Bab 5

Kedatangan tuan Herlambang dan nyonya Arini serta om Farrel di sambut hangat oleh keluarga Carista. Tuan Herlambang menangis ketika kakek Nugraha menceritakan kisah hidup Agastya sebelum bertemu dengan ibunya Carista, namun ada rasa bangga dalam diri tuan Herlambang, walaupun Agastya hidup dalam kekurangan namun bisa mencapai sekolah sampai tinggi.

"Saya dan mamah Arini, jauh jauh hari sebelum bertemu dengan Carista sudah sepakat bahwa perusahaan papah Herlambang yang saya kelola saat ini sebagian adalah milik mas Agas, karena mas Agas sudah tidak ada maka akan saya berikan pada Carista putri dari mas Agas, keputusan ini saya buat ketika papah memberikan tanggung jawab untuk mengurus perusahaan yang papah dirikan." Om Farrel mengatakan nya dengan tegas.

Tuan Herlambang mengangguk tanda mengerti apa yang di katakan oleh Farrel.

"Maaf sebelumnya, Rista sangat bahagia sekali ternyata Rista masih punya kakek sama nenek selain yang ada sekarang. Bukannya menolak tapi Rista tidak mau menerima pemberian om Farrel." Carista memandang om Farrel kakek dan neneknya

"Sayang, ini bukan pemberian cuma cuma tapi ini hak kamu, milik ayahmu, maka dari itu om Farrel hanya mengembalikan apa yang seharusnya menjadi hak kamu. Begitu ya pah?"Nyonya Arini melirik ke arah tuan Herlambang.

"Apa yang di katakan om dan nenek kamu itu benar, dan.sekarang kalau kamu tidak mengelolanya biar om Farrel dan kakek saja yang mengelolanya, dan Carista hanya menikmati hasilnya saja. Bagaiman?" Tuan Herlambang memandang cucunya.

"Sebentar sebentar." Nyonya Arini menyela.

"Ada apa mah?" Tuan Herlambang dan om Farrel serempak.

"Bisa nggak Catur ga memanggilnya jangan nenek, terasa sangat tua sekali. Bagaimana kalau panggil mamah saja." Nyonya Arini tertawa

Dan semua yang ada di sana juga semuanya tertawa karena tingkah nyonya Arini yang menghibur.

"Sepertinya kalau ngobrol sambil makan siang lebih enak ya, ayo nenek sudah masak istimewa." Ajak nek Rahmi dan di sambut gembira oleh semuanya.

Mendapat undangan makan siang dari nek Rahmi,menambah semangat untuk melanjutkan obrolan, di selingi tawa dan canda.

Selesai makan siang nek Rahmi di bantu Carista mencuci piring bekas makan, sedangkan nyonya Arini membuatkan kopi untuk para pria.

Farrel di tantang main catur lagi oleh kakek Nugraha. Namun karena ada tuan Herlambang, akhirnya tantangan catur di mainkan oleh para kakek.

Para wanita mengobrol di ruangan lain, tidak terasa waktu sudah sore, saatnya para tamu pulang.

"Sayang ikut mamah ke rumah yuk, mamah masih kangen sama kamu."Nyonya Arini berinisiatif untuk mengajak Carista.

"Lain kali aja ya mah, kakinya Rista masih sakit, nanti di sana malah merepotkan." Carista menolak secara halus.

"Nggak akan merepotkan kok sayang, mamah justru bahagia sekali kalau kamu repot kan." Nyonya Arini tetap mendesak.

Bukan nyonya Arini namanya kalau tidak bisa mengajak Carista ikut ke rumah mereka. Dan.akhir nya Catista ikut juga pulang ke rumah tuan Herlambang.

"Jangan bawa pakaian sayang, semua keperluan kamu sudah mamah belikan sebelum kita datang kemari." Nyonya Arini melarang Carista membawa pakaian atau apapun, karena semua nya sudah di persiapkan.di rumahnya.

Carista pamit pada kakek dan.neneknya untuk menginap beberapa hari di rumah om Farrel. Dengan berat hati nek Rahmi dan kakek Nugraha melepaskan Carista, bagaimanapun mereka adalah keluarganya yang sudah lama tidak pernah bertemu.

Perjalanan ke rumah tuan Herlambang lumayan.agak lama.karena kemacetan sudah terjadi, walaupun lama akhirnya sampai juga.

Sebuah komplek perumahan yang sangat mewah. Penghuni komplek ini semuanya pengusaha, sehingga rumah di sana sangat mewah.

Carista terbiasa dengan rumah sederhana, sangat terpukau dengan keindahan rumah rumah yang ada di sana seoerti berada di negeri dongeng karena rumahnya seperti istana. Besar dan megah.

Di ujung komplek mobil yang di tumpangi berhenti, seorang security membukakan pintu gerbang yang tinggi menjulang, setelah terbuka mobil pun masuk.

Carista yang masih memakai penyangga untuk berjalan harus di bantu agar tidak jatuh, dengan telaten nyonya Arini membimbing Carista sampai depan pintu rumah. Rumah megah bukan hanya di luar namun didalam lebih mewah, semua barangnya terlihat sangat mahal, lampu kristal dan guci yang indah dan pasti mahal juga.

"Sayang kamu bisa naik ke atas kan, kalau nggak bisa nanti bisa di tolong sama Farrel." Nyonya Arini meminta Farrel yang masih ada di sana.

"Ayo om antar ke atas." Tanpa bertanya Farrel menggendong Carista ala bridal.

Carista merasa malu pada kakek dan mamahnya.

"Nggak usah malu sayang, kita masih keluarga juga." Kakeknya berkomentar.

"Sudah jangan di ledekin anak orang, udah malu sekali." Farrel menimpali

Sampai di depan kamar, Farrell menurunkan Carista dengan perlahan.

"Ini kamar kamu, masuk sendiri bisa kan?" Farrel menurunkan Carista di depan kamarnya.

"Iya om makasih udah mau nolongin Ta naik ke atas." Carista malu malu.

"Tidak usah sungkan, kamu seperti ini juga kan karena om." Farrel mengacak ngacak rambut Carista.

"Om, rambutnya kan jadi kusut." Carista merajuk.

"Maaf maaf, om ke kamar dulu ya. Sana kamu masuk ke dalam, segala keperluan kamu sudah ada di dalam." Farrel masuk ke dalam kamarnya bersebelahan dengan kamar Carista.

"Kalau ada apa apa ketuk saja kamar om." sebelum masuk ke dalam kamar.

"Ok om." Carista menyatukan telunjuk dan jempolnya.

Carista masuk ke dalam kamar. Terlihat sangat mewah luasnya empat kali kamar tidurnya. Kamar mandinya sangat mewah. Pakaian di dalam lemari sangat banyak sekali.Bahkan pakaian dalam saja sudah lengkap di sediakan di dalam lemari. Meja rias di penuhi berbagai macam produk kosmetik terkenal. Rasanya seperti kisah Cinderela hidupnya berubah 360⁰.

Carista berbaring di atas tempat tidur berukuran king size, sangat empuk sekali di banding tempat tidur miliknya.

Carista meraskan matanya sangat mengantuk dan akhirnya terlelap.

Entah berapa lama didirinya tertidur.Tidurnya terbangun karena suara ketukan dari luar kamarnya. Dengan sangat perlahan Carista bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah pintu.

Dan tampak om Farrel sedang berada di depan kamarnya, penampilannya casual menggunakan t-Shirt putih dan celana pendek, rambutnya sangat rapi. Carista sangat terpesona dengan penampilan om nya yang sangat tampan paripurna.

Farrel menjentikan tangannya tepat di wajah Carista.

"Ta, kamu sadar nggak?" pertanyaan Om Farrel menyadarkannya.

"Iya iya om, maaf Ta melamun." Cariista memberi alasan.

"Mamah sama papah sudah nunggu di bawah untuk makan malam, kami tunggu ya, jangan lama lama." Farrel berkata sambil berlalu dari kamar Carista.

"Iya om, Ta ganti baju dulu." Carista masuk ke dalam kamar.

"Bodoh bodoh sekali gue malah terpesona sam om sendiri." Carista memukul mukul kepalanya sendiri kemudian masuk kamar mandi membasuh muka bantalnya dan segera berganti pakaian untuk makan malam di bawah. Dengan menggunakan tongkat penyangga Carista berjalan perlahan menuju ruang makan yang ada di bawah.

...****************...

Bersambung....

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!