Ayu bukannya takut ia malah tertawa mengejek, "Eh jangan banyak halu jadi orang," ledek Ayu.
Drian langsung menatap Ayu dengan tajam, "Cukup! Minta maaf pada Queen secepatnya," bentak Drian.
"Apaan sih A? Apa yang aku ucapkan benarkan? Dia cuman halu, mana ada dia mampu lakuin itu semua," Ayu masih dengan kesombongannya.
"Ya udah kalau emang kamu gak mau minta maaf, berarti tanggung aja resiko yang kamu akan dapatkan nanti," setelah bicara seperti itu Drian langsung pergi mengejar Queen yang sudah masuk ke rumah.
Eca mengejar Drian lalu menghentikan Drian, "Jadi Queen itu sebenarnya siapa?" tanya Eca penasaran.
"Dia anaknya Tuan Fernandez, kamu pasti tau Tuan Fernandez siapa."
Eca membulatkan matanya dengan sempurna, ia tidak menyangka kalau Queen adalah anak Tuan Fernandez orang yang termasuk orang terkaya di Asia, "Jadi gimana caranya kamu bisa menikah dengan anaknya Tuan Fernandez?"
"Panjang lah ceritanya, aku males juga jelasinnya, intinya dia teman sekolahku juga."
"Gila, ah gue harus tanya banyak hal sih sama dia. Pasti dia udah keliling dunia buat jalan-jalan," Eca senyum-senyum sendiri saat masuk ke rumah.
Ayu dan Tiana yang mendengar ucapan Drian hanya bisa diam, "Apa yang di katakan Drian gak mungkin kan?" Ayu berusaha tidak percaya.
"Tapi kalau udah Drian yang bilang kayaknya iya deh," balas Tiana.
"Jadi gue harus minta maaf sama cewek itu."
"Yah kalau lu mau tetep kerja sih seharusnya iya."
"Ah sialan."
"Lagian ngapain coba lu tadi ngomong gitu."
Di dalam Eca langsung ngobrol dengan Queen, Queen menceritakan kalau ia sudah pergi ke beberapa Negara untuk jalan-jalan, "Boleh minta nomer mu?" tanya Queen.
"Kamu beneran mau save nomer aku? Wah bakalan jadi sejarah anak Tuan Fernandez satu kontak denganku."
"Gak usah lebay deh, beneran mau aku save. Siapa tau nanti kalau liburan kita bisa liburan bareng ke Korea, kamu mau ke Korea Selatan kan tadi?"
Eca menghela nafasnya, "Mana kebeli tiketnya, soalnya gajih ku cuman bakalan cukup buat makan, bayar kontrakan sama ngirim orang tua doang. Tiket ke Korea Selatan pasti mahal, di tambah buat bayar penginapan nya."
"Tenang aja, kalau ada waktu aku bayarin semuanya, kebetulan aku punya Apartemen di Korea Selatan jadi gak bayar hotel."
Eca memeluk Queen sangking senangnya, tapi ia langsung melepaskannya kembali, "Maaf gak sopan yah."
Queen tersenyum tipis, "Udah gak papah kok," Queen kini yang memeluk Eca duluan.
Dari kejauhan Drian memandangi mereka, ia tersenyum saat melihat Queen akrab dengan Eca. Ia senang karena Queen tidak sombong di sini, Queen juga terlihat sangat senang dan tidak banyak protes.
___________
Malamnya Drian benar-benar mengajak Queen ke pasar malam, di sana Queen terlihat bingung karena banyak permainan yang terlihat usang, "Eh gak bahaya itu mereka naik gituan? Udah mau rusak itu," ucap Queen saat melihat orang-orang naik komedi putar.
"Udah biarin aja, masih berfungsi baik kok. Mending kita cari makanan," Drian menggandeng tangan Queen.
"Jangan geer, gue gandeng lu karena gak mau lu ilang. Kalau lu ilang gue yang repot soalnya."
"Dih lagian siapa juga yang geer sama lu, enak aja."
Mata Queen berbinar saat melihat seorang anak membawa permen kapas berbentuk kepala babi, "Mau itu," Queen menunjuk permen kapas itu.
Drian langsung membawa Queen ke penjual permen kapas, setelah mendapatkannya terlihat Queen sangat bahagia. Matanya berbinar, "Ah jadi sayang mau makannya, mana lucu lagi," gumam Queen.
"Makan aja, daripada nanti malah abis ke tiup angin."
"Ya udah iya."
Drian kemudian mengajak Queen bermain bola, dimana mereka harus memasukkan bola ke dalam ember untuk mendapatkan boneka, keduanya keasikan main. Padahal umur mereka sudah dewasa tapi keduanya terlihat menikmati berbagai macam permainan di sana, saat Drian berhasil mendapatkan boneka Queen sangat senang.
Padahal Queen bisa beli boneka banyak, tapi mendapatkan boneka dengan cara ini lebih membuatnya bahagia, apalagi bermainnya dengan Drian.
Mereka berhasil mendapatkan lima boneka, kini keduanya bersantai di kursi sembari memakan jajan yang telah mereka beli tadi, Queen terlihat begitu menikmati makanan yang di belikan Drian itu.
Drian membelikan Queen cilok, telor gulung, cimol, pentol dan masih banyak yang lainnya, "Ah ini enak banget tau, gue baru tau kalau ada jajanan seenak itu," gumam Queen.
"Makannya jangan makan di restoran doang."
"Yah tapikan orang tuaku larang makan-makanan yang sembarangan, katanya udah menjaga kesehatan."
"Yah asal jangan terlalu banyak aja makannya, kalau udah selesai kita pulang."
Queen mengangguk, mereka pulang jalan kaki. Di perjalanan tiba-tiba Queen menarik tangan Drian, Drian berbalik menatap Queen, Queen menundukkan kepalanya, "Gue cuman mau bilang, makasih yah. Makasih untuk malam ini, ini adalah hal yang baru dalam hidup gue dan gue bahagia bisa ngerasain ini."
"Iya, udah kita pulang ah," Drian merangkul pinggang Queen dan kembali melanjutkan perjalanan pulangnya.
Queen senyum-senyum sendiri, keduanya tidak sadar kalau di antara mereka mulai tumbuh benih-benih cinta. Atau sebenarnya mereka sudah sadar tapi terlalu gengsi untuk saling mengungkapkan, di lihat dari permusuhan mereka dulu.
Sesampainya di rumah Queen langsung tidur di kamar yang telah di siapkan, ia tidur di satu kamar yang sama dengan Drian. Tapi Queen merasa tidak nyaman dengan tempat tidur itu karena terasa keras, "Keras banget sih?" ucap Queen sembari memasang wajah kesal.
"Udah nikmatin aja."
"Mana bisa gue tidur kalau kayak gini."
"Tidur tinggal tidur aja gak usah ribet deh."
Mode tom End Jerry nya kembali keluar.
"Ya terus mau gimana? Masa mau mendadak beli kasur? Mana ada yang buka jam segini, tidur besok kakek minta kita ke pasar buat belanja."
"Ke pasar?"
"Iya ke pasar, jadi cepetan tidur di sini pasar bukanya cuman pagi sampai siang doang."
____________
Hari berikutnya Queen bangun dengan keadaan badan yang sangat sakit-sakit, kini ia jalan kaki dengan Drian ke pasar, "Masih jauh yah? Udah mah badan gue sakit ini masih aja di suruh jalan," oceh Queen.
"Berisik!"
Queen terdiam saat melihat pasar yang di maksud Drian, Drian menatap Queen dan tertawa saat melihat wajah syok Queen.
"Emang enak gue kerjain," gumam Drian dalam hatinya.
"Drian ini beneran pasar yang lu maksud?"
"Iya."
"Kita belanja di supermarket aja yuk? Gue yang bayarin deh."
"Enggak, lagian mana ada supermarket di sini."
"Kita bisa cari aja sampai ketemu."
"Lama," Drian menarik Queen untuk masuk ke pasar.
"Enggak mau Drian, bau," Queen menolak, tapi sayangnya kekuatan Drian sangat besar jadi ia tetap terseret Drian.
"Drian cukup Drian gue mau pulang ke rumah kakek lu aja, di sini becek mana bau lagi. Terus banyak orang lagi," rengek Queen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments