Part 17

Raisa pulang ke rumah dengan keadaan yang sudah kembali seperti semula. Meskipun masih sedikit terlihat mata memerah dan hidung merah dari wajah Raisa. Dia harus semaksimal mungkin meyakinkan si kembar supaya tidak curiga.

"Mami, kenapa telat sekali pulangnya?" tanya Kia yang kini sedang menonton televisi.

"Ada pekerjaan tambahan di restoran sayang. Mami mau bersih-bersih dulu ya. Badan Mami lengket-lengket semua."

"Oke Mami."

Di saat Raisa sudah tak terlihat lagi di mata si kembar, Mia langsung membuka obrolan. Dia merasa heran ketika mami mereka yang bahkan tak melihat ke arah lawan bicaranya. Padahal maminya sendiri yang mengajarkan kalau bicara dengan orang kita harus melihat orang tersebut.

"Kia, apa kamu merasakan keanehan? Sepertinya ada sesuatu yang terjadi dengan Mami?"

Kia mengangguk.

"Mami terlihat menutupi sesuatu. Tapi, lebih baik kita jangan bertanya jika itu membuat Mami bersedih. Kita hanya harus berpura-pura tak menyadari hal itu. Seperti biasanya."

"Oke deh, kalau begitu," jawab Mia.

"Tapi coba deh, aku mau telepon Aunty Lala."

Mia langsung menelpon nomor kontak Pamela yang untungnya langsung dijawab oleh Pamela.

"Halo sayang, ada apa telepon Aunty malam-malam begini? Kalian rindu ya? Mau main lagi sama Aunty?"

"Iya Aunty, tapi bukan itu yang mau Mia bicarakan," ujar Mia.

"Lalu apa?" tanya Pamela yang jadi penasaran.

"Em, gimana ya bilangnya Aunty, Mia juga bingung. Intinya, sepertinya Mami lagi sedih."

"Mami kalian kenapa?" tanya Pamela yang kini mulai khawatir.

"Nggak tahu Aunty, makanya kita mau tanya Aunty. Siapa tahu Aunty tahu, kan?"

"Em, em, begini saja, kalian jangan khawatir, mami kalian pasti baik-baik aja. Pokoknya serahkan semuanya ke Aunty. Oke twins?"

"Em, oke Aunty. Thank you Aunty."

Panggilan telepon pun berakhir. Di sisi Pamela dia benar-benar gelisah karena sangat mengkhawatirkan keadaan Raisa.

"Ya Tuhan, apalagi yang sedang dipikirkannya? Kenapa rasanya semakin kesini, dia jadi semakin sering menangis?"

*

*

Esok harinya, di jam istirahat, Pamela datang ke tempat kerja Raisa. Ia sampai meminta managernya untuk menunda beberapa pekerjaan pentingnya hanya untuk seorang Raisa.

"Jujur deh Ra, kamu ini kenapa? Kenapa akhir-akhir ini kamu kelihatan murung terus kalau lagi sendiri? Apa yang kamu pikirkan?"

Pamela sengaja bertanya tanpa membawa-bawa nama si kembar. Karena nantinya Raisa akan semakin khawatir.

Raisa tampak menghela napasnya sejenak sebelum mulai bicara.

"Elsa, La. Dia sudah tahu kalau Edgar memiliki anak bersamaku. Kemarin dia makan di restoran ini dan bertemu denganku. Dia mengataiku wanita jahat karena telah menyembunyikan si kembar. Padahal aku begitu karena takut dengan keluarga mereka yang membenciku."

Pamela mengelus pelan punggung Raisa untuk menguatkannya.

"Jangan diambil hati perkataannya dan jangan terlalu dipikirkan. Dia tidak tahu seberapa berjuangnya kamu selama ini untuk membesarkan si kembar. Dia tidak tahu betapa kamu melawan rasa traumamu. Kamu mungkin jahat di matanya. Tapi kamu adalah malaikat pelindung di mata si kembar. Fokus kamu hanya pada mereka. Biarkan orang mau berkata buruk apapun mengenai kamu. Tapi hanya aku, Roni dan si kembar yang tahu betapa baiknya kamu sebagai seorang ibu yang tidak mau hati anaknya terluka karena kamu begitu paham rasanya luka itu seperti apa."

Lagi, lagi keberadaan Pamela memang selalu bisa memulihkan rasa gelisah dan cemasnya.

"Terima kasih La. Kamu sudah ada bersamaku selama ini. Sudah membantuku merawat si kembar juga dari semenjak aku mengandung. Aku tidak tahu lagi bagaimana membalas kebaikan kamu padaku. Apalagi mengembalikan materi yang sudah kamu keluarga untuk mereka."

"Cukup jadi ibu yang selalu membuat mereka bahagia dan besarkan mereka jadi anak yang penuh kasih sayang. Itulah bayaran yang aku inginkan."

Raisa memeluk Pamela erat sekali. Pamela sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri meskipun dari segi umur lebih tua Raisa 3 bulan. Tapi, Pamela lebih dewasa dibandingkan dirinya.

"Janji ya, kalau ada apa-apa jangan dipendam, cerita aja apa yang kamu rasakan ke aku. Kalau tidak padaku, kamu bisa cerita ke Roni. Kamu tidak sendiri Ra. Kita keluarga, keluarga itu harus saling berbagi baik dalam keadaan susah maupun senang."

Raisa pun mengangguk. Pamela pun akhirnya pamit setelah mendapatkan jawaban atas rasa sedih yang dialami Raisa.

*

*

Raisa membuka pintu rumahnya dan mendapati adiknya yang sedang duduk di ruang tamu bersama si kembar.

"Kamu ambil cuti lagi?" tanya Raisa tiba-tiba.

"Nggak Mami. Om Ron katanya pindah kerja disini. Jadi Om Ron akan tinggal sama kita." Saking senangnya, Mia jadi mewakilkan Roni menjawab pertanyaan dari Raisa.

"Benar begitu?" tanya Raisa lagi memastikan.

Roni pun mengangguk. Raisa jadi senang karena kini rumahnya akan semakin ramai. Dia langsung bergegas ke kamarnya untuk bersih-bersih sementara si kembar masih asih bermain bersama paman mereka.

Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Raisa dan Roni bicara berdua di ruang tamu.

"Kenapa kamu mau dipindah tugaskan kesini?"

"Apa lagi alasannya kalau bukan untuk menjaga Mba dan si kembar. Sudah bertahun-tahun aku merantau dengan terus memikirkan keadaan kalian tiap harinya. Aku nggak bisa Mba. Aku khawatir dan terus cemas setiap waktu. Makanya ketika ada slot kosong untuk mengisi posisi di kantor pusat, aku langsung mengajukan diriku. Dan untungnya, disetujui."

Raisa senang sekali mendengarnya. Tapi jauh di lubuk hatinya yang terdalam ia merasa tidak enak juga, seharusnya Roni lebih memikirkan dirinya sendiri dibandingkan dia dan si kembar. Rasa-rasanya, Raisa menjadi kakak yang selalu menjadi beban untuk Roni.

"Jangan pikirkan kalau Mba adalah beban di hidupku. Mba adalah penolongku, keluargaku, orang yang paling aku sayangi di dunia ini."

Raisa langsung memeluk adiknya itu. Meskipun pada kenyataannya, dirinya dan Roni tidaklah seayah. Mereka hanya seibu dan tidak tahu siapa ayah masing-masing karena ibu mereka adalah wanita dari dunia malam. Namun, kasih sayang mereka tak terbatas hanya karena tidak seayah.

Mereka berjuang untuk hidup di saat orang lain dulunya menganggap mereka seperti sampah. Raisa selalu melindungi Roni agar tidak dihina dan diejek seperti dirinya. Makanya keduanya memilih untuk kabur dari ibu mereka dan berjuang berdua di tempat yang baru.

Sampai beberapa tahun berlalu, mereka mendapatkan kabar bahwa tempat dulunya ibu mereka menjadi wanita malam sudah diringkus oleh polisi dan karena itu juga, diketahui ibu mereka memiliki penyakit menular seksual yang pada akhirnya berakhir meninggal dunia.

Sedih memang, meskipun ibunya tak pernah sekalipun menyayanginya, tapi dia setidaknya harus berterimakasih karena telah melahirkannya dan Roni ke dunia.

Pelukan Roni dan Raisa pun terlepas.

"Kapan mulai bekerja?" tanya Raisa.

"Lusa Mba," jawab Roni.

"Kalau begitu, besok kamu antar jemput si kembar ya."

"Oke Mba."

Ketika Raisa sudah berdiri dan akan berjalan ke kamarnya, Roni menyentuh jari jemari Raisa.

"Mba, belum ada kejadian yang tak diinginkan selama aku tidak ada, kan? Jujur, aku selalu gelisah, karena memikirkan Mba Elsa yang mungkin bisa saja menceritakan si kembar ke keluarganya. Aku memikirkan gimana keadaan Mba jika Mba sendirian disini."

Raisa memeluk Roni kembali.

"Tidak usah dipikirkan, semua akan baik-baik aja."

Roni ingin percaya itu, tapi rasanya sulit sekali, apalagi gerak tubuh Raisa yang seperti tidak sesuai dengan ucapannya. Tangannya yangs sedikit gemetar dan suaranya yang juga bergetar.

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

moga aja kalian dri turunan holang kaywh...bapak,e

2024-01-03

0

Surabaya Honda

Surabaya Honda

next Thor 😊👍,, interesting

2023-12-11

0

Praised94

Praised94

terima kasih

2023-12-07

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!