18. Dasar murahan!

Makan siang kali ini Shila pergi sendiri. Karena tadi Rafa mengatakan kalau dia ada urusan. Padahal Shila yakin, kalau laki-laki itu tidak ada jadwal pertemuan atau rapat saat jam makan siang.

Dengan terpaksa Shila makan siang di kantin sendiri. Sudah banyak karyawan yang memenuhi kantin disana. Shila memilih untuk memesan makan siang, dengan menu nasi Padang yang tersedia di daftar menu yang ada di kantin kantor.

Shila duduk di meja pojok sendiri, dan memainkan ponselnya sambil menunggu makanan pesanannya datang.

“Heh!” Shila terkejut dengan wanita yang tiba-tiba menggertak mejanya. Dia menatap wanita itu dengan kening berkerut.

Penampilan wanita itu tampak sangat menor.

Riasan wajah tebal dengan lipstik yang mencolok, terlebih lagi dengan pakaian yang ketat dan menjelaskan bentuk lekuk tubuhnya membuat Shila yakin, kalau perempuan yang ada di depan ini pasti salah satu perempuan yang berusaha untuk menggoda bos mereka.

“Ada apa Mbak?” tanya Shila yang mulai kesal. Perempuan itu menatap dirinya dengan sinis, lalu memperhatikan penampilan Shila yang tampak rapi, sesuai dengan ketentuan kantor.

“Cih, perempuan model begini, kenapa bisa narik perhatian pak Rafa sih?” tatapan meremehkan dari sang pemilik bibir bergincu tebal itu membuat Shila menaikkan satu alisnya.

“Model seperti apa ya mbak? Saya memakai pakaian sesuai dengan SOP kantor, bukan seperti anda, dengan model pakaian seperti apa ini?!” Shila berdiri dari duduknya, dia menatap penampilan wanita itu dengan senyuman jijik. Wanita yang ada di depannya itu menggeram marah, berani sekali gadis ini menatapnya dengan jijik. Ini adalah model pakaian yang berkelas, dan juga seksi! Menurut dia sendiri!

“Kamu jauhin pak Rafa, dia gak cocok sama kamu! Dasar sekretaris penggoda!” ucapan perempuan itu membuat Shila melototkan matanya, setelah itu Shila terkekeh sinis menatap perempuan itu, yang lebih bisa disebut dengan mengatakan hal itu pada dirinya sendiri.

“Jauhin pak Rafa? Untuk apa saya menjauhi pak Rafa? Memangnya anda punya hak apa mengatur-atur saya dekat dengan pak Rafa?!” Shila menyilangkan tangannya di dada, berdiri dengan senyuman menantang pada wanita itu.

Wanita itu tampak mengepalkan tangannya. Dua orang lagi gadis berdiri dibelakangnya juga ikut menatap Shila dengan sinis. Penampilan mereka tidak beda jauh dengan wanita yang bicara dengan dirinya ini. Dan Shila yakin, gadis-gadis itu ada di bawah kendali wanita yang ada di depannya ini.

“Kamu pilih, jauhin pak Rafa, atau saya bikin kamu tidak betah kerja disini?” wanita itu bicara dengan sangat yakin. Dari gaya bicaranya, Shila yakin dia adalah wanita yang sangat menyukai Rafa, ataupun tergila-gila pada laki-laki itu.

Nasi Padang pesanan Shila di antarkan oleh ibu kantin ke mejanya, banyak karyawan yang melihat ke arah mereka. Setelah melakukan pekerjaannya, ibu kantin cepat-cepat kembali ke pekerjaannya.

“Mau makan Mbak? Karena untuk menjatuhkan saya, butuh banyak tenaga loh?!” Shila duduk dengan nyaman di kursinya dengan melipatkan kakinya. Dia menyesap jus melon kesukaannya dengan nikmat

Gaya makannya yang elegan membuat siapapun yakin kalau dia dari kalangan keluarga yang berada.

“Cih, dasar perempuan murahan!” wanita bernama tag Erika itu pergi dari hadapan Shila, karena gadis itu mengabaikannya dan memilih untuk makan. Dua antek-anteknya juga ikut meninggalkan Shila dan mengikuti Erika.

“Murahan katanya? Kalau aku murahan, terus dia itu apa? Barang rongsokan yang lebih murahan lagi?” Shila mencibir kepergian wanita itu, lalu melanjutkan makannya.

.

.

____

.

Setelah jam makan siang habis, Shila memutuskan untuk kembali ke lantai tempat meja kerjanya berada. Gadis itu berjalan dengan elegan dan penuh percaya diri.

Saat sudah keluar dari dalam Lift, Shila berjalan menuju meja kerjanya. Dia ingin mengintip ke dalam ruangan Rafa, apakah laki-laki itu sudah kembali atau belum.

Shila mengintip sedikit, tapi ternyata sang pemilik ruangan belum kembali, membuat Shila bertanya-tanya kemana Rafa selama ini, pergi saat jam makan siang.

Shila memutuskan untuk duduk lagi, menyelesaikan semua pekerjaannya yang sudah tersisa tidak sebanyak tadi. Gadis itu tampak fokus dengan pekerjaannya hingga tidak menyadari kedatangan Rafa yang keluar dari dalam lift.

“Iya Ma, aku mau semuanya berjalan lancar nanti. Aku gak mau nunda-nunda lagi Ma. Oke, iya Ma. Assalamu'alaikum.”

Rafa langsung memasukkan handphonenya kedalam saku celana miliknya, lalu mendekat pada Shila yang tampak fokus dengan pekerjaannya itu.

“Selamat siang calon istri.” mendengar suara Rafa yang menyapanya seperti itu membuat Shila langsung mengalihkan pandangannya pada laki-laki itu, yang tersenyum cerah padanya, dengan wajah merona Shila menatap Rafa ketus.

“Siang!” Shila memalingkan wajahnya dengan ketus. Dia berusaha untuk menyembunyikan senyumannya, lalu kembali menatap layar komputer yang ada didepannya, membuat Rafa bingung.

“Kamu kenapa Shil?” tanya Rafa heran, tapi gadis itu tidak menjawab, dan memilih untuk mengabaikan pertanyaan Rafa.

“Shila?” tanya Rafa lagi. Kali ini gadis itu mengangkat kepalanya.

“Apa?!” tanya Shila ketus membuat Rafa heran.

“Kamu kenapa sih? Kok ketus gitu?”

“Itu urus aja karyawan kamu yang genit itu, jangan urusin aku!” Shila mengalihkan pandangannya pada layar komputer yang ada didepannya. Rafa semakin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh wanita ini padanya.

“Maksudnya gimana sih, karyawan aku yang mana?” tanya Rafa lagi.

“Iya, tadi ada karyawan kamu yang bilang, kalau aku gak boleh dekat sama kamu. Dia bilang aku cewek murahan yang godain kamu!” Shila mengatakan itu dengan kesal yang ikut membuat Rafa kesal.

“Siapa yang bilang seperti itu sama kamu?” mata tajam itu terlihat. Rafa tampak emosi mendengar perkataan Shila. Siapa karyawannya yang berani mengatakan itu pada gadis yang dicintainya. Rafa tidak akan memaafkannya.

“Siapa yang bilang seperti itu sama kamu Shil? Bilang sama Abang?” Rafa tampak serius bertanya pada Shila. Tapi gadis itu hanya mengacuhkannya.

“Udah bang, lupain aja. Aku mau kerja, jangan ganggu!”

“Laaahhh... Kenapa Abang mesti ganggu, kamu kan kerja sama Abang?!”

Iya juga ya? Kenapa dia mengusir Rafa? Ini kan kantor miliknya. Tapi karena cemburu sudah menguasai Shila, gadis itu memilih untuk mengabaikan perkataan Rafa.

“Sana masuk ke ruangan Abang, jangan ganggu aku!” Rafa menghela nafas karena kelakuan gadisnya ini. Setelah itu dia pun masuk kedalam ruangannya meninggalkan Shila yang ternganga sendiri di tempat duduknya.

“Hah? Dia beneran ninggalin gue? Awas nanti lu ya Rap!”

.

.

__

Maapin ya, kalau update nya mandat, aku lagi fokus buat tamatin novel sebelah, biar bisa fokus disini nanti😪

Terpopuler

Comments

Infa Lina

Infa Lina

jgn ada konflik Thor 🙏

2020-09-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!