Chapter 09

"SUDAH KU BILANG UNTUK BERHATI-HATI KAN!" Bentak Zara. Frans hanya diam dan menundukkan kepalanya.

"Kau tahu saham kita bisa turun karena ulahmu," Zara dengan kesal.

"Aku hanya tidur saja dengan mereka, padahal aku sudah ditempat sangat privat loh," Jelas Frans.

"Lalu apa kau memberi sesuatu agar mereka diam?"

Frans diam.

"Ah~ aku lelah! cepat cari wanita itu!" Ucap Zara ke asistennya.

Celvin tersenyum mendengar suara Zara dan Frans, dia mendengar lewat penyadap suara itu.

"Selanjutnya akan lebih menghebohkan loh," Gumam Celvin.

"Apa kita akan baik-baik saja? itu juga berpengaruh ke kita juga pak." Jery.

"Kita akan baik-baik saja." Celvin sambil tersenyum. "Sebentar lagi dia akan meminta bantuan ku," Celvin.

"Sebenarnya apa yang ingin anda ke lakukan ke mereka pak?"Jery.

"Buat mereka jatuh! tapi tidak sampai ke tanah kok tenang saja! aku hanya ingin mengambil tempatku dan membuang masa lalu, itu saja!" Celvin sambil tersenyum.

Malam harinya.

Frans ingin bertemu dengan Celvin diam-diam, mereka berada di kantor Celvin. Dan dugaan Celvin benar, Frans akan meminta bantuannya.

"Tolong, kamu kan menantu papa tolong papa ya... " Frans dengan sedih.

"Apa yang bisa aku bantu pa?"

"Tolong bantah ke media atau apapun itu. Zara mengamuk nanti kalau aku dibiarkan aku takut nanti dia lebih menyiksaku!" Frans dengan sedih.

"Kenapa papa di siksa?"

Frans langsung diam, dia lupa kalau Celvin tidak tahu jika dirinya ini adalah bonekanya Zara.

"Ya pokoknya disiksa," Frans.

"Aku tidak tahu harus bantu bagaimana, aku pikir aku tidak perlu ikut campur karena ini urusan rumah tangga kalian." Celvin.

"Dia akan menyuruh asistennya memukuliku..." Sahut Frans dengan sedih.

"Apa?" Celvin dengan terkejut. "Ah enggak aku salah ngomong, papa pergi dulu ya..." Frans langsung pergi begitu saja.

Celvin merasa kasihan dengan ayahnya itu. Dia kasihan dan ingin membantu ayahnya tapi disisi lain dia juga kesal dan benci perbuatan ayahnya ke kakaknya. Dia sedang bingung dengan perasaanya ini. Dia ingin lebih membenci ayahnya tapi setelah dia tahu banyak fakta tentang ayahnya dia menjadi kasihan dengannya.

"ARGHHHH!" Teriak Celvin dengan frustasi.

Lalu Celvin pulang ke rumah Viona dalam keadaan mabuk. Jery yang mengantarkan Celvin ke rumah Viona karena dia takut jika Celine tahu Celvin mabuk.

Dan setelah Jery mengantarkan Celvin ke kamar Viona dia langsung pamit pulang, sedangkan Viona dia merawat Celvin, "Kenapa dia mabuk begini," Gumam Viona dengan kesal.

"Viona..." Panggil Celvin dengan setengah sadar. Viona duduk di sebelah Celvin.

"Apa mau muntah?" Viona.

Tiba-tiba Celvin memegang tangan Viona, dan dia meneteskan air matanya.

"Apa yang harus aku lakukan?" Celvin.

Viona terkejut melihat Celvin menangis, ini pertama kalinya dia melihat Celvin selemah ini.

"Kau baik-baik saja?" Viona dengan heran.

Celvin membuka matanya dan dia duduk, "Apa yang harus aku lakukan?" Celvin dengan bingung.

Viona tidak tahu harus menjawab apa, dia bingung karena dia tidak tahu masalah Celvin. Dan dia memeluk Celvin agar Celvin tenang, dan Celvin menangis di pelukan Viona.

Keesokan harinya.

Celvin membuka matanya , dia memegang kepalanya yang masih pusing itu, dan dia melihat dirinya tidak memakai baju, lalu dia menoleh ke samping dan Viona tidur membelakanginya.

Celvin meremas kepalanya dengan kesal, bagaimana bisa dia meniduri keponakannya sendiri.

"Bodoh," Geramnya dengan kesal.

"Kau sudah bangun?" Viona.

"I..iya.. " Jawab Celvin dengan canggung.

Situasinya pun menjadi sangat canggung.

"Ma.maaf." Celvin.

Viona menoleh ke Celvin, Celvin langsung gugup saat Viona menatapnya.

"Kau baik-baik saja?" Viona.

Celvin heran kenapa Viona tidak marah tapi malah menanyakan keadaannya.

"I.iya.." Jawab Celvin.

"Mandilah, aku akan membuatkan sarapan!" Viona, "Tapi tutup matamu sampai aku selesai pakai baju!" Viona.

Celvin mengangguk dan dia langsung menutup kepalanya dengan selimut.

Setelah selesai mandi, Celvin ke meja makan untuk sarapan dan sampai di sana dia terkejut melihat telur gosong.

"Ini kecap atau apa?" Celvin dengan heran.

"Aku tidak bisa," Viona dengan sedih.

"Ah enggak enggak, ini enak kok...." Celvin terpaksa makan meskipun rasanya begini dan begitu dan dia sadar kenapa dia jadi lembut dan mengalah ke Viona, ini bukan seperti dirinya sendiri.

"Maaf," Ucap Celvin tentang kejadian semalam.

"Aku ingin menjadi istrimu yang beneran!" Viona sambil tersenyum.

Celvin menoleh ke Viona dengan terkejut. "Apa? kenapa?"

"Hanya ingin saja, tinggallah disini denganku, aku butuh teman."

Celvin jadi lebih gugup dan canggung lagi, dan dia lanjut makan tanpa menjawab Viona.

"Makan yang banyak suamiku," Ucap Viona sambil mengusap rambut Celvin, Celvin langsung tersedak dan batuk-batuk.

"Duh minum ini... " Viona memberikan air minum untuk Celvin dan Celvin langsung menghabiskannya.

"Aku ke kantor dulu," Celvin langsung pergi keluar tapi beberapa menit kemudian dia kembali.

"Kunciku ah ketinggalan segala," Gumamnya lalu dia keluar lagi.

"Dia baik-baik saja kan ya," Gumam Viona dengan heran.

Lalu Celvin kembali lagi, "Maaf maaf HPku di sini," Lalu Celvin keluar lagi.

"Dia canggung," Gumam Viona sambil terkekeh.

"Hah~ gilaaaa kenapa aku melakukan itu.... kenapa Jery mengantarku kesini," Celvin dengan kesal. Lalu Celvin memegang kepalanya dan teringat saat Viona mengusap kepalanya, jujur dia sangat senang tapi disisi lain dia kesal juga.

"Ah serah deh, aku mau kerja!" Gumamnya.

Sampai di kantor, Celvin melihat Zara menunggu di ruangannya. Zara tersenyum melihat kedatangan Celvin, "Celvin,"

"Mama kenapa disini?" Celvin dengan heran.

"Mama ingin bicara denganmu soal pernikahan mu," Zara.

"Iya ada apa ma?" Celvin.

"Sebentar lagi perusahaan akan mengadakan event ulang tahun, mama pengen kamu memamerkan lukisan-lukisanmu, agar para investor tertarik, dan mereka akan berinvestasi ke kamu dan mama juga," Zara.

"Oh iya tentu saja," Celvin sambil tersenyum.

"Oh iya ma soal papa... "

"Itu sudah beres, mama tinggal bilang ke media jika itu hoax dan menyuruh perempuan itu untuk kalifrikasi," Zara.

Celvin tersenyum kecil.

Karena kerjaan Celvin sudah beres, dia ingin pulang ke rumah untuk menenangkan pikirannya. Celvin menghabiskan waktu istirahatnya untuk melukis. Dia terbiasa dengan itu, kalau dia stress dia melukis.

Lalu Celine datang dan membawakan Celvin jus tomat. "Kenapa belum bereskan barangmu?" Celine dengan heran.

"Aku tidak mau membawa barang-barangku, aku akan tinggal disana dan disini juga," Celvin.

"Celvin,"

"Hm?"

"Kakak baik-baik saja," Celine.

"Apanya?"

"Semua. Luka dan trauma kakak sudah sembuh," Celine sambil tersenyum.

"Kalau sudah sembuh kakak mau keluar sendirian? tidak takut orang lagi? apa bisa? " Celvin.

"Pelan-pelan kok," Celine sambil tersenyum.

Celvin menghela nafas, lalu dia membanting kuasnya dengan kesal.

"Celvin?" Celine.

"Aku... aku..kakak aku....aku merasa terjebak di pikiranku sendiri... "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!