Drian pergi ke apartemen Widia, ia langsung memasukan sandinya. Saat masuk Widia langsung memeluk Drian tapi Drian langsung menahannya, "Ada apa?" tanya Widia sambil menatap Drian, matanya sudah sembab karena menangis.
Widia juga sangat kaget saat melihat ada polisi di ambang pintu apartemennya, Widia menatap Drian tidak percaya, "Kau membawa mereka?" tanyanya.
"Aku kecewa dengan apa yang kau lakukan, aku sudah memintamu menunggu bukan? Mengapa kau malah melakukan ini?" tegas Drian.
Polisi langsung membawa Widia dari sana, Widia sempat berontak tapi sayangnya ia tidak bisa berbuat apapun sekarang, "Aku benci padamu Drian, mengapa kau bohong padaku?"
"Aku hanya memintamu untuk menunggu," lanjut Drian.
Setelah itu karena khawatir Drian langsung pulang untuk memastikan keadaan Queen, sesampainya di rumah ia langsung di beritahu kalau Queen akan di bawa ke rumahnya terlebih dahulu, untuk menenangkan diri dan menghindari wartawan, karena kalau di rumah ayahnya banyak penjagaan jadi wartawan bisa di tahan di gerbang masuk.
"Kalau itu memang demi kebaikan Queen aku tidak masalah," balas Drian.
"Baik."
_____________
Keesokan harinya Queen sudah berada di rumah keluarganya bersama dengan Drian, Queen tengah duduk di taman bunga yang ada di sekitar rumahnya sembari meminum teh hangat menikmati angin pagi yang menyejukkan.
"Gimana udah baikkan?" Drian datang dan duduk di sebelah kursi Queen.
Queen menatap Drian, "Yah seperti yang kau lihat saja," balasnya dingin.
"Gue bakalan tetep anggap lu seperti biasanya, jadi lu gak usah khawatir. Windy juga udah di tangkap polisi."
Queen langsung menatap Drian, "Lu beneran serahin Windy ke polisi? Gue pikir lu mau lindungin dia."
"Gue emang gak suka sama lu, tapi cara dia ngelakuin itu sama lu bener-bener pecundang. Padahal kalau dia sabar gue pasti nikahin dia setelah ini semua selesai," jelas Drian.
Queen tersenyum kecil, "Makasih."
"Gak usah terimakasih, emang harusnya gitu, ya udah gue mau pergi ke kantor dulu," pamitnya.
Queen hanya mengangguk pelan, setelah bersantai cukup lama di taman ia langsung pergi ke dapur untuk menemui ibunya yang tengah main HP di ruang tengah lantai satu.
"Ma," Queen meringkuk di samping ibunya.
"Apa sayang?" Ibunya langsung merangkul Queen sambil mengelus pundaknya.
"Di luar banyak wartawan yah?"
"Iya, kamu tenang aja mereka gak bakalan masuk ke sini kok."
"Ponsel ku juga rame banget."
"Udah biarin aja."
Queen kembali mengangguk.
______________
Niana temannya Queen langsung mendatangi Queen siangnya karena ia khawatir pada Queen, kini mereka sedang mengobrol di kamar Queen.
"Syukur deh kalau sekarang lu baik-baik aja, gue bener-bener khawatir dan langsung datang ke sini walaupun belum pulang kerja."
"Padahal gue gak papah kok."
"Gue gak habis pikir sama Windy, ngapain dia ngelakuin itu. Udah gak sehat sih otaknya."
"Biarin aja, tapi gue gak nyangka Drian bakalan masukin Windy ke penjara. Padahal lu tau sendiri Drian cinta banget sama Windy," heran Queen.
"Mungkin udah mulai hilang cintanya, dia mulai suka kali sama lu," ledek Niana sembari ketawa kecil.
"Enak aja lu kalau ngomong, gak mungkin tau.
" Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin terjadi Queen, percaya deh sama gue. Kalau Drian itu bakalan jatuh cinta sama lu," jelas Niana sembari senyum-senyum sendiri.
Entah mengapa Queen kini sudah tidak percaya pada laki-laki, setelah semua hal yang telah menimpanya, ia yakin jika semua pria datang ke hidupnya hanya karena ingin memanfaatkan dirinya. Tujuan awal Drian kan memang menikahi Queen karena perusahaannya.
"Dah lah males gak usah bahas masalah cinta-cintaan," timpa Queen.
"Oh iya Queen, minggu depan kita mau adain Reuni di bogor ikut yah! Kita bakalan nginep di sana sekitar tiga hari dua malam."
"Okey."
"Ya udah kalau gitu gue mau pulang dulu," Niana pamit pulang.
__________
Saat sore Drian datang ia membawa beberapa makanan untuknya dan juga untuk Queen, mereka berdua tengah duduk di ruang makan.
"Nih makan," Drian menyodorkan kresek makanan yang berisi Chicken Wings, Burgers, Pizza dan potato.
"Tumben lu baik," Queen membuka isi kresek itu dan tanpa basa basi langsung makan, Drian ikut memakannya.
Tanpa mereka sadari dari kejauhan Julian dan Fernandez sedang menatap kebersamaan mereka, "Kayaknya mulai tumbuh-tumbuh percintaan nih," gumam Julian.
"Yah semoga aja kayak gitu, di lihat dari kejadian kemarin Papa yakin Drian pasti akan lebih menjaga Queen mulai sekarang."
"Bagus deh."
Kembali pada Queen, dengan mulut penuh Queen malah bicara pada Drian, "Niana bilang minggu depan ada acara Reuni di villa bogor, lu mau ikut?"
"Kalau mulut penuh mending diem dulu, muncrat-muncrat tuh makanannya kena gue."
"Kagak lah anjir."
"Yah kalau lu mau ikut gue terpaksa ikut."
"Bagus deh, gue emang mau ikut ke acara itu. Bosen juga di rumah seharian."
Drian hanya mengangguk pelan, selesai makan mereka langsung memutuskan untuk tidur. Kedua orang tua Queen meminta Drian menemani Queen di kamar yang sama, "Kok lu mau tidur di sini?" tanya Queen saat melihat Drian masuk ke kamarnya.
"Di suruh nyokap bokap lu, ya gue mana bisa nolak bego."
"Ya udah di sofa sana," Queen melemparkan bantal pada Drian.
"Gak mau, sakit pinggang nanti gue," Drian duduk di sebelah Queen.
"Lu mau tidur di sini? Enggak! Enggak boleh," Queen menendang bokong Drian.
"Diem! Gue batasin pake guling. Pokoknya jangan sampai ada yang lewatin batas ini, lagian nih kasur gede tau," Drian menyimpan guling di tengah-tengah dirinya dan Queen.
"Ya udah terserah lu, gue udah terlalu capek ribut hari ini," Queen kembali menidurkan tubuhnya sembari membelakangi Drian.
Drian ikut tidur dan sama saling membelakangi, waktu berjalan terus tidak terasa ini sudah tengah malam keduanya sudah mulai tertidur dengan pulas. Guling pembatas mereka mulai tidak berada dalam tempatnya, Drian dan Queen malah tidur saling berpelukan.
Bahkan posisi keduanya sangat dekat sampai bisa saling merasakan hembusan nafas, Drian tiba-tiba terbangun kini ia hanya memandangi wajah Queen dari dekat.
Drian tersenyum kecil melihat wajah damai Queen, "Lu cantik juga kalau gak rese," gumamnya dalam hati, kini ia benar-benar mengakui kecantikan Queen.
Queen tiba-tiba merubah posisi tidurnya, Drian kembali pura-pura tidur. Ia tidak mau kalau Queen mengetahui kalau dirinya sedang menatap Queen dengan begitu dalam, Queen membelakangi Drian, Drian yang sudah nyaman bersama Queen langsung memeluk Queen dari belakang dan kembali untuk tidur.
Queen masih tidur, ia tidak terbangun sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments