Bab 19

Hari demi hari telah di lewati, Carista dan Farrel melaluinya penuh dengan kebahagiaan. Tidak terasa enam bulan sudah pernikahan mereka jalani, semakin hari Farrel semakin sibuk dengan proyek nya, begitu pun dengan Carista yang semakin sibuk dengan Kuliahnya. Sehingga rencana mereka untuk bulan madu terlupakan.

Walaupun Farrel sangat sibuk, dirinya selalu menyempatkan untuk menurut Carista ke kampus. Serta melakukan quality time dengan hanya sekedar makan siang bersama ditengah tengah kesibukan keduanya.

Nyonya Arini yang memperhatikan kegiatan Farrel dan Carista yang semakin hari semakin sibuk mulai angkat bicara.

"Mamah minta sama kalian berdua, bisakah menyempatkan untuk bulan madu, karena mamah perhatikan kalian berdua sibuk dengan urusan masing masing, dengar ya. Mamah ingin segera punya cucu, kalau sibuk dua duanya mana sempat memberikan cucu untuk mamah dan papah." ujar nyonya Arini saat sedang sarapan pagi.

"Mah, walaupun kami tidak pergi bulan madu dan sama sama sibuk, bukan berarti kami berdua melupakan kegiatan untuk membuat anak, mungkin karena memang kita belum di percaya untuk di beri momongan, kita sudah berusaha melakukan yang terbaik namun hanya kita serahkan pada yang maha Kuasa. " Farrel yang menjawab keluhan dari mamahnya.

"Mah, apa yang di katakan Farrel memang benar, mamah lihat sendiri sesibuk apapun mereka selalu pulang bersama. Dan masalah cucu, biarlah mereka yang berusaha. " tuan Herlambang berkata bijak.

" Iya mah, kami menikah baru enam bulan. Carista juga masih kuliah dan sebentar lagi akan ujian. Farrel tidak mau Carista terbebani dengan hal ini mah." Farrel menambahkan apa yang di katakan oleh tuan Herlambang.

Mendapatkan jawaban dari Farrel dan juga tuan Herlambang, nyonya Arini hanya bisa diam. Tidak ada lagi yang bisa di katakan nya. Selesai sarapan, Carista dan Farrel pamit untuk pergi ke kampus dan juga ke kantor.

Di susul oleh tuan Herlambang yang akan pergi ke kantor nya. Tinggal nyonya Arini yang masih duduk termenung di meja makan.

Saat sedang termenung, ponsel nya berbunyi, tampak sebuah nama yang sudah lama tidak pernah menelponnya.

Dengan perasaan yang tidak menentu, nyonya Arini menjawab telpon.

"Hallo...... " ucap nyonya Arini pelan.

"Halo tante, masih ingat dengan aku? " tanya suara seorang perempuan di sebrang telpon.

"Iya tentu saja tante masih ingat siapa kamu, wanita ular yang pernah menyakiti hati putraku. " jawab nyonya Arini.

"Maafkan saya tante, waktu itu aku terpaksa melakukan nya karena ada hal yang tidak bisa di jelaskan menyangkut kelangsungan hidup keluarga aku. " jelas Sherly wanita yang pernah mengisi hati Farrel.

"Lalu untuk apa kamu telpon tante? " tanya nyonya Arini dengan nada ketus.

"Maaf tante, sekarang aku sudah sendiri lagi, aku mau minta ijin untuk kembali pada Farrel, karena aku yakin kalau Farrel masih sangat mencintai aku. " dengan tanpa malu Sherly meminta kembali pada Farrel

"Apa kamu sudah gila, setelah apa yang kamu perbuat terhadap putra saya, lalu sekarang dengan mudahnya kamu mengatakan ingin kembali pada Farrel. Seharusnya sebelum kamu berkata seperti itu kamu berpikir seribu kali. " cerca nyonya Arini.

"Maafkan aku tante, yang telah membuat putra tante sakit hati karena ulah ku meninggalkan nya." Sherly tetap pada pendirian.

"Maaf Sherly, tante tidak punya waktu untuk meladeni ucapan kamu, tante sibuk. Masih banyak hal yang tante kerjakan dari pada harus melayani omong kosong kamu. " nyonya Arini menutup telpon nya.

Masih terbayangkan oleh Nyonya Arini saat Farrel di tinggal kan oleh Sherly yang lari dengan kekasih nya saat akad nikah akan di mulai. Hancur perasaan Farrel saat itu, berbulan bulan Farrel terpuruk dan tidak ingin bertemu dengan orang lain, sekarang setelah Farrel mendapatkan kebahagiaan, Sherly datang lagi.

Nyonya Arini tidak ingin Farrel kembali terpuruk karena masa lalunya yang datang kembali, dan jangan sampai Farrel bertemu dengan wanita ular itu.

Nyonya Arini berpikir keras bagaimana caranya agar Farrel tidak dapat bertemu dengan Sherly, nyonya Arini sangat khawatir jika Sherly sampai bertemu dengan Farrel kemudian mengganggu rumah tangga mereka, bagaimana dengan nasibnya. Tuan Herlambang pasti akan sangat murka karena cucunya kesayangan nya di sakiti dan sudah pasti dirinya akan di ceraikan sehingga tidak akan mendapatkan apa apa, apalagi sekarang perusahaan sudah sepenuhnya milik Carista.

"Aku tidak mau semua itu terjadi, pokoknya aku harus mencari cara agar perkawinan mereka dapat terselamatkan. " nyonya Arini beemonolog.sendiri.

"Iya, bulan madu keliling Eropa selama satu bulan , sehingga Farrel dan Carista tidak akan bertemu dengan Sherly., " nyonya Arini bergumam sendiri.

Nyonya Arini bergegas mengambil tas branded nya dan kunci mobil dan berangkat menuju kantor tuan Herlambang. Sepanjang perjalanan dari rumah ke kantor suaminya, nyonya Arini merasa tidak tenang kalau belum bertemu dengan tuan Herlambang dan menceritakan semuanya tentang Sherly. Karena jika tuan Herlambang yang sudah berbicara, Farrel tidak akan pernah menolak nya, dan jika tuan Herlambang tidak menyetujui rencananya, maka yang akan sakit hati adalah cucunya, yaitu Carista. Maka Nyonya Arini melibatkan tuan Herlambang agar rencana nya berjalan lancar, dan kedudukannya sebagai nyonya Herlambang tidak hilang.

Perjalanan yang biasanya di tempuh hanya empat puluh lima menit, karena macet harus tempuh satu jam.

Sampai di depan gedung kantor tuan Herlambang, nyonya Arini segera turun dari mobil dan segera masuk ke dalam lobi perusahaan. Banyak karyawan yang hormat kepada nyonya Arini, naik melalui lift khusus pejabat kantor yang ada di lantai dua puluh.

Sampai di lantai tempatnya ruangan tuan Herlambang, Sinta sekretaris tuan Herlambang yang sedang bekerja menyambut nyonya Arini.

"Selamat siang nyonya, mau bertemu dengan tuan Herlambang?" Sinta bertanya dengan sopan dan membungkuk.

"Siang Sinta, suami saya ada di dalam ruangan nya?" Nyonya Arini bertanya dan berjalan menghampiri pintu yang bertuliskan CEO.

"Ada nyonya, silakan." Sinta mempersilakan nyonya Arini masuk ke dalam ruangan suaminya.

Nyonya Arini mengetuk pintu terlebih dahulu kemudian masuk ke dalam ruangan.

"Siang pah, mamah ganggu nggak?" Nyonya Arini tersenyum dan menghampiri suaminya dan mencium pipi tuan Herlambang.

"Nggak mah, pekerjaan papah juga cuma sedikit kok, ada apa tiba tiba datang biasanya telpon dulu kalau mau datang, atau jangan jangan mamah mau sidak papah ya." Tuan Herlambang tersenyum bercanda sembari mengikuti istrinya duduk di sofa.

"Nggak ada apa apa, cuma mamah mau bercerita saja sama papah." Nyonya Arini menceritakan tentang telpon dari Sherly panjang lebar.

"Jadi pah, niat mamah ingin agar mereka secepatnya bulan madu, sekitar satu bulan saja. Agar Farrel tidak akan pernah bertemu dengan wanita itu. Kalau papah yang bicara dengan Farrel, dia pasti akan menuruti apa yang di katakan oleh papah. Dan juga kalau Barrel sampai bertemu dengan wanita itu, bagaimana dengan Carista. Mamah takut kalau Sherly akan mencelakakan Carista demi merebut Farrel." Nyonya Arini sengaja membakar emosi tuan Herlambang agar menyuruh Farrel bulan madu.

Tuan Herlambang mengangguk, tanda kalau dirinya mengerti apa yang diminta oleh istrinya. Memang benar kalau ada apa apa dengan Farrel, bagaimana kalau Carista yang jadi korbannya.

"Baiklah papah akan bicara dengan Farrel." Ujar tuan Herlambang.

Karena hari sudah menjelang siang dan waktu makan siang, tuan Herlambang dan nyonya Arini memutuskan untuk makan siang di kantor dengan memesan beberapa makanan melalui aplikasi.

...****************...

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!