Sola Nea Cera
Di sebuah kebun sayuran terlihat seorang kakek tua dan seorang anak lelaki yang tengah asyik memetik tomat yang merah dan begitu menyegarkan.
"Kakek. Kenapa disini ada banyak jenis tomat?" tanya sang anak lelaki sambil menunjukkan jenis-jenis tomat yang berbeda. Sang kakek tertawa kecil, "Karena memang mereka punya fungsi masing-masing"
"Yang berukuran besar ini jenis tomat buah biasanya bisa dimakan langsung, ada lagi yang berukuran sedang ini tomat sayur yang biasa dibuat campuran masakan, dan ada yang agak lonjong itu biasa dibuat saus. Dan yang kecil-kecil ini adalah tomat ceri, dia yang paling spesial" ujar kakek.
"Spesial? kenapa?" si anak laki-laki mengangkat keranjang yang berisi tomat ceri dan mendekatkannya pada kakeknya. "Karena tomat ini ada dongengnya".
"Dongeng? Aku ingin mendengarnya" semangat si anak laki-laki.
"Baiklah. Mari kita bawa tomat-tomat ini ke rumah dulu. Setelah itu kakek akan menceritakannya"
Dengan semangat si anak laki-laki mengangkat keranjang-keranjang berisi tomat ke gubuk kecil mereka. Lalu mencuci tangan dan duduk di sebelah kakeknya dengan antusias.
"Apa kau tahu apa nama ilmiah tomat ceri?" tanya si kakek. Anak laki-laki itu menggeleng.
"Cerasiforme, yang juga berarti keindahan dan harapan. Dulu ada seorang gadis kecil cantik. Dia sangat cerdas, baik dan suka sekali berteman. Dan anak itu bernama Cerasiforme"
"Hidupnya sangat bahagia bersama kakak lelakinya dan kedua orang tuanya. Setiap hari mereka akan berkebun menanam berbagai macam sayur dan bunga. Dan tentu saja favorit gadis itu adalah tomat ceri. Setiap hari dia akan membawanya kerumah untuk diolah jadi makanan ataupun manisan"
"Hingga suatu hari ada seorang gadis kecil lain datang ke keluarga mereka. Gadis yang sama persis dengan gadis kecil itu, namun pakaiannya lusuh dan rambutnya berantakan. Si Ibu tahu siapa dia, dengan langkah gontai ia menghampiri gadis lusuh itu dan memeluknya, namun sang ayah dengan kasar memisahkan mereka dan mengusir gadis kecil itu"
"Mereka sengaja menyembunyikannya agar tidak berkumpul dengan keluarga bahagia mereka. Namun suatu hari Cerasiforme melihatnya, gadis yang mirip dengannya itu. Ia sangat bahagia bertemu seorang yang sama dengannya. Mereka pun bermain bersama setiap hari secara diam-diam. Membawakannya pakaian yang indah, menguncir rambutnya dan juga memakaikan aksesoris yang sama, sehingga tak ada yang bisa membedakan mereka"
"Lambat laun gadis kecil itu telah tumbuh menjadi dewasa. Dan kembaran Cerasiforme juga ingin merasakan memiliki keluarga. Mereka pun bertukar peran. Namun, lambat laun keinginan kembarannya itu semakin besar dan ingin menguasai kehidupan Cerasiforme seutuhnya. Sehingga ia berulang kali mencoba menyingkirkan Cerasiforme"
"Hingga akhirnya, ia berhasil menikah dengan kekasih Cerasiforme yang merupakan seorang pangeran membuat Cerasiforme sangat sedih dan ingin mengakhiri hidupnya. Kakak Cerasiforme yang mengetahui kebenaran itu berusaha menyelamatkan Cerasiforme namun kembarannya itu melepaskan panah beracun dan kakaknya mati. Mengetahui putranya dibunuh, kedua orang tua Cerasiforme mencoba meminta keadilan pada sang Pangeran. Namun sang Pangeran tak percaya dan menjatuhkan hukuman mati pada mereka berdua. Hidup Cerasiforme semakin gelap ia sudah tak memiliki alasan hidup karena semua orang yang disayanginya mati"
"Cerasiforme pun meninggal di tengah kebun tomat keluarganya karena bunuh diri. Dan Pangeran yang baru mengetahui kebenarannya pun menyesali perbuatannya"
Kakek menghela nafas setelah menceritakan kisahnya.
"Padahal hanya sebuah tomat, tapi kisahnya sangat menyedihkan"
"Haih, jangan ambil kisah sedihnya. Yang harus kau tahu, kau harus hidup dengan baik dan memiliki harapan yang baik. Meski sekecil apapun jangan pernah jatuh dalam keburukan"
"Baiklah kakek. Lalu bagaimana kisah kembarannya Cerasiforme setelah semuanya meninggal"
"Hmn, kakek tidak tahu pasti, cerita berakhir disitu" jawab kakek.
Angin musim panas berhembus tipis. Dedaunan kering melayang di udara melukis kisah baru tentang kehidupan.
...----------------...
Seorang pria berdiri didepan sebuah rumah yang terlihat sudah lama tidak di tinggali. Beberapa kayu terlihat sudah lapuk dimakan usia. Dia pun membuka pintu rumah dan menyeka beberapa jaring-jaring laba-laba yang mengganggu jalannya.
Seakan sudah sangat akrab dengan tempat itu ia segera menuju ke sebuah ruangan. Sepertinya bekas ruang kerja, ada beberapa rak berisi banyak buku. Ada suara tikus berdecit dan berlarian tepat saat ia membukanya.
Tangannya meraih sebuah buku di ujung rak dan meniup debunya pelan. Sebuah buku bersampul kulit sintetis bertuliskan Cerasiforme. Ia membuka buku yang sudah kusam itu. Dan air matanya menetes.
"Seharusnya aku tidak melakukannya" ucapnya menyesal, sambil mengusap gambar seorang wanita dalam buku itu.
Hujan turun begitu saja, titik-titik air membekas di jendela ruangan itu. Ada sebuah pot berisi tanaman yang sudah kering, lapuk dimakan usia.
Dan pikirannya melayang ke masa lalu...
...Desa Haru. Musim semi, 1996....
Tuan James mondar-mandir di depan kamar bersalin dengan gusar. Lalu sesekali duduk di bangku dan berdiri kembali. Putranya yang duduk di dekatnya hanya memandanginya dan disibukkan dengan permennya saja.
Tak berapa lama kemudian dokter dan beberapa perawat keluar.
"Selamat Tuan, istri dan kedua putri anda selamat" ucap Dokter. Tuan James merasa lega lalu menggendong putranya untuk melihat keadaan istrinya.
"Untuk sementara bayi berada di inkubator karena keadaannya masih sangat lemah. Setelah keadaan sudah lebih baik akan dipindahkan ke ruang bayi" ujar perawat. Tuan James mengangguk senang, dan mencium kening istrinya. "Terima kasih" ucapnya.
"Thera punya dua adik perempuan" ucap Thera dengan senyumnya.
Tuan James meninggalkan Thera bersama ibunya dan keluar sebentar untuk mencari makanan. Tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya menghampirinya dengan panik.
"Maaf permisi Tuan, apa disini ada kelahiran anak perempuan kembar?" tanyanya.
"Hah? Ah iya Nyonya" jawab Tuan James.
"Astaga, apakah dia lahir pada jam 3 lebih 33 menit?"
"B-benar"
"Ya Tuhan. Ini benar-benar terjadi" ucap wanita itu semakin panik, membuat Tuan James semakin bingung.
"Tuan. Saya mohon Tuan segera memisahkan bayi itu. Atau kehidupan keluarganya akan sangat tragis. Karena dua unsur yang bertolak dari mereka"
"Apa yang kau katakan Nyonya, kau bicara aneh"
"Tuan, percaya atau tidak. Mimpi saya selalu menjadi kenyataan. Aku sudah memperingatkan Tuan"
Tuan James tak peduli, dan meninggalkan wanita itu yang masih berteriak-teriak padanya.
Setelah kembali, Tuan James menceritakan kisah itu pada istrinya dan tentu saja istrinya tak percaya akan takhayul seperti itu.
Beberapa hari kemudian, mereka sudah bisa melihat bayi mereka. Tuan James mengajak Thera bertemu adik-adiknya. Thera yang masih kecil berjinjit untuk melihatnya.
"Ayah, adikku hanya ini. Ini bukan adikku" Thera menunjuk satu bayi perempuan yang menangis.
"Tidak boleh begitu Thera, mereka adalah adik-adikmu. Kau harus menyayangi mereka berdua" ujar Tuan James.
"Tidak. Pokoknya adikku cuma yang ini" Thera menjatuhkan permennya pada bayi yang menangis dan memegang tangannya. Dan tiba-tiba Thera jatuh dan pingsan. Tuan James yang panik langsung membawa putranya menemui dokter.
"Leukimia?" tanya Tuan James tak percaya. Ini begitu tiba-tiba, bagaimana putranya yang sangat sehat itu bisa memiliki penyakit serius seperti itu?. Beberapa kali ia memastikan ke dokter tentang yang didengarnya, namun jawabannya tetap sama.
Dan Tuan James mengingat ucapan wanita aneh waktu itu. Entah bagaimana ia langsung mengambil putrinya yang dijatuhi permen oleh Thera yang masih menangis dan membawanya pergi. Putri satunya yang selalu tidur mengedipkan matanya perlahan-lahan dan terbuka saat Tuan James pergi.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments