Aby melihat dirinya dari pantulan cermin. Sungguh dia tak percaya bahwa yang ia lihat adalah dirinya. Sangat berbeda! Baju gombrang yang dulu selalu ia kenakan kini berubah menjadi mini dress yang membentuk lekuk tubuhnya. Rambut yang dulu tak pernah ia pedulikan kini tertata rapi. Dan terakhir, riasan wajah. Tak pernah sekalipun ia merias wajahnya. Paling-paling hanya bedak dan lipstik yang biasa ia gunakan ketika kuliah. Itupun jika ia tidak kesiangan.
"Perfect!" Tiba-tiba Charlotte datang dan berdiri di depan Aby. Menatap puas hasil dari para bawahannya.
"Maaf semalam aku tidak jadi menengokmu. Aku pulang larut dan sangat lelah, jadi aku memutuskan untuk langsung tidur. Oh iya, mulai sekarang kau harus belajar make up dari Bella. Dia tidak mungkin setiap hari harus mendandanimu. Bella harus mengurus jadwalku dan semua keperluanku. Jadi kau harus terbiasa dengan semua kosmetik yang sudah aku belikan untukmu. Jangan biarkan uangku terbuang sia-sia," ucap Charlotte panjang. Sebenarnya bisa saja Charlotte menyewa perias profesional untuk Aby, tapi sudah jelas Charlotte tidak mau rugi. Aby ia beli untuk bekerja bukan untuk ia manjakan.
"Baiklah Charlotte, akan aku usahakan," jawab Aby yang sebenarnya malas untuk belajar make up. Ia lebih suka tampil apa adanya.
"Dan satu lagi, panggil aku Madame. Semua pekerjaku memanggilku Madame jadi kau juga harus begitu. Aku tidak akan mengistimewakanmu hanya karena kau adalah anak dari Kate. Oh iya, nanti malam pelanggan pertamamu akan menunggumu di hotel Pxton. Datang ke kamar nomor 0921 di lantai empat. Pukul 8:00 kau harus sudah di sana. Jangan sampai terlambat! Aku harap kau tidak mengecewakanku." Charlotte menatap Aby penuh harap. Tidak ingin dikecewakan, karena Aby berhasil membuat Charlotte membuang banyak uangnya untuk membayar Aby.
Aby yang mendapat tatapan Charlotte menjadi tak enak. Ingin hati kabur ketika ia mendapat pelanggan, tapi Charlotte seolah memohon agar Aby menuruti permintaannya. Aby jadi tidak tega untuk kabur dan membuat Charlotte rugi besar. "Aku tak akan mengecewakanmu." Sepertinya Aby kalah dengan rasa tidak enak hatinya.
Senyuman pun terbit di wajah Charlotte. Ia yakin, ucapan Aby pasti benar. Tidak pernah ia sepercaya ini kepada para pekerjanya. Terlebih dengan wanita yang baru bergabung. Tapi entahlah, Aby terasa berbeda. Charlotte merasa, Aby adalah wanita yang baik.
"Okay! Sekarang aku akan menemui klienku yang selanjutnya. Untuk nanti malam, Bella akan mambantumu untuk bersiap. Ingat, harus pakai baju yang menggoda! Sampai jumpa!" Charlotte langsung melenggang pergi begitu saja.
Perasaan Aby campur aduk. Antara tidak ingin melakukannya, gugup dan mungkin sedikit antusias. Mungkin karena ini adalah kali pertamanya akan bercinta. Oh ralat, berhubungan seksual. Jika menyebut bercinta mungkin sedikit berlebihan, karena bercinta harus di lakukan dengan orang yang kita cintai. Sedangkan Aby, melakukan karena terpaksa.
***
Bella dengan lihai memoleskan eye shadow pada mata Aby. Ia tengah mendandani Aby sebelum Aby pergi menemui pelanggannya. Sebenarnya menurut Bella Aby sudah cantik meski tanpa make up, hanya saja jika di biarkan polos wajahnya terasa kurang hidup.
Setelah menyelesaikan rias wajahnya, kini Aby mulai memilih dress yang akan ia kenakan. Tak lupa di bantu oleh Bella. Karena yakinlah, Aby memiliki selera yang buruk. Bagaimana tidak, selama bertahun-tahun hanya kaus oblong lebar yang selalu ia gunakan. Entah kuliah, hangout, ataupun di rumah. Mungkin Bella juga harus mengajarinya untuk memilih baju.
Pilihan Bella terjatuh pada mini dress berwarna hitam dengan tali spaghetti. Sangat cocok dengan Aby yang memiliki leher jenjang dan kulit putih. Tak lupa heals dengan warna senada. Sempurna! Di tambah rambut Aby yang di gulung ke atas, menambah kesan seksi dan menantang.
"Sudah siap," ucap Bella setelah menyelesaikan sentuhan akhir untuk penampilan Aby.
Dan, walla! Aby juga kagum melihat dirinya sendiri di cermin. Sungguh berbeda sekali dengan dirinya. Sekarang Aby sadar, ternyata penampilannya dulu benar-benar buruk sekali. Pantas saja mantan pacarnya lebih memilih tidur dengan ibunya sendiri ketimbang dengan Aby . Ternyata penampilan memang mempengaruhi daya tarik seseorang.
Kini Aby sudah siap dan sopir yang bertugas untuk mengantarnya pun sudah menunggu sejak tadi. Sekarang waktunya ia untuk merubah seluruh hidupnya. Mungkin memang di sini akhir dari keperawanannya. Baiklah Aby sedikit gugup. Bahkan ia juga belum tahu siapa dan bagaimana rupa dari pelanggannya ini.
Setelah menempuh perjalanan kira-kira tiga puluh menit, kini Aby sudah tiba di hotel Pxton. Aby meneguk ludahnya. Dalam mimpi pun Aby sepertinya tidak berani untuk menginjakkan kakinya di tempat yang bahkan baru ia tahu ada di dunia ini. Benar-benar fantastik! Hotelnya sangat mewah. Lobinya saja mungkin sepuluh kali lipat dari kamar apartemen yang Aby sewa. Sofa-sofa yang kelihatannya sangat empuk berjejer di setiap sudut yang di khususkan untuk menunggu. Belum lagi interior yang Aby taksir harganya ratusan juta atau mungkin hingga miliaran. Wanginya ruangan itu pun tercium mewah bagi Aby. Entah Aby harus bersyukur atau tidak menjadi budak Charlotte. Karena jika tidak menjadi pekerjanya mungkin seumur hidup Aby tidak akan merasakan bagaimana rasanya masuk ke hotel mewah.
Beruntunglah semua sudah di urus oleh Charlotte, jadi Aby tidak perlu menunjukkan kebodohannya di depan resepsionis karena bingung harus bertanya dan menjawab apa. Dia hanya perlu mengikuti instruksi dari orang-orang yang sudah tahu dia adalah pekerja dari Charlotte Gudytha.
"Mari ikut saya, Mrs." Seorang wanita berpakaian rapi dengan sopan mengajak Aby untuk mengikutinya.
Aby akhirnya mengikuti kemana wanita itu pergi. Mereka pun naik lift. Andai saja tidak ada orang di sekitarnya, atau ia sedang tidak di posisi bekerja mungkin Aby sudah berfoto-foto di dalam lift. Lalu akan ia tunjukkan kepada Carla agar merasa iri. Kapan lagi bisa menaiki lift mewah di hotel berbintang tujuh.
Akhirnya pintu lift terbuka. Mereka telah sampai di lantai empat, lantai yang mereka tuju. Dan lagi-lagi Aby di buat menganga dengan hotel ini. Lihatlah karpet lantainya, sangat sayang sekali untuk di injak. Sepertinya sangat lembut sekali, bahkan cocok untuk di jadikan selimut untuk Aby.
Di arahkannya Aby menuju kamar yang di pesan oleh Charlotte. Kamar nomor 0921. Setelah sampai di depan pintu, wanita yang tadi mengantar Aby pamit undur diri. Aby yang di tinggal seorang diri kembali merasa gugup. Haruskah ia mengetuk pintu? Atau langsung masuk saja? Atau ia harus menelepon Charlotte dulu? Hanya perkara pintu saja membuat Aby pusing. Dan tiba-tiba Charlotte mengirimkannya pesan untuk masuk terlebih dahulu, karena pelanggannya mungkin akan sedikit terlambat. Akhirnya Aby bisa bernapas lega. Ia pun masuk ke kamar.
Sekarang sudah pukul 8 lebih tiga puluh menit. Aby berharap pelanggannya itu terjebak macet hingga pagi hari. Atau tiba-tiba saja pekerjaannya menumpuk sehingga harus membatalkan pertemuan dengannya. Atau kalau bisa kehabisan bensin dan baterai ponsel dengan posisi yang sangat sangat jauh dari pom bensin dan pemukiman warga. Pada intinya, Aby berharap agar pelanggannya tidak jadi datang. Namun harapannya musnah, ketika seseorang membuka pintu kamarnya.
Aby mulai cemas ketika suara langkah kaki berderap mendekat. Ketika membalikkan badan untuk melihat seperti apa rupa pelanggan pertamanya, Aby terkejut bukan main.
"Abygail?"
"Chris?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Next.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments