Bab 16

Pagi hari yang cerah ini, sepasang pengantin yang masih bergelut di dalam selimut masih setia dalam mimpi mereka, setelah keduanya kelelahan melakukan malam pertama yang berakhir hampir subuh tadi.

Farrel dan Carista tidur dalam kea6salinh memeluk satu sama lain. keindahan sepasang pengantin baru yang meraup manisnya madu.

Mengarungi kebahagiaan di malam pertama sebagai pasangan suami istri.

Carista merasakan hembusan angin di tengkuk nya yang terasa hangat, sepasang tangan yang kokoh melingkar di perutnya. Carista membalikan badannya berhadapan dengan Farrel yang masih lelap tidur. Carista memandangi wajah pria yang kini sudah resmi menjadi suaminya yang telah memiliki nya secara utuh.

Di rabanya hidung mancung, alis yang lebat rahang yang kokoh dan berakhir di bibir, Carista mendekat kan wajahnya dan mengecup bibir Farrel, dan saat akan melepaskannya, tengkuk Carista di tahan tangan kekar milik. Farrel, dan ciuman serta cumbuan di teruskan dan pagi itu menjadi pagi yang panas kembali untuk mereka berdua.

Hari sudah sangat siang, Carista dan Farrel melewatkan sarapan pagi dan makan siang, andai saja Carista tidak mengeluh lapar dan lelah mungkin saja Farrel tidak akan berhenti dan terus memadu cinta.

"Mas sudah dulu yuk, Rista laper banget dan juga lelah, dari semalam sampai siang begini mas nggak ada hentinya. " Carista merajuk.

Farrel hanya tertawa melihat istrinya merajuk, Di singkapnya selimut tebal yang menutupi tubuh polos Farrel dan Carista.

"Mas, aku malu. Kenapa selimutnya di ambil. " Ujar Carista menutupi bagian intimnya.

"Nggak usah malu sayang, mas kan udahelihat semuanya bahkan sudah keluar masuk. " Farrel menggendong tubuh Carista yang polos dan membawa nya ke dalam kamar mandi.

Farrel mendudukkan Carista di atas westafel, sementara dirinya mengisi bathup dan memasukkan sabun cair serta aroma terapi. Setelah mengatur kehangatan air yang akan di pakai untuk berendam, Farrel membawa masuk Carista ke dalam bathup dengan perlahan. Dan dirinya juga ikut masuk ke dalam bathup.

"Mas kok masuk ke dalam bak, mau ngapain? " Carista bertanya karena perasaannya tidak enak, pasti akan terjadi lagi yang membuatnya kelelahan.

"Sudah jangan khawatir, mas nggak akan ngapa ngapain kok, mas cuma mau bantuin kamu menggosok punggung saja tidak lebih, kecuali kalau memang terpaksa. "ujar Farrel tertawa.

Sedangkan Carista hanya bisa cemberut saja mendengar Farrel berbicara seperti itu.

Dan benar saja dugaan Carista, penyebab kelelahannya terjadi lagi.

" Mas janji, ini yang terakhir. Sesudah ini kita makan. Besok kita pulang dan melanjutkan nya di rumah di kamar kita. " ujar Farrel.

"Mas bagaimana dengan pakaian aku, nggak ada satupun yang benar. " Carista menunduk sedih.

" Sudah mas perintahkan asisten mas untuk membawa baju buat kamu. " Farrel membersihkan tubuh Carista setelah permainannya di dalam bathup.

Selesai mandi, Farrel kembali memggendong Carista karena bagian intimnya masih terasa sakit karena Farrel menghujamnya dengan tidak ada jedanya.

Farrel mendudukkan Carista di depan meja rias, mengerikan rambutnya yang panjang menggunakan hairdryer.

tok... tok.. tok.

Suara pintu kamar di ketuk dari luar, Farrel segera beegegas membukakan pintu kamar ternyata asisten nya yang membawakan pakaian untuk Carista.

"Siapa mas? " Carista bertanya pada Farrel.

"Riki asisten nya mas membawakan pakaian buat kamu ganti mudah mudahan ukuran nya pas. " Farrel memberikan beberapa paperbag kepada Carista.

Pakaian yang di bawa Riki segera di gunakan Carista, mini dress Vneck yang menutupi lehernya. karena banyak sekali kissmark yang dibuat oleh Farrel.

Setelah siap, Carista dan Farrel bersiap untik makan sore menjelang malam.

"Duh duh ini pengantin baru keluar, sampai melewatkan sarapan pagi dan makan siang. " ujar nyonya Arini yang kebetulan berada di sana untuk makan malam bersama nek Rahmi dan kakek Nugraha..

"Mamah jangan bilang gitu dong, Carista kan jadi malu, ya sayang. " ujar Farrel pada mamahnya.

Carista tidak menyahuti Farrel karena malu, Carista Hanya bisa menunduk saja. Tuan Herlbang yamg melihat cucunya menahan malu segera menarik nya dan duduk di sebelahnya.

"Farrel kamu membuat cucuku kelelahan ya, Kamu tidak kasian cucuku belum makan apapun dari semalam. Dasar perjaka tua, udah dapet langsung aja di simpan sendiri. " Tuan Herlambang memandang Farrel yang tidak fokus dengan omongannya.

Carista yang mendapatkan dukungan dari kakeknya hanya bisa tertawa kecil saja. Saat suaminya di marahi papahnya.

Farrel yang melihat Carista tertawa kecil membisikkan sesuatu yang membuat Carista menghentikan tertawanya. Dan wajahnya pun memjadi pucat.

Nyonya Arini yang melihat perubahan wajah Carista sudah bisa menebak apa yang di bisikkan Farrel.

"Sayang. Kamu tidak usah takut kalau Farrel mengancam kamu. Nikmati saja, nanti juga Farrel yang akan bertekuk lutut dii hadapan kita." ujar nyonya Arini yang melirik ke arah tuan Herlambang.

Melihat pandangan istrinya yang horor, tuan Herlambang pura pura tidak mendengar apa yang di katakan istrinya dan sibuk dengan ponselnya.

Carista yang melihat kakeknya diam dan pura pura tidak tahu ke mana arah bicaranya hanya geleng geleng kepala dan tersenyum di kulum.

"Sayang jangan dengar kan mamah, itu cuma menggertak papah saja. " ujar Farrel.

"Itu bukan gertakan tapi kenyataan, tuh buktinya." nyonya Arini menunjuk tuan Herlambang dengan matanya.

Semua orang yang ada di sana tertawa melihat tingkah seorang Herlambang yang terkenal dengan CEO yang tegas dan disiplin dan dingin terhadap lawan bisnisnya, namun jika di tengah keluarga akan sangat hangat sekali.

"Pah maaf, mamah hanya bercanda. " nyonya Arini memeluk suaminya dengan sangat mesra.

"Papah tahu kok kalau mamah hanya bercanda. " tuan Herlambang menyambut pelukan nyonya Arini.

Farrel dan Carista saling pandang dan saling memegang tangan dan tersenyum penuh arti melihat kemesraan kedua orang tuanya yang tidak pernah ada keributan selama Farrel mengenal kedua orang tuanya.

"Kita akan seperti mereka jika tua nanti, maukah menua bersamaku? " Carista bertanya dengan senyuman yang tidak lepas dari bibir nya yang tipis.

"Ya kita akan menua bersama, jangan pernah terpisahkan hingga maut yang memisahkan kita." Farrel menggenggam tangan Carista dengan erat.

Makan malam bersama dengan keluarga Herlambang sangat berkesan penuh dengan kebahagiaan. Malam semakin larut, Farrel dan Carista memutuskan untuk kembali ke kamar dan tuan Herlambang serta nyonya Arini juga memutuskan untuk kembali ke kamar, nek Rahmi serta kakek Nugraha tidak ketinggalan untuk ke kamar beristirahat setelah pesta yang menguras tenaga dan pikiran kemarin malam, dan rencananya mereka semua akan pulang ke rumah esok pagi.

Di dalam kamar, Farrel dan Carista memutuskan untuk tidak dan tidak melakukan apapun, Farrel merasa kalau Carista kelelahan setelah melayaninya berkali kali kemarin malam dan siang tadi.

...****************...

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!