Bab 8

Makan siang yang keluarga Herlambang sangat hangat, sangat terlihat kekeluargaan di antara mereka. Arini dan Tino yang awal datang sangat bad mood, berubah menjadi rileks.

Tuan Herlambang dan Farrel terkenal dingin, baik pada lawan bisnis ataupun semua orang yang tidak mengenalnya, namun anggapan itu di tepis oleh Tino yang mendengar tentang tuan Herlambang dan Farrel dari papah nya.yang juga seorang pengusaha.

"Kalau tidak salah putra dari tuan Alexander, pengusaha di bidang pengolahan karet mentah ya?" Tuan Herlambang bertanya pada Tino

"Iya tuan, papah saya pengusaha pengolahan karet mentah." Tino sedikit grogi berbicara dengan tuan Herlambang.

"Tidak usah tegang, rileks saja, kalian teman cucu saya, berarti cucu saya juga." Tuan Herlambang mencairkan suasana.

"Saya suka dengan kalian berdua, berteman dengan seseorang tidak melihat kaya dan miskin." Farrel bersuara.

Arini melihat Farrel berbicara menjadi sangat terpukau, ketampanan nya bertambah berlipat lipat.

"Ta, om elu ganteng banget, buat gue boleh nggak?" Arini setengah berbisik di telinga Carista.

Carista yang sedang minum menjadi tersedak. dan batuk batuk.

"Sayang pelan pelan minumnya, nggak ada yang minta kok." Nyonya Arini menepuk nepuk punggung Carista dengan pelan.

"Rista nggak apa apa kok mah." Carista hanya tersenyum manis pada mamah nya.

"Pak Nugraha bagaimana dengan tawaran saya untuk tinggal di rumah keluarga saya?" Tuan Herlambang bertanya pada kakek Nugraha.

"Saya dan istri mengucapkan banyak terima kasih karena tuan Herlambang sudah mau mengajak saya dan istri untuk tinggal dengan keluarga anda, tapi maaf seribu maaf. Kami tidak bisa, karena kami sudah sangat betah tinggal di rumah kami. Nanti kapan kapan kita akan berkunjung ke tempat tuan." Kakek Nugraha menolak dengan halus.

"Kalau memang keputusan pak Nugraha seperti itu, saya tidak bisa memaksa. Saya sebagai orang tua dari Agastya papah nya Carista, mengucapkan banyak terima kasih, telah membesarkan dan mendidik Carista dengan sangat baik, hingga dapat tumbuh menjadi anak yang cantik dan juga pintar." Tuan Herlambang berlinang air mata saat mengucapkan kata kata tersebut karena teringat dengan anaknya yang sudah tiada.

Suasana makan siang itu mendadak sendu.

Tiba tiba Farrel berkata pada semuanya.

"Kalian kapan libur kuliah?" Farrel bertanya pada Carista dan teman temannya,

"Minggu depan ada libur satu minggu, karena kebetulan para dosen yang mengajar kami, sedang ada seminar, tapi kita tetap di kasih tugas." Carista bersemangat namun di akhir kata menjadi lemah karena ada tugas.

"Memangnya kenapa om?" Carista bertanya.

"Om ada kerjaan di Prancis, nah kalau kalian ada libur, kalian bertiga bisa ikut om sambil liburan. Om kerja kalian berlibur, malamnya mengerjakan tugas kuliah, gimana mau?" Farrel memberikan paket liburan gratis pada Carista dan temannya.

"Ide bagus itu, gimana kalian mau nggak, kapan lagi ada liburan gratis ke eropa lagi." Tino yang berkata hingga membuat semua orang di sana tertawa.

Selesai makan siang, semuanya pulang. Kakek Nugraha dan Nek Rahmi di antar oleh Farrel sampai depan rumahnya. Tak lupa Farrel menyelipkan segepok uang pada Kakek Nugraha.

Senyuman terbit di bibir kakek dan nek Rahmi.

Sementara Arini dan Tino kembali ke.kampus untuk mengambil mobil Arini yang tadi sengaja ditinggal untuk pergi makan siang.

Carista pulang ke rumah tuan Herlambang bersama kakek dan mamah nya.

"Sayang kamu istirahat dulu, nanti sore kita kontrol kalo kamu ya." Nyonya Arini pada Carista.

Tuan Herlambang mendekati Carista.

"Kalau ada perlu apa apa jangan sungkan untuk meminta pada kakek ataupun pada mamah ya. Nanti kirimkan no rekening kamu sama kakek ya, Kakek akan menebus waktu dua puluh tahun kami yang tanpa kasih sayang dari kami. Maafkan kakek ya sayang." Tuan Herlambang menangis serta memeluk Carista dengan penuh penyesalan.

"Jangan terlalu sedih kakek, Rista sudah sangat bahagia sekali karena ternyata Rista masih punya keluarga dari papah." Carista menangis bahagia karena tidak merasa sendiri lagi, ada orang yang menyayanginya selain kakek Nugraha dan Nek Rahmi.

Carista naik ke atas dengan perlahan, kakinya masih terasa ngilu jika terlalu lama berjalan. Baru saja setengah jalan, Farrel baru datang, melihat Carista yang sedang berdiri di tengah tengah tangga berinisiatif menolongnya, tanpa bertanya lebih dulu, Farrel menggendong Carista sampai ke depan kamarnya.

Carista merasa sangat malu, apalagi ketika mengingat kembali ciuman pertama nya yang di ambil Farrel, wajahnya tiba tiba memerah.

Farrel tahu kalau Carista sedang menahan malu, namun Farrel pura pura tidak melihatmya.

Sampai di depan kamar, Farrel menurunkan Carista. Sebelum masuk ke dalam kamar, Farrel menarik tangan Carista , dan memabukkan kembali bibirnya di bibir Carista.

Setelah beberapa saat mereka berciuman. Farrel melepaskannya.

"Aku mencintaimu pada pandangan pertama, walaupun kami adalah keponakan aku, tapi kita tidak sedarah. Jadi kita bisa bersatu. Maukah kamu menjadi isteriku dan menjadi ibu untuk anak anak aku." Farrel bersungguh sungguh.

Carista tidak dapat menjawab pertanyaan Farrel yang begitu mendadak, otaknya mendadak blank, tidak tahu apa yang harus di katakan dan di lakukan, dirinya hanya terdiam saja.

"Farrel, kamu sudah datang, kok mamah tidak tahu kamu pulang, kapan pulangnya?" Suara nyonya Arini membuyarkan lamunan Carista.

"Beberapa menit yang lalu, Farrel melihat Carista sangat kesusahan menaiki tangga, jadi Farrel membantunya." Ujar Farrel jujur.

"Oh gitu, nanti sore kami bisa kan mengantar Carista ke rumah sakit untuk kontrol kakinya yang terlihat masih belum sembuh.?" Nyonya Arini meminta Farrel.

"Bisa mah, mau jam berapa?" Tanya Farrel bersemangat.

"Sekitar jam lima sore nanti, sekarang biar Carista istirahat dulu, pasti lelah." Nyonya Arini tersenyum dan segera masuk ke dalam kamar.

"Dandan yang cantik, kita sekalian kencan." Farrel berlalu dan tak lupa mengecup bibir mungil Carista.

Setelah masuk kamar, Carista kembali tidak percaya kalau tadi dirinya dan om Farrel berciuman. Jantungnya berdegup kencang, ini kalo kedua om Farrel mencium nya, apakah benar yang di katakannya.

Entahlah apa kah perasaan ini cinta ataukah hanya sekedar nafsu sementara." Ya Tuhan kalau memang im Farrel adalah jodohku, mudahkanlah jalannya." Carista berdo'a dalam hatinya.

"Daripada berkhayal mendingan gue mandi, buat pikiran gue jadi segar." Carista berjalan perlahan ke kamar mandi.

Dengan perlahan Carista masuk ke dalam bathup, kakinya di atur agar tidak terkena air dengan menggunakan plester anti air.

Berendam sebentar terasa sangat nyaman, badannya terasa leibih segar.

Setelah di rasa segar, Carista bangkit dan membilas badannya yang penuh dengan busa.

Selesai membilas badannya, Carista mengambil baju yang di rasa akan nyaman untuk tidur sebentar sambil menunggu sore untuk kontrol ke dokter. Selesai dengan kegiatannya, Carista naik ke tempat tidur dan segera menekankan mata, agar nanti saat ke dokter tidak akan mengantuk lagi.Entah berapa lama Carista tidur, suara ketukan dari luar membangunkan nya,

kesadarannya belum terkumpul semua.

"Ya bemtar." Carista bangkit dari tidurnya berjalan perlahan ke arah pintu, di buka nya pintu kamar ternyata mamah nya.

"Ya mah ada apa?" Carista bertanya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Maaf sayang kamu lagi tidur, maafkan malah ya sayang membangunkan kamu yang lagi tidur lelap."'nyonya Arini membangunkan Carista.

"Nggak apa apa kok Ada apa mah?" Tanya Carista " Malah hanya mengingatkan kamu, sebentar lagi kamu ke.dokter untuk kontrol."

"'Iya mah, sebentar Tiara mandi dulu, kalau ada om Farrel minta tunggu sebentar." Carista menuuo pintu dan segeta mandi .

Terpopuler

Comments

Uyun CnblueOLshop

Uyun CnblueOLshop

crita sngat2 fresh

2023-11-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!