhnya.

Pria itu menguap panjang sambil melihat jam dinding. Sudah pukul 6 sore saja. Ia sudah lama tidur. Sepanjang hari libur ini, ia hanya rebahan saja.

Bara mengecek ponselnya. 'Di balas!'

Aura: salam kenal

"Aku balas apa?" berpikir sejenak.

Bara: salam kenal juga

Setelah membalas ia bangkit dan akan ke kamar mandi.

Ting... Ponselnya kembali berbunyi. Ada notifikasi masuk. Pria itu berbalik ke tempat tidur. Pesan yang dikirimnya sudah dibalas saja. Cepat juga.

Bara melempar ponselnya ke tempat tidur. Ternyata itu pesan masuk dari operator, bukan dari aplikasi itu.

Bara berjalan ke kamar mandi. Ia akan membersihkan diri, setelah itu ke dapur. Perutnya sudah minta diisi.

'Mama masak apa ya?'

.

.

.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒚𝒂 𝑨𝒖𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑩𝒂𝒓𝒂 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒎𝒖 𝒏𝒚𝒂 😅😅

2024-03-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Mendadak Janda
2 Bab 2 - Menurut
3 Bab 3 - Janda Kembang
4 Bab 4 - Alasan Perceraian
5 Bab 5 - Menjalani Hidup
6 Bab 6 - Mengajak Teman
7 Bab 7 - Tunggu Saja
8 Bab 8 - Mirip Bara
9 Bab 9 - Menolak Perjodohan
10 Bab 10 - Ada Syarat
11 Bab 11 - Hari Libur
12 Bab 12 - Kenangan
13 Bab 13 - Coba Saja
14 Bab14 - Wanita Asli
15 Bab 15 - Mulai Penasaran
16 Bab 16 - Ingin Bertemu
17 Bab 17 - Deg Deg Deg
18 Bab 18 - Kamu Cantik
19 Bab 19 - Baper
20 Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21 Bab 21 - Nakal
22 Bab 22 - Status
23 Bab 23 - Mulai Rindu
24 Bab 24 - Mendadak bertemu
25 Bab 25 - Tidak Tahu
26 Bab 26 - Aku Mencintaimu
27 Bab 27 - Demi Aura
28 Bab 28 - Aku Janda
29 Bab 29 - Ketinggalan
30 Bab 30 - Titisan Ultraman
31 Bab 31 - Bertemu Mantan
32 Bab 32 - Mantan Suami
33 Bab 33 - Tidak Peduli Status
34 Bab 34 - Bersamamu
35 Bab 35 - Sudah Berubah
36 Bab 36 - Nasi Goreng
37 Bab 37 - Hari Itu
38 Bab 38 - Tercipta Untukku
39 Bab 39 - Tidak Setuju
40 Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41 Bab 41 - Aku Hamil
42 Bab 42 - Omongan Dusta
43 Bab 43 - Teman Wanita?
44 Bab 44 - Ingin Kembali
45 Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46 Bab 46 - Ingin Tahu
47 Bab 47 - Sikap Bara
48 Bab 48 - Salah Sangka
49 Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50 Bab 50 - Aura Harus Tahu
51 Bab 51 - Seorang Janda
52 Bab 52 - Percaya Padaku
53 Bab 53 - Bara Menyebalkan
54 Bab 54 - Lamaran Ulang
55 Bab 55 - Rencana Evan
56 Bab 56 - Restui Kami
57 Bab 57 - Minta Bantuan
58 Bab 58 - Bertemu Evan
59 Bab 59 - Demi Mama
60 Bab 60 - Perdebatan
61 Bab 61 - Ternyata
62 Bab 62 - Deg Deg Deg
63 Bab 63 - Bukan Masalah
64 Bab 64 - Tetap Yakin
65 Bab 65 - Bucin
66 Bab 66 - Ketakutan Aura
67 Bab 67 - Sehari Bersamamu
68 Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69 Bab 69 - Begitu Menarik
70 Bab 70 - Omong Kosong
71 Bab 71 - Bikin Kesal
72 Bab 72 - KDRT
73 Bab 73 - Persiapan
74 Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75 Bab 75 - Agak Aneh
76 Bab 76 - Mulai Persiapan
77 Bab 77 - Foto Prewed
78 Bab 78 - Rencana Robi
79 Bab 79 - Kenangan
80 Bab 80 - Titipan Aura
81 Bab 81 - Masih Berharap
82 Bab 82 - Dipingit
83 Bab 83 - Memaksa
84 Bab 84 - Perkelahian
85 Bab 85 - Melindungi Aura
86 Bab 86 - Cari Kesempatan
87 Bab 87 - Diam-Diam
88 Bab 88 - Melepaskan
89 Bab 89 - Sah
90 Bab 90 - Perawan
91 Bab 91 - Terima Kasih
92 Bab 92 - Menuruti Istri
93 Bab 93 - Rasa Bahagia
94 Bab 94 - Berkunjung
95 Bab 95 - Menghindar
96 Bab 96 - Super Sabar
97 Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98 Promo
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Mendadak Janda
2
Bab 2 - Menurut
3
Bab 3 - Janda Kembang
4
Bab 4 - Alasan Perceraian
5
Bab 5 - Menjalani Hidup
6
Bab 6 - Mengajak Teman
7
Bab 7 - Tunggu Saja
8
Bab 8 - Mirip Bara
9
Bab 9 - Menolak Perjodohan
10
Bab 10 - Ada Syarat
11
Bab 11 - Hari Libur
12
Bab 12 - Kenangan
13
Bab 13 - Coba Saja
14
Bab14 - Wanita Asli
15
Bab 15 - Mulai Penasaran
16
Bab 16 - Ingin Bertemu
17
Bab 17 - Deg Deg Deg
18
Bab 18 - Kamu Cantik
19
Bab 19 - Baper
20
Bab 20 - Galau Tidak Jelas
21
Bab 21 - Nakal
22
Bab 22 - Status
23
Bab 23 - Mulai Rindu
24
Bab 24 - Mendadak bertemu
25
Bab 25 - Tidak Tahu
26
Bab 26 - Aku Mencintaimu
27
Bab 27 - Demi Aura
28
Bab 28 - Aku Janda
29
Bab 29 - Ketinggalan
30
Bab 30 - Titisan Ultraman
31
Bab 31 - Bertemu Mantan
32
Bab 32 - Mantan Suami
33
Bab 33 - Tidak Peduli Status
34
Bab 34 - Bersamamu
35
Bab 35 - Sudah Berubah
36
Bab 36 - Nasi Goreng
37
Bab 37 - Hari Itu
38
Bab 38 - Tercipta Untukku
39
Bab 39 - Tidak Setuju
40
Bab 40 - Ayo Kita Menikah!
41
Bab 41 - Aku Hamil
42
Bab 42 - Omongan Dusta
43
Bab 43 - Teman Wanita?
44
Bab 44 - Ingin Kembali
45
Bab 45 - Sangat Menggemaskan
46
Bab 46 - Ingin Tahu
47
Bab 47 - Sikap Bara
48
Bab 48 - Salah Sangka
49
Bab 49 - Tidak Habis Pikir
50
Bab 50 - Aura Harus Tahu
51
Bab 51 - Seorang Janda
52
Bab 52 - Percaya Padaku
53
Bab 53 - Bara Menyebalkan
54
Bab 54 - Lamaran Ulang
55
Bab 55 - Rencana Evan
56
Bab 56 - Restui Kami
57
Bab 57 - Minta Bantuan
58
Bab 58 - Bertemu Evan
59
Bab 59 - Demi Mama
60
Bab 60 - Perdebatan
61
Bab 61 - Ternyata
62
Bab 62 - Deg Deg Deg
63
Bab 63 - Bukan Masalah
64
Bab 64 - Tetap Yakin
65
Bab 65 - Bucin
66
Bab 66 - Ketakutan Aura
67
Bab 67 - Sehari Bersamamu
68
Bab 68 - Pertemuan ke Dua
69
Bab 69 - Begitu Menarik
70
Bab 70 - Omong Kosong
71
Bab 71 - Bikin Kesal
72
Bab 72 - KDRT
73
Bab 73 - Persiapan
74
Bab 74 - Pertemuan Keluarga
75
Bab 75 - Agak Aneh
76
Bab 76 - Mulai Persiapan
77
Bab 77 - Foto Prewed
78
Bab 78 - Rencana Robi
79
Bab 79 - Kenangan
80
Bab 80 - Titipan Aura
81
Bab 81 - Masih Berharap
82
Bab 82 - Dipingit
83
Bab 83 - Memaksa
84
Bab 84 - Perkelahian
85
Bab 85 - Melindungi Aura
86
Bab 86 - Cari Kesempatan
87
Bab 87 - Diam-Diam
88
Bab 88 - Melepaskan
89
Bab 89 - Sah
90
Bab 90 - Perawan
91
Bab 91 - Terima Kasih
92
Bab 92 - Menuruti Istri
93
Bab 93 - Rasa Bahagia
94
Bab 94 - Berkunjung
95
Bab 95 - Menghindar
96
Bab 96 - Super Sabar
97
Bab 97 - Bonchap - 7 Bulan
98
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!