Part 16

Raisa pikir, Elsa sudah pulang sejak kejadian tadi. Tapi ternyata, wanita itu masih berada di restoran padahal kini dirinya akan pulang ke rumah.

"Mba, tolong jelaskan kenapa Mba menyembunyikan kehadiran si kembar!?" tanya Elsa yang sedikit dengan nada tingginya.

Raisa yang tidak suka jadi pusat perhatian, apalagi orang-orang mulai melihat ke arah mereka berdua. Dia langsung mengajak Elsa untuk berbicara di tempat biasanya ia menghirup udara segar selepas lelah memasak di dapur.

Disana suasana terlihat canggung, Elsa yang tadinya sudah berapi-api malah sekarang terlihat sudah mereda. Tapi ternyata, Raisa salah menduganya.

"Aku tidak tahu kalau Mba ternyata sejahat ini! Aku bersyukur, Mas Edgar sudah berpisah dari Mba."

"Bisakah kita bicara dengan kepala dingin? Aku tidak akan membela diriku, tapi aku juga tidak akan diam saja kalau kata-kata itu terus keluar dari mulut kamu Elsa. Kamu tidak tahu apapun, jangan bicara seenaknya."

Elsa mendengus sebal. Tapi ia tetap menuruti apa yang diucapkan oleh Raisa. Karena pada masanya, Raisa pernah menjadi bagian dari keluarganya yang begitu ia sayangi. Mungkin sampai sekarang pun masih, mungkin.

"Aku tidak akan membohongi kamu karena kamu memang sudah bertemu si kembar. Sangat sulit memang, kalau kamu tidak percaya si kembar adalah anak Edgar. Bentuk wajahnya, garis wajahnya bahkan senyumnya memang persis sekali dengan Edgar. Apalagi rambut hitam pirangnya yang menjadi ciri khas dari keluarga kalian. Benar, mereka adalah anak-anak dari Edgar. Aku bukan tanpa sengaja menyembunyikan kehadiran mereka. Aku punya alasan, dan kamu tidak harus tahu alasan itu. Intinya, aku hanya meminta satu hal dari kamu. Jangan kasih tahu Edgar."

Seketika Elsa langsung berdiri karena saking kesalnya mendengar ucapan Raisa yang melarangnya untuk memberitahukan berita sepenting ini ke kakaknya.

"Aku tidak berencana untuk menyembunyikan ini selamanya. Aku akan memberitahukannya di waktu yang tepat. Edgar memiliki tunangan, kan? Aku ingin menjaga perasaan wanita itu."

Untuk sejenak, Elsa jadi terdiam dan duduk kembali. Apa yang diucapkan Raisa benar juga. Jika kakaknya tahu dirinya memiliki anak, pastinya Edgar akan memilih untuk membatalkan pernikahannya dan ingin kembali bersama Raisa. Lantas bagaimana dengan Tamara yang begitu mencintai kakaknya dan sudah dia anggap menjadi keluarganya sendiri?

"Baiklah, aku tidak akan memberitahukannya ke Mas Edgar. Tapi tidak janji, bisa saja mulut ini keceplosan."

Elsa pun beranjak pergi dari sana. Raisa yang tadinya terlihat kuat dan tegar menghadapi Elsa kini semakin terlihat bahwa dirinya rapuh. Ia meneteskan air matanya.

Dirinya jahat, iya memang jahat telah menyembunyikan kehadiran si kembar dari keluarga Gautama. Tapi mau bagaimana lagi, dirinya pun takut, kalau si kembar tak akan diterima di keluarga itu, karena Raisa sadar betul dirinya telah membuat kesalahan pada Mama Ola yang begitu menyayangi dirinya dulu. Ketika wanita itu mulai membencinya, rasanya hatinya tercabik-cabik begitu dalam.

Ingatannya kembali pada beberapa tahun lalu.

"Ca, kumohon, satu anak saja Ca. Cuma satu."

"Gar, kenapa sih kamu harus nurutin keluarga kamu? Padahal jelas-jelas di awal kamu setuju-setuju aja dengan prinsipku! Kamu yang lebih tahu gimana kondisi mentalku bukan mereka Gar."

"Iya aku paham Ca. Tapi mama ingin cucu dari kita."

"Aku pikir mama mengerti keadaanku, tapi kenapa mama malah terus memaksaku untuk memperoleh keturunan? Dia benar-benar tak tahu apapun soal diriku. Harusnya kamu bilang sedari awal saja kalau kita menikah tanpa menginginkan hadirnya anak di antara kita, Gar."

Tanpa Raisa sadari, rupanya Mama Ola mendengar perbincangan keduanya. Dia awalnya terkejut karena ternyata Raisa yang memang tidak ingin memiliki anak. Sejujurnya dia tidak masalah kalau Edgar dan Raisa jujur sedari awal. Tapi hatinya begitu sakit ketika dibilang tidak mengerti apapun soal Raisa. Bagian mananya yang dia tidak mengerti?

Mama Ola membiarkan Raisa masuk ke dalam keluarganya padahal asal-usul Raisa yang bisa membuat keluarga Gautama tercoreng nama baiknya. Mama Ola menyambutnya dengan tangan hangat dan menganggapnya sebagai putrinya sendiri, bahkan jika dilihat orang lain, mungkin saja Raisa akan terlihat sebagai anak kandungnya daripada Edgar yang kenyataannya adalah putranya sendiri.

Apa semua itu tidak terlihat sama sekali di mata Raisa? Mama Ola begitu kecewa dengan Raisa sampai ia pun masuk ke dalam kamar Raisa dan Edgar sambil mengungkapkan kekecewaannya.

"Mama benar-benar kecewa, Ca."

Setelah mengatakan itu, Mama Ola pergi dari sana ke ruang keluarga.

Raisa yang terkejut karena Mama Ola mendengarkan perdebatannya dengan Edgar langsung menyusulnya. Ia sadar betul telah mengucapkan kata-kata yang melukai wanita yang begitu disayanginya melebih dia menyayangi Edgar.

Di ruang keluarga itu, Mama Ola menangis. Raisa datang dan langsung meraih tangan Mama Ola yang langsung dihempaskan begitu saja oleh wanita itu.

"Ternyata kamu berpikir mama tidak tahu apapun tentang kamu. Lantas kamu anggap apa semua yang Mama lakukan selama ini? Mama kecewa, sangat kecewa sama kamu! Kalau soal anak, Mama memang menginginkan cucu dari Edgar, tapi jika kamu memang belum siap, tidak apa-apa. Mama mengerti banyak hal yang kamu takutkan. Tapi kenapa kamu harus menyakiti hati Mama, Ca! Kenapa?"

Raisa menangis karena tidak tahan melihat hati Mama Ola terluka. Mau berkilah apapun dia memang sudah melukai hati Mama Ola.

"Kamu yang dianggap kotor oleh orang di luar sana, kami rangkul kamu dan menjadikan kamu bak barang berharga di keluarga ini. Tapi kenapa, yang kamu berikan justru duri-duri tajam yang begitu menyakitkan?"

"Maafkan aku, Ma."

Raisa terus menangis sambil mencoba mencium tangan Mama Ola.

"Aku sudah marah dan tak mau bicara apapun padamu lagi Raisa."

Seketika tangis Raisa jadi semakin kencang karena panggilan yang disematkan oleh Mama Ola bukan lagi Caca melainkan Raisa.

"Sekarang terserah kamu saja dan Edgar. Mama sudah tak mau mengurusi kalian. Mau kalian pnya anak atau tidak. Mama tidak akan meminta lagi."

Sejak saat itulah hubungan Raisa dan Mama Ola jadi merenggang dan Mama Ola terlihat begitu membenci dirinya. Dan beberapa bulan setelahnya, dirinya pun berpisah dari Edgar. Tak ada kata perpisahan yang ia ucapkan kepada Mama Ola. Walaupun ingin mengucapkan maaf sekali lagi, dirinya terlalu takut untuk semakin dibenci. Dia pergi dari kediaman Gautama ketika gelap gulita, ketika semua keluarga Edgar sudah terlelap dalam tidurnya. Ia juga meninggalkan surat cerai yang sudah ia tanda tangani di atas nakas meja kamarnya bersama Edgar.

Jika mengingat masa lalu itu lagi, hati Raisa begitu hancur. Dia begitu merindukan hangatnya pelukan Mama Ola. Merindukan dimanja oleh wanita itu. Semua tentangnya selalu dirindukan oleh Raisa. Tapi sekarang, sudah tak ada lagi karena kesalahannya sendiri.

"Maafkan aku, Ma."

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

anisa f

anisa f

udah dituduh kyk gt kok msh merahasiakan alasannya?
biar menimbulkan kesalahpahaman lg??

2025-03-28

0

Syahrul Ramadhan30

Syahrul Ramadhan30

hhhh ternyata si raisa ini yang tidak tau terima kasih😆

2025-02-27

1

Siti Sumarni

Siti Sumarni

pasti sulit berada di posisimu ca..

2025-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!