Part 3

Raisa sudah bekerja seperti biasanya, ia menjadi lebih tenang ketika ada Roni. Ia jadi tidak perlu melihat jam kepulangan anaknya terus di ponselnya. Setidaknya keberadaan Roni meski cuma sebentar benar-benar membantunya.

"Mba ini sudah jam 11, kok Mba belum siap-siap jemput si kembar?" tanya Rani yang keheranan melihat Raisa yang sepertinya masih asik mengerjakan pekerjaannya.

"Udah ada om mereka yang jemput, jadi aku bisa terus bekerja."

"Ah, begitu rupanya Mba. Syukurlah kalau begitu Mba. Kapan-kapan ajak mereka lagi kesini Mba. Dengar celotehan mereka selalu buat suasana jadi rame. Apalagi yang centil itu siapa Mba? Aku lupa namanya."

"Mia," jawab Raisa.

"Iya itu Mia, dia bikin pusing di kepalaku jadi hilang gara-gara ketawa terus lihat tingkah absurd-nya."

Raisa tertawa kecil mendengarkan ucapan Rani. Memang sesekali dia selalu membawa anaknya ke restoran dan untungnya, rekan kerjanya pun senang malah mereka ikut menjaga anak-anak Raisa. Untungnya lagi, anak-anaknya itu tidak nakal dan menurut. Jadi, tidak mengganggu pekerjaannya sama sekali.

"Iya lain kali aku bawa mereka kesini, kalau tidak ada acara di restoran. Kalau sekarang mah pasti mereka lagi senang-senang kalau bersama Om mereka."

*

*

"Om Ron!" teriak Mia sambil berlari kecil menghampiri Roni yang sudah menunggu mereka di gebang sekolah.

"Asik, yang jemput Om Roni nih. Kalau begitu kita jalan-jalan ke mall dulu boleh ya, Om? Aku ingin main ke timezone," ucap Mia dengan girangnya.

"Mami kalian berpesan untuk langsung antar kalian pulang ke rumah," jawab Roni menanggapi.

Raut wajah Mia langsung merengut, tapi dia tidak akan menyerah untuk membujuk pamannya itu.

"Mami nggak bakalan tahu, Om. Kan kita diam-diam aja nggak usah kasih tahu Mami. Aku dan Kia bakalan jaga rahasia. Aman deh pokoknya Om."

Roni langsung melirik ke arah Kia yang masih belum membuka suaranya. Pria itu masih belum setuju karena keponakan satunya belum mengiyakan.

"Kayanya Kia nggak mau deh! Ayo langsung pulang aja."

"Mau kok, Kia mau jalan-jalan juga Om. Iya, kan, Kia? Kamu mau jalan-jalan dulu ke timezone, kan?" tanya Mia sambil mengedip-ngedipkan matanya berusaha membujuk Kia untuk setuju dengan usulannya.

Kia pun mengangguk karena mungkin tidak tega dengan kembarannya.

"Yee! Kia mau kan itu Om. Ayo berangkat!"

Ketiga orang itu langsung masuk ke dalam mobil. Mia duduk di depan di samping Roni, sementara Kia di belakang. Di sepanjang jalan, Mia terus mengoceh, bercerita banyak hal tentang teman-temannya sampai Roni sendiri menggeleng-gelengkan kepalanya. Keponakannya yang satu ini emang paling beda. Dia tidak seperti maminya yang pandai menyembunyikan perasaannya.

Mereka pun akhirnya sampai di mall. Mia tersenyum sumringah ketika sudah masuk ke dalam mall. Keduanya digandeng oleh Roni karena takut menghilang di tempat itu. Apalagi mall sedang ramai-ramainya. Artinya banyak orang tua juga yang membawa anak-anaknya kesana setelah pulang sekolah.

"Mau makan dulu apa main dulu?" tanya Roni.

"Main Om, kalau makan mah kami masih kenyang, kan suka dibuatin bekal sama Mami."

Sementara Kia, dia hanya nurut aja sama maunya kembarannya itu. Toh memang mereka masih kenyang. Mungkin setelah bermain nantinya, barulah mereka akan lapar.

Di timezone, Roni membiarkan kedua keponakannya itu untuk bermain sepuasnya disana sementara dirinya hanya menjadi pengawas saja. Kia yang dia kira terpaksa kesana pun tetap terlihat senang.

Drtt drtt drtt

Ponsel Roni berbunyi. Siapa lagi kalau bukan dari Raisa. Pasti wanita itu akan menanyakan kabar dari anak-anaknya.

"Kamu dimana? Sudah jemput mereka pulang kan?"

"Aku sama mereka lagi di timezone Mba. Katanya mereka ingin main. Jadi aku iyain aja. Kasian Mba, kalau terus merengek."

Yang seharusnya jadi rahasia, Roni tetap tidak bisa menyembunyikannya dari Raisa. Raisa pun tidak mempermasalahkan hal tersebut. Karena ia sudah menduganya. Apalagi dia pun sadar, ketika bersamanya, ia tak memiliki banyak waktu untuk mengajak anak-anaknya bermain kecuali di hari libur.

"Iya nggak papa. Yang penting sebelum aku pulang kalian harus ada di rumah. Jangan lupa kasih makan anak-anakku juga."

"Ya kali aku biarin mereka kelaparan Mba. Aku juga punya hati kali Mba."

"Kan aku ngingetin, takutnya kamu lupa. Ya udah kalau begitu. Aku tutup ya, jaga anak-anakku. Jangan sampe ilang dan lecet sedikit pun."

"Iya, iya Mba. Aman terkendali pokonya. Aku kan Om terbaik mereka."

"Iya lah Om terbaik, orang kamu emang satu-satunya Om mereka."

Selesai berbicara dengan Raisa di telepon, Roni memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. Ia masih terus mengawasi keponakannya.

Sekitar jam 2 siang, si kembar sudah terlihat lelah dan butuh asupan tenaga. Roni pun membawa keduanya ke restoran yang ada di dalam mall. Mereka menginginkan makan ayam goreng. Jadilah mereka mangkir disana dulu.

"Om, aku mau kentang goreng 1, ayam gorengnya yang paha 2, terus minumnya yang dingin seger 1, sama satu lagi burger nya 1 yang double ayam."

Roni sampai melongo dibuatnya, karena Mia yang memesan banyak menu padahal kalau dilihat dari tubuhnya ya standar, nggak kecil dan nggak besar juga. Tapi, ia tak mempermasalahkan itu, karena ia mampu untuk membelikan pesanan keponakannya.

"Kamu mau apa Kia?" tanya Roni ke Kia.

"Aku mau ayam goreng bagian dada 1 aja Om, terus minumnya disamain sama Mia," jawab Kia.

"Udah, cuma itu aja?" Roni menanyakan lagi takutnya Kia mau pesan yang lain.

"Iya itu aja Om. Aku kan bukan Mia yang rakus kalau soal makanan."

Merasa diejek oleh kembarannya, Mia langsung mendelik dan menatap tajam ke Kia. Tapi cuma sebentar, karena setelahnya gadis itu tak peduli lagi.

"Baiklah kalau gitu. Kalian tunggu disini, jangan kemana-mana pokoknya. Om mau pesan dulu ke kasir."

"Oke Om."

Setelah beberapa menit menunggu, pesanan mereka pun sudah diantarkan ke meja mereka. Mereka makan dengan lahap. Apalagi Mia yang mulutnya tak bisa berhenti untuk mengunyah itu, saat kentangnya sudah habis, ia berganti ke ayam gorengnya, lalu berganti lagi ke burgernya. Roni sampai terheran-heran sendiri, dengan mulut kecil ponakannya yang bisa mengunyah semua makanan itu. Selesai makan, mereka pun bergegas untuk pulang.

Tak sengaja Roni melihat Elsa, adik dari Edgar. Dia langsung panik seketika, tapi tak mau memperlihatkan kepanikan itu di depan keponakannya. Dari banyaknya mall di kota itu, kenapa harus bertemu di saat dirinya bersama si kembar? Mungkin tidak apa-apa jika hanya dirinya seorang diri yang bertemu. Mau menghindar pun rasanya tidak bisa, apalagi hubungannya dengan Elsa memang baik-baik saja.

"Roni? Benar kan, kamu Roni?" tanyanya ketika kami mulai berpapasan.

"Iya Mba," jawabku sedikit canggung.

"Apa kabar? Kemana aja selama 8 tahun ini? Kamu seperti menghilang ditelan bumi. Walaupun kakak-kakak kita sudah bercerai, tapi kamu sudah aku anggap seperti keluarga sendiri."

"Aku nggak menghilang kok Mba. Hanya saja, aku emang bekerja di luar kota. Jadi kalau kesini ya cuma untuk liburan aja."

Mata Elsa melihat ke arah si kembar. Roni hanya bisa berdoa semoga Elsa tak mengenali kedua wajah di kembar. Jangan sampai, pokoknya jangan. Dia akan merasa bersalah pada Raisa kalau sampai Elsa menyadari itu dan memberitahukannya ke Edgar.

"Mereka anak-anak kamu?" tanyanya yang membuat hati Roni merasa lega.

Tidak apa-apa lah keponakannya disangka anak-anaknya, itu jauh lebih baik meskipun sebenarnya dia masih belum menikah, bahkan punya pacar pun tidak.

Roni mengangguk, kemudian langsung berpamitan ke Elsa. Dia tidak mau, Elsa jadi semakin curiga. Tapi sebelum pamit, Elsa sempat meminta nomor kontaknya dulu. Mau tak mau ia pun memberikannya dan benar-benar pergi setelah itu.

"Om, apa Tante itu jahat? Kenapa tangan Om sampai berkeringat begini?"

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

Julham Simatupang

Julham Simatupang

saya suka cerita nya

2024-12-11

0

Rinamaryana 29

Rinamaryana 29

cerita nya seru, jadi ikut deg degan

2024-12-03

1

Surya Arum

Surya Arum

Seruu

2024-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!