Episode 7 : Saudara Kembar?

source : pinterest ( DANIEL ZACH )

"Bagaimana?" tanya Cera setelah David menutup ponselnya. "Kak Daniel hanya menanyakan kau dimana" jawab David. Cera mengangguk dan hanya tersenyum malas. Bisa-bisanya Daniel malah menghubungi David lebih dulu daripada dirinya.

"Ada apa?" tanya Ariana yang baru kembali dari arah toilet umum. Cera menepuk bahu David, "Kami sedang mendiskusikan tentang permainan selanjutnya" ucapnya dengan senyum lebar. David hanya mengangguk.

"Tidak. Aku lelah. Team kalian banyak curangnya" tunjuk Leon yang sejak tadi mendongkol tidak terima.

"Eh tidak ya, kalian saja yang terlalu payah" sahut Simon tak mau kalah. "Kau tidak mau tanding lagi karena takut kan" ejeknya.

"Tidak. Siapa takut?" Leon dan Simon saling menatap tajam.

"Sudah. Sudah. Ini kan hanya permainan” Ariana mencoba melerai.

"Nah. Kak Thera pasti yang curang, di teammu kan ada kak Ariana dan Cera, pasti kak Thera sengaja membuat mereka menang" Leon ganti menunjuk Thera. Thera yang sejak tadi jadi penonton dan sedang minum air hampir saja memuncratkan air dalam mulutnya. "Kok, jadi aku?" ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Apa katamu?!" ucap Cera dan Ariana bebarengan. "Kalian berani menyalahkan Thera?" ancam Ariana. "Hm, kak Thera itu adil. Itu benar jika team kalian payah" sahut Cera.

Leon bergidik ngeri melihat mereka berdua. Begitu pun yang lain, pasti akan diam kalau Cera dan Ariana yang turun tangan.

"Uhuk. Aku rasa team kami memang payah" ucap Leon sambil mundur ke belakang. David, Simon dan Thera menahan tawanya. Selalu seperti itu.

"Ada apa ini?" tanya Bella yang baru datang membawa 2 kantong sayap ayam goreng. Semuanya diam, sepertinya memang terjadi sesuatu. Leon terlihat berdiri di belakang David sambil nyengir tidak jelas, sedang Ariana dan Cera duduk dengan wajah kesal. Dan yang lain hanya diam memandangi satu sama lain.

"Cih, pasti kau kan yang membuat masalah lagi" Bella menghampiri Simon dan langsung menuduhnya.

"Lahh. Aku? Kau itu ya datang-datang malah menuduh orang sembarangan" kesal Simon dengan suara pelan. "Eh? Biasanya kan dirimu" ucap Bella sambil membuka kotak ayam gorengnya.

"Ayo semuanya makan" ajak Bella.

"Yosh. Ayo makan!" David menarik tangan Leon, begitupun Thera mendorong pelan Ariana dan Cera. Mereka berkumpul lagi.

"Eheh... Maaf ya yang tadi" ucap Leon sambil nyengir. Cera dan Ariana saling berpandangan. "Dasar kau!" ucap mereka lalu tertawa.

"Okay. Sampai jumpa lagi" ucap Simon sebelum pergi bersama Bella, Leon dan David. Cera, Thera dan Ariana melambai ke arah mereka, lalu berjalan ke arah sebaliknya.

Cera memandangi ke arah jalan raya seperti menunggu seseorang namun akhirnya ia menghembuskan nafas pelan. "Ada yang kau tunggu?" tanya Thera. Cera menggeleng dan menggandeng tangan Ariana. "Kakak tidur di rumahku kan?" tanyanya. "Ya, ini sudah terlalu malam juga" ucap Ariana.

"Yohooo. Mari kita pulang" sorak Thera yang menyerobot berjalan di tengah Ariana dan Cera. "Ih kakak kenapa mengganggu kami sih, kan bisa jalan sendiri" kesal Cera.

Thera tak peduli dan berjalan ditengah lalu merangkul adik dan kekasihnya itu. "Kakak!" Cera merasa risih. Ariana hanya tersenyum.

"Diamlah. Kalian adalah milikku. Hahhahaha" bangga Thera. Mereka bertiga terus bercanda di sepanjang jalan.

Tak berapa lama sebuah bus melewati jalanan dekat kedai jus Cera. Daniel memandangi kedai yang sudan sepi dan gelap itu. "Hiks. Menyebalkan sekali" gerutunya sambil memandangi kotak hadiah untuk Cera. Terpaksa ia memberikan kejutannya besok.

...****************...

Matahari sudah cukup tinggi, Reinald baru saja selesai mengurus kebunnya. Hari ini kebetulan tidak ada barang yang dikirim jadi dia agak santai di rumah.

"Hah, lumayan dapat tomat ceri segini" ia membawa sebaskom kecil tomat ceri yang diambil dari kebun, memang belum semua waktunya panen, mungkin 2 hari lagi, tapi kebetulan ada sedikit yang sudah siap panen. Melihat tomat ceri itu ia teringat Cera.

"Betul juga, aku main kesana saja" ucap Reinald. Dia pun segera memasukkan tomat itu kedalam kantong kertas. Berganti baju dan berangkat ke kedai jus.

...****************...

Cera membuka kedai agak siang hari ini, karena memang ia bangun telat setelah bermain semalam. Moodnya juga tidak terlalu bagus karena masih kesal dengan sikap Daniel. Bahkan sampai saat ini ia belum mendapat pesan darinya.

TRIING

Suara lonceng berbunyi, "Eh, maaf kedai belum bu..." Cera tak meneruskan ucapannya saat melihat seorang pria menutupi wajahnya dengan sebuket mawar merah. Ia tahu jelas siapa itu. Namun ia diam saja.

Dan tepat saat itu Reinald datang, ia masih diluar saat melihat Cera memeluk seorang pria dan pria itu memakaikan sebuah kalung padanya. Ia pun mengurungkan niatnya dan berbalik. Diletakkannya 2 buah paper bag di depan kedai dan memberinya tulisan. Ia pun pergi.

Cera yang menyadari ada orang di depan kedai hanya langsung keluar. Namun ia tak menemukan siapapun. Ia melihat 2 paper bag di letakkan di dekat pintu.

"Untuk Cera?" gumamnya. Daniel, pria yang bersama Cera ikut keluar melihat apa yang terjadi. Cera menunjukkan 2 paper bag itu dan membawanya masuk.

"Waah, ini tomat ceri yang sangat segar" girangnya, Daniel membuka paper bag satunya. "Ini pot tanaman" ucap Daniel. Cera melihatnya dan mengeluarkan pot itu, dan sebuah kertas juga ikut terbawa dan jatuh ke lantai.

"Ada yang jatuh" ucap Cera. Daniel mengambil kertas itu. "Sketsamu?" gumamnya. Cera mengambil kertas itu dan melihat foto sketsa dirinya tengah memilih buah, gambarnya cukup bagus. Lalu membalikkan kertas itu, ada sebuah tulisan. "Rawatlah tanaman ini. Kurasa kau akan mengingatku" Cera membaca tulisan itu.

"Tunggu. Apa kau punya penggemar?" tanya Daniel. Cera menggeleng tak tahu. "Sebenarnya ini pertama kali. Tapi siapa ya? Apa aku ?melupakan seseorang?" gumamnya.

"Awas ya kalau kau selingkuh" bidik Daniel. Cera menatapnya kesal. "Atau mungkin kau yang malah selingkuh" ucapnya tak mau kalah. Mereka berdua tertawa.

Daniel meletakkan pot tanaman itu di dekat jendela agar terkena sinar matahari. Dan Cera memasukkan tomat ceri itu ke dalam kulkas.

Tak berapa lama kemudian pelanggan mulai berdatangan, mereka pun disibukkan dengan kegiatan mereka.

...****************...

Sola memandangi kertas yang di berikan Reinald padanya. "Apa kakak serius?" tanyanya.

Reinald mengangguk yakin. Sola tersenyum senang bahkan ingin menangis, ia langsung memeluk Reinald dengan bahagia.

"Aku tidak tahu lagi harus bilang apa. Aku sangat berterima kasih padamu" ucap Sola. Reinald hanya tersenyum menimpali.

"Sebenarnya, aku sudah mengetahuinya cukup lama. Aku juga tak ingin menyakitimu" ucap Reinald. Sola menatapnya, "Maksudnya?"

"Sebenarnya waktu itu aku mencari Cera, orang yang ku sukai sejak kecil. Dan tanpa sengaja malah bertemu denganmu. Saat pertama aku berpikir dirimu itu Cera, tapi ternyata bukan. Dan setelah menyelidikinya, ternyata memang kau adakah saudara kembarnya. Dulu aku belum yakin, tapi sekarang aku sudah yakin" ujar Reinald.

"Ha? Jadi aku memiliki saudara kembar?"

Terpopuler

Comments

Ryuu nee

Ryuu nee

lanjut

2023-08-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!