Bab 11

"Ista nanti kamu berangkat ke kampus di antar pak Udin? " nek Rahmi menyiapkan sarapan pagi buat Carista.

"Iya nek, tiap hari pak Udin akan antar jemput Rista, selama tinggal di sini. " Carista menyuapkan sarapannya.

"Kakek sangat bahagia sekali dan merasa tenang, sebentar lagi kamu akan menikah dengan orang yang tepat, dulu kami sangat khawatir jika kami sudah tidak ada, kamu hidup dengan siapa? " Kakek Nugraha dengan sendu.

"Kapan lamarannya akan di laksanakan? " nek Rahmi bertanya

"Sekitar satu minggu lagi, kakek bilang nenek tidak usah repot, semua kakek sama mamah yang akan mengurus keperluan lamaran, tunangan sama nanti pas nikahannya. " Carista menjelaskan semua.

"Syukurlah kalau memang semua sudah di urus keluarga kakekmu. " nek Rahmi bernafas lega.

Kakek Nugraha sedang menyeruput kopi panasnya, sedangkan Carista mempersiapkan buku buku yang akan di bawa nanti saat kuliah. Suara klakson mobil sudah terdengar di depan rumah. Ternyata tuan Herlambang yang menjemput Carista. Walaupun sudah tua namun tuan Herlambang masih terlihat gagah dengan jas dan dasi yang sangat cocok dengan perawakan nya yang tinggi besar.

"Assalamu'alaikum, cucu kakek sudah siap di jemput pangerannya? " tuan Herlambang sudah berada di depan pintu.

"Kakek ganteng banget mau ketemu sama Rista ya? " Carista bergelayut mananja pada kakeknya

"Iya sayang, ayo kakek antar. Sebelum kamu jadi istri Farrel, kakek ingin menghabiskan waktu bersama kamu dulu, kita berangkat sekarang? " tuan Herlambang bertanya pada Carista.

"Ayo kek, sudah siang nanti Rista telat. Nek kakek, berangkat dulu ya. " Carista mencium tangan kakek dan neneknya.

Carista dan tuan Herlambang berangkat ke kampus, di sepanjang perjalanan tuan Herlambang dan Carista banyak berbincang tentang banyak hal, kadang di selingkuh tertawa. Tuan Herlambang menatap Carista dan akhirnya meneteskan air mata.

"Kakek kenapa, apa ada perkataan Rista yang menyinggung perasaan kakek? " Carista tidak enak hati, takut kakeknya tersinggung.

"Melihat cara bicara mu, kakek teringat saat Agas berbicara, dia selalu tersenyum jika sedang bicara, dia akan membuat suasana sekelilingnya menjadi ramai, dan semua orang akan selalu menantikan kehadirannya. " tuan Herlambang semakin menangis.

Carista memeluk kakeknya dan berusaha menenangkan nya.

Tidak berselang lama, mobil yang mereka tumpangi sampai di depan kampus. Tuan Herlambang turun dari mobil lebih dulu. kemudian di susul Carista, banyak mahasiswa dan mahasiswi yang bergosip, ada beberapa orang tahu siapa tuan Herlambang dan apa kedudukannya merasa tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

Mereka menebak kalau Carista adalah baby sugar nya tuan Herlambang, Carista yang sekilas mendengar mereka berkata seperti itu, dengan sengaja bergelayut di tangan tuan Herlambang dan meminta nya untuk mengantarkan ke depan kelas. Tuan Herlambang tahu maksud dan tujuan dari Carista. Dan akhirnya saling berpegangan tangan menuju kelas.

"Arini, Tino, gila bener bener gila masa di Carista sahabat elu berdua datang ke kampus di antar dady sugar nya. " salah satu teman Carista melaporkan kejadian tersebut pada kedua sahabat Carista.

Kedua sahabat Carista yakin kalau yang di maksud mereka adalah tuan Herlambang, kakeknya Carista yang sengaja mengantarkan nya ke kampus.

Dan benar saja, ketika sampai di depan kelas, Tino da Arini menghampiri tuan Herlambang dan mencium tangan kakeknya Carista.

"Kakek apa kabar?" sapa Tino dan Arini serempak.

"Alhamdulillah baik, bagaimana dengan kalian?" Tuan Herlambang balik bertanya.

"Kami juga baik, oh ya bagaimana kalau setelah kelas selesai, kita makan siang bersama. Apa kalian mau?" Tuan Herlambang bertanya.

"Ide bagus kek, makan siang di restoran mewah lagi kek?" Tino bertanya sambil nyengir kuda.

"Kakek serahkan pada kalian, dimana kita akan makan siang." Tuan Herlambang berkata.

"Yeeeeeeeeee." Carista dan kedua sahabatnya bersorak gembira seperti anak kecil mendapatkan permen.

Tuan Herlambang tersenyum melihat cucu dan kedua sahabatnya begitu gembira hanya karena di ajak makan siang.

"Kek, pulang makan siang, boleh dong kita shopping." Arini memberanikan diri berkata pada tuan Herlambang.

"Kakek sudah bilang, terserah kalian mau kemana saja, tapi dengan satu syarat." Tuan Herlambang memberikan syarat.

"Syarat apa kek?" Carista yang bertanya.

"Kalian berdua harus bilang pada orang tua kalian, pulang kuliah nanti akan telat karena pergi makan siang dan shopping sama kakek, jangan sampai mereka cemas." Tuan Herlambang menyebutkan syaratnya.

"Baik kek, kita akan bilang sama orang tua kita." Arini yang menjawab dan di angguki Tino dan Carista.

Carista dan kedua sahabatnya masuk ke dalam kelas, karena akan pembelajaran akan segera di mulai.

Setelah mereka masuk tuan Herlambang berdiri di samping pintu, dan kebetulan dosen yang akan mengajar di kelas Carista mengenali siapa tuan Herlambang.

"Selamat pagi tuan Herlambang. Apakah anda ada keperluan dengan depan, mari akan saya antar." Dosen tersebut membungkukkan

badannya dan bersikap sopan serta menawarkan diri untuk menolong tuan Herlambang.

"Tidak, saya tidak ada keperluan dengan dekan, saya berada di sini karena saya sedang menunggu cucu saya, yang kebetulan kuliah di fakultas kedokteran. Dan sebentar lagi akan memulai kelasnya." Tuan Herlambang menjelaskan maksud kedatangannya.

"Cucu anda kuliah di fakultas kedokteran, kalau boleh tahu siapa?" Tanya pak Dosen.

"Carista cucu saya." Tuan Herlambang berkata dengan tenang.

"Oh Carista cucu tuan, pantas saja Carista sangat pintar, sekarang saya saya tahu dari mana sumber kepintaran Carista berasal." Sang dosen berkata yang sesungguhnya.

"Kalau begitu saya mohon diri karena sebentar lagi saya harus masuk kelas untuk mengajar." Pamit sang dosen.

"Silakan pak, saya sangat suka dengan orang orang yang bertanggung jawab dengan pekerjaannya." tuan Herlambang berkata seperti itu karena kampus tempat Carista menuntut ilmu saat ini adalah salah satu kampus miliknya.

Sesuai rencana akan makan siang di restoran mewah yang di pilih Carista dan kedua sahabatnya, Setelah selesai kelas, mereka berempat naik mobil mewah milik tuan Herlambang, walaupun Tino dan Arini termasuk anak orang kaya, namun kekayaan orang tua mereka masih berada di bawah tuan Herlambang. Tino dan Arini merasa takjub dengan mobil mewah yang di miliki tuan Herlambang.

Akhirnya perjalanan mereka sampai di sebuah restoran yang mewah, harga satu porsi makan bisa seharga buku paket fakultas kedokteran. Tuan Herlambang memilih duduk di ruang VIP agar privasi mereka tidak terganggu.

Seorang pelayan memberikan buku menu.

Carista melihat harga di menu menjadi tertegun dan tidak percaya dengan harganya.

"Rista kamu pesan apa saja yang kamu mau, jangan kamu lihat harganya. Biar menjadi tanggungan kakek, karena kakek yang mengajak kalian ke sini. Jangan ragu ragu untuk memesan makanan yang kalian suka." Ujar tuan Herlambang.

Tino dan Arini serasa mendapatkan angin segar, segera memesan makanan.

Mereka pikir mumpung gratis, kapan lagi di bayarin makanan mahal.

Tidak lama kemudian makanan yang mereka pesan sudah datang, dan mereka segera menyantapnya. Tuan Herlambang tersenyum melihat kekompakan cucunya dengan kedua sahabatnya.

...****************...

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!