Chapter 17

Viona terbangun dari tidurnya karena tenggorokannya kering, lalu dia keluar kamar untuk mengambil air minum, dan saat dia membuka tutup botolnya tutupnya terjatuh di bawah meja makan, dia kesal karena harus mengambil tutup itu dan mau tidak mau dia mengambilnya, saat dia mengambil tutup itu dia melihat alat aneh di bawah meja makan, Viona mengambilnya dan dia terkejut setelah tahu alat itu penyadap suara, "Siapa yang menaruh disini,"

Viona mencarinya lagi dia takut jika ada penyadap lain di rumahnya. Dia menemukan di bawah meja ruang tamu, di meja samping kamar mamanya, di meja make up mamanya, di meja bawah dekat kolam renang, dan dia menemukan masih banyak lagi di setiap bawah meja yang ada di rumahnya kecuali di kamarnya sendiri. Lalu Viona menuju ke ruang kerja mamanya karena hanya ruangan itu yang belum dia masuki, tapi saat dia berada di depan pintu dia mendengar percakapan Celvin dengan asisten pribadinya itu.

"Surat wasiat asli itu ada di aku." Celvin, mendengar hal itu Viona terkejut, dia tidak habis pikir bagaimana bisa surat itu ada pada Celvin sekarang. Lalu dia membuka pintunya dan mereka berdua terlihat terkejut melihat kedatangannya.

"Viona?" Celvin. Celvin terkejut melihat benda yang dia pasang di rumah ini sekarang ada di tangan Viona.

"Apa maksudmu?" Viona dengan heran.

Jery panik dia bingung harus menjawab apa dalam situasi ini. Sedangkan Celvin mencoba untuk tenang, dia memberikan menunjukkan surat itu ke Viona, "Ini ada padaku." Celvin.

"Kau mencurinya?" Viona dengan heran.

Celvin tersenyum kecil, justru mama Viona yang mencuri ini dari keluarganya.

"Ya." Jawab Celvin, dia ingin Viona semakin membencinya dengan kebohongan yang sudah dia buat.

"Aku mengincar ini makanya aku mendekati mama mu, dan memasang alat itu di rumahmu." Celvin sambil tersenyum.

Viona berdecih tersenyum, dia tidak menyangka pria di depannya jauh lebih jahat dari mamanya sendiri, dia pria licik yang pernah Viona temui di hidupnya. Viona memberikan alat itu di meja Celvin,

"Selamat kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan." Viona lalu pergi keluar dan dia menangis di kamarnya.

"Pak, nona akan semakin membenci anda," Ucap Jery dengan sedih. Celvin hanya diam karena itulah tujuannya.

Keesokan harinya.

Celvin menghadiri acara penggantian CEO di perusahaan, banyak sekali media yang menyorotnya, dan tentunya Celine tahu itu. Celine berusaha menelepon Celvin untuk pulang dan menjelaskan semuanya ke dirinya. Tapi Celvin sengaja tidak menjawab telepon dari kakaknya. Acara demi acara sudah Celvin lakukan dan sekarang dia ingin mengunjungi Zara di penjara.

Kantor Polisi!

Celvin tersenyum puas melihat Zara yang begitu menyedihkan sekarang, "Hai mama mertua...." Sapa Celvin dengan senyuman manisnya.

"Ini perbuatanmu?" Zara dengan menahan emosinya.

Celvin mengangguk tersenyum, "Aku melakukan semuanya...." Lalu Celvin menjelaskan rencana dia mendekati Zara dan asistennya itu, Zara sama sekali tidak habis pikir dengan perbuatan menantunya itu.

"Kenapa kau mengincar hartaku? apakah pencapaianmu kurang?" Zara dengan kesal.

"Awalnya aku tidak tertarik dengan ini, tujuanku hanya orang itu tapi setelah aku tahu fakta jika kau membunuh mamaku dendam ku semakin bertambah." Celvin menatap Zara dengan tatapan tajamnya.

"Mamamu? siapa kau ini?" Zara dengan heran.

"Halo lama tidak bertemu bibi....ini aku laki-laki pewaris JB Group anak dari kakak mu yang sudah kau bunuh." Celvin sambil tersenyum.

"Tidak mungkin....." Gumam Zara dengan terkejut.

"Iya tidak mungkin tapi takdir yang membuat semuanya jadi mungkin. Dan anda tahu bibi...pria yang anda jadikan budak itu adalah suami dari kakakmu." Celvin.

"Apa? kak Andra?" Zara dengan terkejut.

Celvin mengangguk tersenyum, "Hidup itu lucu kan? semakin kita membenci dan menghindari sesuatu semakin dekat juga hal itu ke kita." Celvin.

Zara masih bengong dia terlihat syok dan tidak percaya dengan semua yang dikatakan Celvin.

"Kenapa bibi membunuh mamaku?" Celvin dengan sedih.

Zara menatap Celvin dengan kesal, "Dia menghalangi jalanku. Apalagi aku dengar bayi yang dia kandung itu laki-laki."

Celvin berdecih tersenyum, "Maaf sepertinya kekesalan mu sudah terjadi. Selamat menikmati semuanya ini, saat bibi keluar pun aku akan memastikan jika bibi tidak akan punya apa-apa." Celvin.

"Ah iya tunggu aku akan mengumpulkan bukti jika bibi membunuh mamaku, agar bibi semakin lama di tempat ini. Bye bibi...." Celvin melambaikan tanganya sambil tersenyum lalu dia pergi.

"AAAAA TIDAK MUNGKIN.........." Teriak Zara dengan frustasi.

Celvin tersenyum kecil.

Celvin pulang ke rumah Zara, saat dia masuk ke ruang kerjanya dia melihat Viona yang duduk di sofa, Viona menunggu kedatangan Celvin karena ada hal ingin dia tanyakan ke Celvin.

"Ada apa?" Celvin sambil melepas jasnya.

"Aku akan membebaskan mamaku. Aku menyuruh pengacara itu melakukan apapun untuk membebaskan mama." Viona dengan nada dingin.

"Tidak bisa, hukuman mama mu semakin bertambah." Celvin sambil melepas jam tangannya.

Viona menoleh ke Celvin dengan tatapan heran, "Kenapa bertambah?"

Celvin berjalan mendekati Viona, dia berjalan sambil memasukan tangan kirinya ke saku celananya, dan dia membungkukkan tubunya ke Viona, lalu tangan kanannya memegang sandaran sofa itu. Viona terlihat gugup melihat wajah Celvin sedekat ini dengannya.

"Karena mama mu membunuh mama ku."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!