Bab 10

Sekitar jam sepuluh malam, Carista dan Farrel pulang ke rumah, keadaan sudah gelap.

Farrel memegang Tangan Carista saat berjalan agar tidak jatuh, karena akan sangat fatal akibatnya jika Carista jatuh atau luka di kakinya terbentur benda keras.

Walaupun kata dokter lukanya sudah mulai membaik, tetap saja Carista harus berhati hati. Melihat tangga yang sangat tinggi, Carista menjadi ragu, apakah dirinya mampu untuk melewati tangga tersebut.

Farrel yang melihat Carista tampak ragu untuk menaiki tangga, dengan cekatan Farrel menggendong Carista naik tangga sampai ke depan kamarnya.

Seperti nya bibir Carista sudah menjadi candu bagi Farrel, sebelum masuk Farrel mencium bibir Carista, namun sekarang ciuman nya bersambut, lama mereka saling menegur dan bertukar saliva. Merasa kehabisan nafas, Carista melepaskan ciuman nya.

Suara batuk dan lampu menyala membuat Carista dan Farrel terkejut. Karena ada suara batuk dan juga lampu yang menyala.

"Mamah...Papah." ucap Farrel terkejut

"Mamah... Kakek." Carista malu karena ketahuan sedang berciuman.

"Sejak kapan kalian ada di situ?" Farrel bertanya menahan malu kepergok sedang berciuman oleh orang tuanya.

"Sejak kalian naik tangga." Tuan Herlambang berkata dengan sedikit senyum di bibir membuat anak dan cucunya jadi salah tingkah.

"Sudah ciuman nya, sejak kapan kalian bertukar saliva seperti itu?" Nyonya Arini menyelidik.

"Sejak.....Anu....aduh gimana ngasih tahunya ya." Farrel tiba tiba gugup..

"Wah wah, pah sepertinya kamu sebentar lagi akan punya cucu satu lagi." Nyonya Arini mengerlingkan matanya pada tuan Herlambang.

Dan di balas senyuman dan bahu yang di angkat dengan tangan di hilangkan di dada.

"Iya deh mah, Farrel ngaku, kalau Farrel sudah jatuh cinta sama Carista pada pandangan pertama. Nasib baik, Farrel bukan saudara sedarah kalau iya, cinta Farrel akan kandas." Ucap Farrel senyum memperlihatkan gigi nya yang putihnya seperti mutiara.

Carista hanya menunduk menahan malu terhadap kakeknya.

Tuan Herlambang tahu kalau cucunya malu terhadap dirinya karena tertangkap basah sedang bercumbu dengan anak tirinya.

Dalam hati, tuan Herlambang bersyukur karena cucunya tidak jatuh ke tangan yang salah. Tuan Herlambang mengenal Farrel dari kecil hingga tahu bagaimana karakter nya. Dan jika Carista berjodoh dengan Farrel, tuan Herlambang tidak akan.kehilangan cucunya, karena pasti mereka akan tetap tinggal di rumah yang sekarang di tinggali.

"Kita duduk dulu, untuk membicarakan hal ini." Tuan Herlambang membawa Carista untuk duduk di sofa yang ada di lantai di lantai dua.

Tuan Herlambang duduk bersebelahan dengan nyonya Arini, sedangkan Farrel dan Carista duduk berseberangan, karena tuan Herlambang tidak ingin Farrel terlalu dekat sebelum keduanya sah di mata hukum agama dan negara.

"Ista, kakek sangat bersyukur sekali karena kamu bisa berjodoh dengan Farrel putra dari mamah Arini istri kakek karena itu berarti kamu tidak akan jauh dari kakek dan akan tetap tinggal bersama kami, tapi kami juga khawatir kalau kamu ada di sini kalian berdua tidak bisa menahan hasrat. Kakek tidak ingin kalian menikah karena kecelakaan.?" Tuan Herlambang menjelaskan.

"Pah, kalau ketakutan papah seperti itu, lebih baik menikahkan saja kami sekarang biar hasrat kami bisa di salurankan." Farrel tampak tidak setuju usulan papahnya.

"Untuk sementara papah minta kamu tidak bertemu dulu dengan Carista, dan untuk Carista kakek bukannya mengusir kamu dari rumah ini, tapi kakek minta untuk sementara kamu tinggal di rumah nek Rahmi sampai kalian resmi menikah." tuan Herlambang sudah memutuskan.

"Tapi pah....." Farrel protes.

"Ini semua demi kebaikan kalian berdua. Jadi papah mohon kalian mengerti. Papah juga berat harus berpisah ssmentara dengan Carista" tuan Herlambang terpaksa sementara harus berpisah dengan cucunya.

"Ista, apa kamu keberatan nak, kalau untuk sementara kamu tinggal dengan nek Rahmi?" kemudian tuan Herlambang bertanya pada Carista.

"Tidak apa apa kek. Kalau memang hal ini untuk kebaikan Rista dengan om Farrel.." Carista memahami keputusan kakeknya.

"Nanti kakek sama mamah akan sering sering datang ke rumah nek Rahmi untuk berkunjung." nyonya Arini menambahkan.

"Kalau Farrel boleh berkunjung ke rumah Carista mah?" Farrel tidak ingin di larang.

"Boleh, tapi harus dengan kami berdua datangnya, mamah hanya tidak ingin kamu kebablasan" nyonya Arini berkata lagi.

Farrel hanya bisa mengurut dada, mendengar keputusan papahnya yang mutlak tidak bisa di ganggu gugat.

Carista melihat om Farrel yang tampak sangat putus asa, hanya dapat memandanginya saja. Dan tersenyum memberikan semangat.

"Mamah sangat bahagia karena ternyata Farrel bisa jatuh cinta, mamah takut kalau Farrel

tidak menyukai perempuan." nyonya Arini tertawa renyah saat mengingat pikirannya kalau Farrel tidak suka perempuan.

"Kenapa mamah berpikiran kalau Farrel tidak suka perempuan. Farrel masih normal mah." Farrel kesal karena mamahnya berpikiran seperti itu.

Carista dan tuan Herlambang yang mendengar mamahnya berkata seperti auto tertawa berbarengan. Nyonya Arini ikut tertawa juga. Hanya Farrel saja yang cemberut.

"Pah mah, sayang sudah dong jangan diterusin ketawanya. Gara gara mamah tuh." Farrel merajuk kemudian masuk kamar.

"Kalau kamu masuk kamar, nanti Carista tidak akan bisa pamitan dulu sama kamu, dan Carista akan lebih lama tinggal di rumah nek Rahmi." tuan Herlambang berbicara dengan nada keras.

Farrel yang mendengar ancaman dari papahnya langsung keluar kamar dan kembali bergabung dengan keluarganya.

Obrolan mereka di teruskan sampai tengah malam di temani kopi dan teh panas juga camilan yang di sediakan oleh Art.

"Sudah malam, Rista pamit duluan mau masuk kamar udah ngantuk." Carista pamit pada kakek dan mamahnya.

"Ya udah sayang kalau kamu sudah mengantuk, ayo biar mamah antar ke kamar, kalau Farrel yang anter kamu, nantinya nggak akan tidur karena di gangguin terus." nyonya Arini mengantarkan Carista ke kamarnya.

Tinggal nasibnya Farrel yang cemberut karena kelakuan mamahnya, sementara papahnya hanya tertawa saja tidak membantu Farrel sama sekali.

Setelah Carista masuk ke dalam kamar, di lanjut ke kamar mandi membersihkan badannya yang terasa lengket dengan sangat hati hati khawatir akan terkena lukanya. Selesai membersihkan badannya dan bersiap untuk tidur, Carista mendengar pintu kamarnya di ketuk dari luar dengan pelan. Dengan langkah yang pelan, Carista membuka pintu kamarnya. Ternyata yang datang adalah Farrel.

"Mas nanti ketahuan sama mamah urusannya akan tambah ruwet." Carista takut kalau mamahnya akan tahu kelakuan Farrel.

Tanpa banyak bicara, Farrel mengunci pintu kamar Carista dan langsung mencumbunya. Setelah keduanya kehabisan nafas, Carista dan Farrel melepaskan cumbuannya.

Farrel menggendong Carista ala bridal, mendudukannya di pinggir tempat tidur dengan hati hati.

"Tidurlah, mas temani kamu tidur malam ini, karena beberapa malam ke depan kita tidak akan bertemu lagi." Farrel memeluk Carista dalam tidurnya.

...****************...

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Mamah Kekey

Mamah Kekey

hadeh Farrel kok tidur satu kamar sih...

2024-01-16

1

Kim shopie jeon

Kim shopie jeon

maaf ya KK author nama² nya kebanyakan typo bisa tolong di perbaiki gk biar bacanya lancar dan enak maaf ya KK author tapi aku suka karya KK seru wallpun banyak typo nya

2024-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!