Cinta Sang CEO
Pagi yang indah untuk mengawali hari, pagi-pagi sekali hidung sang CEO muda yang tampan dan rupawan mencium aroma masakan dalam rumahnya.
Biasanya di pagi hari dia tidak pernah menyuruh si Mbok untuk masak, paling sang CEO menyuruh dibikinkan roti dan teh hangat.
'Siapa yang masak pagi-pagi begini di rumahku?' Batin Guna.
Guna masih enggan matanya untuk dibuka, dia masih nyaman dengan selimut dan bantal tapi lama kelamaan aroma itu makin menggoda seakan-akan aroma tersebut ancang-ancang sudah meluncur ke dalam mulutnya.
Tidak menunggu lama, Guna pun bangun dan membersihkan dirinya lalu turun.
Guna memanggil, si Mbok.
"Siapa yang masak pagi-pagi begini, Mbok? Biasanya saya hanya sarapan roti dan teh anget."
"Anu, Tuan. Itu... anu, Tuan."
"Anu itu anu itu apa, Mbok? Ngomong yang jelas! Itu siapa yang suruh masak pagi-pagi?"
"Giana, Tuan!"
Giana Anastasya perempuan yang dikirim mamanya Guna untuk mengawasi sekalian bantu-bantu di rumah putranya.
"Giana? Siapa Giana? Perasaan saya nggak ambil ART baru, Mbok!"
"Itu, Tuan. Nyonya besar yang mengirimnya ke sini, katanya buat bantu-bantu beresin rumah."
"Yasudah, Mbok. Coba panggil dia ke sini!"
Sembari menunggu, Giana. Guna menelpon mamanya untuk menanyakan apa maksudnya mengirimkan perempuan untuk bekerja di sini, Guna nampak gusar dengan kehadiran seorang perempuan di rumahnya apa lagi masih muda kayak gitu.
Tidak menunggu lama telepon berdering, sang empunya sudah mengangkat.
"Halo, Assalamu'alaikum, Sayang. Putra gantengnya, Mama," jawab sang Mama sambil terkekeh, karena dia sudah tahu apa gerangan putra semata wayangnya itu telepon di pagi-pagi buta begini.
Tanpa basa-basi, setelah menjawab salam. Guna memberondong mamanya dengan segudang pertanyaan.
"Mama! Mama, apa-apaan sih, main kirim perempuan segala ke rumah, masih muda lagi. 'Kan sudah ada si Mbok, Ma."
"Aduh, anak Mama yang tampan, yang macho, pokoknya yang tersemuanya."
"Guna, nggak butuh, Mama!"
"Dengerin, Mama. Itu pembantu bukan sembarang pembantu. Dia perempuan hebat, supel, friendly, cekatan dan masih banyak lagi kelebihan lainnya."
"Pokoknya, Guna. Nggak mau, Ma!"
"Percaya sama, Mama. Kamu nggak akan pernah menyesal telah mempekerjakan perempuan itu, kamu kecantol pun nggak apa-apa."
"Hah! Mama!"
Mendengar sang putra sudah berteriak gusar, Anita, cepat-cepat memutuskan telepon. Karena dia sudah tahu kalau sang putra terdengar sudah berteriak dengan nada gusar begitu alamat akan marah-marah. Ia tahu persis sang putra anti yang namanya perempuan, entah kenapa sang putra bisa sampai ilfeel kepada kaum perempuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Fathaniyah
lanjut
2022-05-27
0
Xiao Anna
😃
2021-09-07
0
Meliyati Lappung
duuuhhh bacanya jadi penasaran lanjut aahh
2021-08-26
0