Bab 19 Menjemput seseorang

Bersamaan dengan itu, pintu ruangan Guna ada yang ketok.

Pintu terbuka, ternyata yang datang. Laki-laki dingin yang melebihi di atas rata-rata itu masuk dengan aura yang seakan bisa membekukan ruangan tersebut.

Sementara Widhya sudah selesai dengan urusannya, ia ingin keluar namun ketika hendak membalikkan badannya, tiba-tiba kehilangan ksseimbangan.

"Widhya!" teriak Guna.

Nasib baik masih berpihak terhadap Widhya karena terhindar dari acara cium lantai karena dengan gesit Fajar meraih badan mungil tersebut.

"Te-terima kasih," ucap Widhya.

Namun begitulah, seorang Fajar. Hanya menatapnya dengan aura yang menyeramkan.

'Ish! Ini orang apa robot kutub utara sih, nggak boss ... nggak anak buah. Sama saja mantan penghuni kutub utara," desis Widhya dalam hati.

"Widhya, are you, ok?"

"Yes, I am ok, Pak!" jawab Widhya sambil melirik ke arah Fajar.

"Lain kali hati-hati, nanti si ampas tahu menyalahkan saya kalau kamu ada apa-apa!"

"Iya, Pak. Keseimbangan tubuh saya hilang karena kaku ketika aura kutub utara naik berlipat ganda di ruangan ini!" ucap Widhya dan berlalu tanpa menghiraukan teriakan Guna yang meneriakkan namanya.

"Hah! Untung kesayangannya si ampas tahu, coba kalau nggak sudah lama aku enyahkan itu perempuan!"

"Sembarangan saja menjuluki saya kayak gitu!"

Guna terus merutuki sang sekertarinya tersebut, sedangkan Fajar hanya mendengarkan kekesalan sang boss dalam diam.

Setelah beberapa saat, Guna kembali fokus terhadap Fajar. Ia tahu kedatangan Fajar membawa kabar penyelidikannya terhadap Sindhy.

"Gimana kelanjutannya?"

Fajat mengeluarkan amplop coklat di balik jaket hitamnya.

Setelah itu, Guna membuka satu persatu isi amplop tersebut.

"Dasar perempuan lucknut!" geram Guna.

"Dia juga sering bertemu Si Fahri," ucap Fajar.

"Apa?"

Fahri adalah musuh bebuyutan perusahaan Guna, sosok itu selalu menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya tidak peduli sekalipun harus menghilangkan nyawa orang.

"Iya, boss. Ada beberapa kali mereka bertemu di salah satu apartemen milik Fahri."

"Selidiki lagi lebih lanjut! Saya ingin melihat sampai di mana mereka bermain!" perintah Guna.

"Baik, boss. Secepatnya!"

Ketika mereka sedang mengobrol terdengar suara ketukan.

"Ah, Widhya. Kamu lagi, kenapa?"

"Waktunya meeting, boss?"

"Ok, kamu duluan. Saya akan menyusul."

Widhya mengangguk, lalu melirik Fajar yang duduk anteng di tempatnya.

'Dih, ini orang benar-benar robot yang terbuat dari es,' Widhya bergidik dengan ucapannya sendiri.

💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Ting nong ...

Ting nong ...

"Mbok! Mbok ...."

'Kemana si mbok ini? Siapa juga yang datang ketika yang punya rumah nggak ada?' batin Giana.

Giana sedikit berlari untuk membuka pintu tersebut, saura bel yang tanpa jeda membuat Giana kesal terhadap orang yang memencetnya.

"Iya, ada apa mbak?"

"Saya pegawai butik langganan Ibu Anita, mengantarkan ini buat Nona Giana."

"Tante Anita? Apa ini?"

Ketika si mbak pengantar paket itu pergi, Giana membuka bungkusan paket tersebut. Sontak Giana memekik heran.

'Gamis? Bukannya baru kemarin Tante Anita membelikan aku gamis, turus kenapa beli lagi sekarang?' batin Giana.

Giana menelpon sang tante untuk menanyakan apa maksudnya ia dibelikan lagi gamis.

Beberapa saat bunyi nada sambungan telepon pun diangkat oleh sang pemilik.

"Tante, kenapa beli baju lagi?"

"Itu buat kamu pake nanti, jangan lupa siap-siap. Guna akan menjemputmu di rumah."

"Tidak bisakah Giana pergi sendiri, Tan?"

"No! Tante nggak mau kamu kenapa-kenapa, biarakan Guna menjemputmu!"

"Iyalah, Tan."

"Nah, gitu dong. Ok see you later my princes."

Tuuttt ...

Sambungan terputus.

"Huufff! Berdua dengan manusia es itu membuat aku ingin sekali ngulekin wajah memyebalkannya." sungut Giana.

Giana masuk ke dalam kamarnya untuk menyimpan gamisnya.

Setelah itu, Giana melanjutkan aktifitasnya di taman, ia tengah merubah posisi pot-pot tersebut biar tidak membosankan dipandang.

"Nona, tadi manggil mbok ta?" tiba-tiba suara si mbok dari belakang.

Giana menoleh, "Iya, Mbok dari mana?"

"Tadi si mbok di toilet, Nona."

"Oh, Giana kirain udah diculik mamang sayur," ucap Giana sambil terkikik.

"Ah, Mbok sudah tua mana ada yang mau nyulik, sekalipun itu mamang sayur, Nona!"

"Siapa tahu aja, Mbok."

"Oh iya, tadi siapa yang datang, Nona?"

"Oh tadi, pengantar baju dari butik langganannya Tante Anita. Padahal baju yang kemaren aja masih bisa dipake, eh sekarang datang lagi yang lain!"

"Nyonya Anita memang begitu, Nona. Royal orangnya, selalu baik sama semua orang."

"Iya, Mbok."

Mereka ngobrol sambil menyelesaikan pekerjaannya.

Pukul 01:45 Guna sampai di rumahnya untuk menjemput Giana sesuai perintah sang mama.

Si Mbok sedang nonton tv di ruang keluarga.

"Assalamualaikum, Mbok."

"Waalaikumsalam, eh Tuan. Sudah pulang?"

"Si Cempreng, mana Mbok?"

"Cempreng?"

"Giana, Mbok."

"Oh, Nona. Nona Giana sedang di kamarnya, Tuan."

"Tolong Mbok, bilang ke dia suruh cepat."

"Baik, Tuan."

Si Mbok ter gopoh- gopoh berjalan menuju ke arah kamar Giana untuk menyampaikan pesan Guna.

Tok tok tok ..

"Nona!" sahut Giana dari dalam sana.

"Tuan Guna sudah datang, Nona di suruh cepat-cepat."

"Iya, Mbok. Sebentar lagi Giana keluar."

"Iya, Nona."

Si Mbok kembali ke ruang keluarga namun tidak menemukan sosok yang ia cari.

'Ah, mungkin Tuan sedang mengganti baju juga!" batin Si Mbok.

Beberapa saat kemudian Giana sudah selesai berpakaian gadis itu pun keluar.

"Mbok, Tuan mana?"

Si Mbok mendongak, seketika itu juga si mbok terpana melihat Giana dengan stelan gamis kuning gold dengan tas selempang pinggang hitam.

"Wah, Nona cantik sekali. Tuan Guna akan bangga jika berdampingan dengan Nona."

"Ah, Si Mbok bikin aku malu saja."

"Benar, Nona. Mbok nggak bohong, kok."

Mereka keasyikan mengobrol tidak menyadari jika Guna ssudah berdiri tak jauh dari mereka.

'Kelihatan makin cantik aja tuh si cempreng,' batin Guna.

Guna menatap Giana, sejenak ia merasa terpesola yang kedua kalinya terhasap gadis yang selalu ia juluki cempreng itu.

Giana pun yang merasa yang yang memperhatikan mengalihkan pandangannya.

Giana terdiam, berpandangan dengan Guna yang masih menatap padanya tak berkedip.

"Loh, kok malah berpandang-pandangan?" suara teguran Si Mbok membuyarkan mereka.

Mareka sama-sama membuang muka karena malu. Giana pun terpesona dengan penampilan Guna dengan pakaina semi kasualnya.

'Ternyata manusia es ini tampan juga," batin Giana.

"Kita berangkat!" ajak Guna.

Tanpa menjawab Giana mengikuti langkah Guna.

Ketika sudah sampai di mobil, Giana hendak membuka pintu belakang.

"Saya bukan supir kamu!" suara Guna menghentikan tangannya untuk menarik handle pintu belakang.

Lalu Guna membukakan pintu depan dan Guna memberikan isyarat agar Giana masuk.

Dalam perjalanan, mereka hanya terdiam. Tidak ada yang saling menyapa satu sama lain.

Ddrrttttt .... ddrrttttt ...

Handphonenya Guna bergetar, ia menepikan dulu mobilnya karena melihat nama sang mama yang menelpon.

"Hallo, Assalamualaikum, Gun."

"Waalaikumsalam, iya ada apa, Ma."

"Mama sama Papa tunggu kalian di bandara H ya."

"Loh, kita mau kemana, Ma? Kok, ke bandara?"

"Nggak kemana-mana, kita mau jemput orang."

"Siapa, Ma?"

"Pokoknya datang aja, mama pap sudah di sini dari tadi, nanti juga kamu akan tahu siapa yang kita jemput."

Guna berdecak, "Ck! Mama ... mama ... ada-ada saja."

"Ya sudah, cepetan ke sini. Hati-hati bawa anak gadis orang jangan sampai lecet."

Sejenak Guna melirik gadis yang duduk manis di sebelahnya lalu menjawab ucapan sang mama dengan deheman saja.

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

semangat kak💪

asisten dadakan hadir lagi

mampir juga yuk😉

2021-02-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kedatangan perempuan baru
2 Bab 2 Tragedi KECOAK
3 Bab 3 Calon menantu idaman
4 Bab 4 Mengajak makan bersama
5 Bab 5 Menemani makan
6 Bab 6
7 Bab 7 Kedapatan berduaan dalam kamar
8 Bab 8 Diharuskan menikah
9 Jengkel
10 Bab 10 Ketahuan saling mengorek
11 Bab 11 Mantan kembali
12 Bab 12 Minta bantuan Mama
13 Bab 13 Bertemu mantan
14 Bab 14 Akting
15 Bab 15 Singa mengamuk
16 Bab 16 Giana tidak menyadari bahwa Guna mengerjainya.
17 Bab 17 Diisengi sang mama
18 Bab 18 Keceplosan
19 Bab 19 Menjemput seseorang
20 Bab 20 Rumah sakit
21 Bab 21 Rumah sakit 2
22 Bab 22 Marah
23 Bab 23 Salah tingkah
24 Bab 24 Ternyata Giana pernah bertunangan.
25 Bab 25 Gelisah
26 Bab 26 Dikira pasangan suami istri
27 Bab 27 Bubur yang terabaikan
28 Bab 28 Dapat undangan
29 Bab 29 Kejutan makan siang
30 Bab 30 Rencana Angga buat Giana
31 Bab 31 Suasana rumah sakit
32 Bab 32 Kejutan untuk Giana
33 Bab 33 Drama Widhya dipecat
34 Bab 34 Lupa
35 Bab 35
36 Bab 36 Gaji untuk Giana
37 Bab 37 Giana dikerjain
38 Bab 38 Kedatangan Giana disaat yang tepat.
39 Bab 39 Bunga untuk Giana
40 Bab 40 Rencana Dinner
41 Bab 41 Keusilan Widhya
42 Bab 42 Dinner
43 Bab 43 Wah ternyata Mama Anita dan Mama Tina mantan ketua Mafia
44 Bab 44 Ice cream
45 Bab 45 Ungkapan Cinta Guna
46 Bab 46 Mengingat masa muda 1
47 Bab 47 Mengingat masa muda 2
48 Bab 48 Terpesona
49 Bab 49 Nisa baik-baik saja
50 Bab 50 Rahmad penasaran
51 Bab 51 Ancaman Mama Anita
52 Bab 52 Kamu calon istriku bukan pelayanku
53 Bab 53 Kita pulang saja Mas
54 Bab 54 manis dan Menggemaskan
55 Bab 55 Si Mbok jadi obat nyamuk
56 Episode 56 Bisik-bisik aula
57 Episode 57 Pilihan Mama memang tidak salah.
58 Bab 58
59 Episode 59 Belajarlah mencintaiku.
60 Episode 60 Apa kamu sudah mencintaiku
61 Episode 61 Terkadang ketenangan menjadi tempat kematian yang sadis.
62 Episode 62 Mata sang mantan
63 Episode 63 Teriakan Giana
64 Episode 64 Hantu kulkas
65 Episode 65 Diejek Widhya
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 Kedatangan perempuan baru
2
Bab 2 Tragedi KECOAK
3
Bab 3 Calon menantu idaman
4
Bab 4 Mengajak makan bersama
5
Bab 5 Menemani makan
6
Bab 6
7
Bab 7 Kedapatan berduaan dalam kamar
8
Bab 8 Diharuskan menikah
9
Jengkel
10
Bab 10 Ketahuan saling mengorek
11
Bab 11 Mantan kembali
12
Bab 12 Minta bantuan Mama
13
Bab 13 Bertemu mantan
14
Bab 14 Akting
15
Bab 15 Singa mengamuk
16
Bab 16 Giana tidak menyadari bahwa Guna mengerjainya.
17
Bab 17 Diisengi sang mama
18
Bab 18 Keceplosan
19
Bab 19 Menjemput seseorang
20
Bab 20 Rumah sakit
21
Bab 21 Rumah sakit 2
22
Bab 22 Marah
23
Bab 23 Salah tingkah
24
Bab 24 Ternyata Giana pernah bertunangan.
25
Bab 25 Gelisah
26
Bab 26 Dikira pasangan suami istri
27
Bab 27 Bubur yang terabaikan
28
Bab 28 Dapat undangan
29
Bab 29 Kejutan makan siang
30
Bab 30 Rencana Angga buat Giana
31
Bab 31 Suasana rumah sakit
32
Bab 32 Kejutan untuk Giana
33
Bab 33 Drama Widhya dipecat
34
Bab 34 Lupa
35
Bab 35
36
Bab 36 Gaji untuk Giana
37
Bab 37 Giana dikerjain
38
Bab 38 Kedatangan Giana disaat yang tepat.
39
Bab 39 Bunga untuk Giana
40
Bab 40 Rencana Dinner
41
Bab 41 Keusilan Widhya
42
Bab 42 Dinner
43
Bab 43 Wah ternyata Mama Anita dan Mama Tina mantan ketua Mafia
44
Bab 44 Ice cream
45
Bab 45 Ungkapan Cinta Guna
46
Bab 46 Mengingat masa muda 1
47
Bab 47 Mengingat masa muda 2
48
Bab 48 Terpesona
49
Bab 49 Nisa baik-baik saja
50
Bab 50 Rahmad penasaran
51
Bab 51 Ancaman Mama Anita
52
Bab 52 Kamu calon istriku bukan pelayanku
53
Bab 53 Kita pulang saja Mas
54
Bab 54 manis dan Menggemaskan
55
Bab 55 Si Mbok jadi obat nyamuk
56
Episode 56 Bisik-bisik aula
57
Episode 57 Pilihan Mama memang tidak salah.
58
Bab 58
59
Episode 59 Belajarlah mencintaiku.
60
Episode 60 Apa kamu sudah mencintaiku
61
Episode 61 Terkadang ketenangan menjadi tempat kematian yang sadis.
62
Episode 62 Mata sang mantan
63
Episode 63 Teriakan Giana
64
Episode 64 Hantu kulkas
65
Episode 65 Diejek Widhya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!