Bab 18

Pagi ini Carista dan Farrel sudah memulai aktifitas nya kembali, walaupun baru menikah namun Farrel masih punya tanggung jawab terhadap perusahaan yang harus di kelola nya, tidak jauh berbeda dengan Carista yang harus menyelesaikan banyak tugas kuliahnya.

"Sayang sudah selesai semuanya? " Farrel menghampiri Carista yang sedang memasukkan buku dan laptop nya.

"Sudah mas. " Carista mengambil tas nya.

Keduanya turun ke bawah untuk sarapan pagi. Tuan Herlambang dan nyonya Arini sudah siap berada di depan meja makan. Melihat Anak menantunya berjalan berpegangan tangan, nyonya Arini tersenyum bahagia ternyata Farrel anaknya sudah mendapatkan jodoh nya seseorang yang dapat menggetarkan hatinya.

Tuan Herlambang melihat cucunya merasa terharu, walaupun putra kesayangan nya sudah tidak ada, namun dirinya di beri kesempatan untuk memberikan kasih sayang pada Carista cucunya. Takdir memang tidak ada yang tahu, semuanya misteri.

"Pagi mah, kakek. " Sapa Carista

"Pagi pah mah. " sapa Farrel pada keduanya

"Pagi... " jawab tuan Herlambang dan nyonya Arini serempak.

"Sayang nanti pulangnya mas jemput ya. " Farrel menyeruput kopi kental hitamnya

" Apa nggak merepotkan Farrel kalau harus jemput aku ke kampus. " Carista membuat untuk Farrel.

"Nggak akan merepotkan sayang, justru malah seneng bisa antar jemput istrinya sendiri. " Farrel menyiapkan roti yang tadi di buat oleh Carista.

"Kalau Farrel nggak bisa jemput kamu, biar kakek saja yang jemput, kebetulan hari ini kakek tidak banyak pekerjaan. " tuan Herlambang nimbrung obrolan Farrel dan Carista.

"Iya sayang, di jemput sama kakek saja, udah itu jemput mamah kita makan siang bersama, iya kan pah? " nyonya Arini malah tidak ingin ketinggalan.

"Kok papah dan mamah ikut ikutan mau empat Carista, sudah sekarang urusan jemput menjemput Carista menjadi tugas Farrel titik. " Farrel berdiri dan mengajak Carista untuk berangkat ke kampus sekarang.

Tuan Herlambang dan nyonya Arini saling pandang di akhiri dengan tertawa terbahak bahak melihat Farrel yang sudah bucin akut.

Farrel hanya bisa mendengus mendengar papah mamahnya menertawakan dirinya karena sudah bucin terhadap Carista.

Carista yang melihat berapa hangatnya keluarga suaminya, yang di luaran terkenal karena ketegasan dan sifat datar suami dan kakeknya. Siapa yang tidak mengenal mereka duo CEO yang sangat di segani lawan dan kawan.

"Udah mas, gitu aja kok jadi ribut, ayo kita berangkat aku sudah kesiangan ada kuliah pagi. " Carista melerai mereka agar tidak keterusan.

Carista dan Farrel berangkat ke kampus sebelum ke kantor nya. Dalam perjalanan Farrel tersenyum, sesekali mencuri pandang pada Carista yang menurutnya semakin cantik dan tidak rela jika kecantikan Carista harus di nikmati oleh teman teman kampusnya.

"Sayang hari ini nggak usah ke kampus ya, aku nggak rela kalau teman kampus kamu terutama yang laki laki menatap wajah cantik istri aku ini. " Ujar Farrel seperti seorang anak kecil minta permen pada ayahnya.

"Mas kenapa sih, dari dulu juga Rista seperti ini, teman teman kampus juga baik kok, nggak ada yang iseng sama Rista. " Carista memberi pengertian..

"Dulu kan beda banget sayang, dulu mas belum kenal sama kamu, nah sekarang kan kamu jadi istriku. " Farrel merajuk.

"Mas... mas..., jangan seperti anak kecil ah, percaya deh sama Rista." Carista meyakinkan Farrel.

Farrel hanya menarik nafas panjang dan melepaskannya kembali dengan berat. Dirinya sangat tidak ingin kalau Carista dekat dekat dengan para pria di kampusnya, walaupun sahabat dekatnya seperti Tino.

Perjalanan menjadi agak jauh dari rumah ke kampus Carista karena, Farrel mengambil jalan lewat tol sehingga perjalanan yang seharusnya satu jam saja jadi lebih cepat hanya tiga puluh menit saja. Hemat waktu tiga puluh menit dan tidak terjebak macet.

Akhirnya perjalanan mereka yang penuh sandiwara sampai juga di kampus Carista, mobil Farrel berhenti di depan pintu gerbang kampus.

"Mas, Rista masuk dulu ya, sebentar lagi kelas akan di mulai. " pamit Carista pada Farrel.

"Iya sayang, hati hati, awas loh itu bibir jangan senyum sembarangan jangan senyum sama cowok, duduk nya juga jauh jauh dari para lelaki. " Farrel makin posesif saja.

"Mas, Rista udah kesiangan, percaya deh sama Rista. " Carista sudah mulai kesal dengan kelakuan Farrel yang mulai cemburuan.

Farrel akhirnya terdiam setelah Carista angkat bicara.

Carista mencium punggung tangan Farrel, dan di balas Farrel dengan kecupan di bibir Carista yang terlihat sangat ranum.

Kalau saja pagi ini tidak ada meeting dengan klien dan Carista tidak ada kelas pagi, Farrel akan membawa Carista ke hotel yang terdekat.

"Udah ya mas, Rista masuk dulu ya. " Carista ke luar dari mobil mewah Farrel, banyak pasang mata melihat kedatangan Carista di antar suami nya yang seorang CEO perusahaan ternama dan setelah terkuak kalau Carista adalah cucu seorang Sultan pemilik universitas tempatnya menuntut ilmu, yang kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan dua tanjakan.

Dulu Carista dipandang sebelah mata oleh mahasiswa yang kuliah di sana yang kebanyakan dari mereka adalah anak anak pengusaha. Sedangkan Carista dapat kuliah di sana karena mendapatkan beasiswa.

Farrel yang masih ada di sana memperhatikan banyak yang melihat Carista dengan pandangan tidak suka, Farrel tidak ingin kalau istrinya mendapatkan pandangan yang tidak menyenangkan. Farrel turun dari mobilnya lalu menghampiri Carista serta memeluknua dari samping.

"Dengar ya untuk kalian semua, Carista adalah istriku dan juga cucu dari pemilik universitas ini, dan aku mengenal siapa orang tua kalian. Kalau ada yang berani merendahkan Carista maka akan aku hancurkan perusahaan orang tua kalian, camkan itu, kalian semua mengerti? " wajah garang Farrel sangat menakutkan.

Carista sangat terkejut dengan pernyataan Farrel, dirinya tidak percaya kalau Farrel yang berstatus sebagai suaminya membela nya dari cibiran orang orang di kampus nya. Air matanya jatuh di pipi yang bening. Farrel yang melihat nya segera menghapus air mata Carista.

"Sudah jangan menangis lagi sayang, ada mas di sini yang akan selalu membela kamu dan menjagamu seumur hidup. " Farrel memperhatikan wajah sembab Carista.

Carista yang mendengar ucapan Farrel, langsung menangis serta memeluk Farrel dengan erat dan menumpahkan segala beban di hatinya selama dirinya kuliah di kampus ini, ada orang yang membela nya dari cemoohan orang-orang yang selama ini membencinya.

"Ayo sayang mas antar ke dalam kelas, nanti kalau dosen kamu macam macam ada mas yang akan bicara pada dosen itu. " Farrel menggandeng pinggang ramping Carista.

Sedangkan orang-orang yang tadi memandang rendah Carista segera berlari ke dalam kelas masing masing daripada harus berurusan dengan Farrel yang akan menghancurkan perusahaan orang tuanya. Suasana kampus yang tadi tegang karena ancaman dari Farrel kini mulai mencair kembali.

...****************...

Bersambung......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!