“Rafa...,” suara seorang wanita terdengar sedang memanggil nama anak lelaki tampannya itu.
“Apa Mama?” tanya Rafa berusaha menggulung diri didalam selimutnya.
“Bangun! Udah jam berapa ini!” bangun sekarang!” Raisya terus mengetuk pintu kamar Rafa, membuat anak lelakinya itu terganggu.
“Mama, nanti aja! Ini masih pagi banget!” Rafa tetap memejamkan matanya tanpa menghiraukan Raisya yang sedari tadi sudah berusaha membangunkannya.
“Masih pagi banget kata kamu? Hei, makanya coba buka itu mata! Liat ini udah jam berapa! Emang kamu gak ke sekolah?” Raisya membuka pintu kamar Rafa, lalu berdiri dengan berkacak pinggang didepan tempat tidur anaknya itu. Sedangkan Rafa berusaha membuka matanya, lalu melihat pada jam Beker yang sedari tadi berbunyi tapi ia abaikan.
Mata Rafa melotot melihat jam yang tertera disana.
“Mama.., kenapa gak bangunin Abang sih?” Rafa langsung berdiri dari tidurnya mengabaikan selimut yang melingkar ditubuhnya. Alhasil dia langsung terjatuh dan Raisya tidak dapat menyembunyikan tawanya.
“Mama, anaknya jatuh kok diketawain sih!” ucap Rafa cemberut. “Kenapa mama gak bangunin aku dari tadi?” tanya Rafa cemberut membuat Raisya kesal.
“Gak bangunin kamu? Berkali-kali mama gedor pintu terus masuk kesini, kamu bilang masih pagi banget! Gak bangunin kamu, kamu bilang!” Raisya menjewer telinga Rafa membuat anak lelakinya itu mengaduh.
“Mama, sakit ma. Aduh mama sakit!” Rafa memohon, Raisya lalu melepaskan jeweran nya.
“Mandi cepat!” ucap Raisya tegas.
Rafa berjalan ke kamar mandi dengan merenggut kesal.
“Kalau gini, gue pasti telat lagi ini!” ucap Rafa saat masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintunya.
★‡★
“Pagi Pa, Ma, Adek!” Rafa duduk dikursi meja makan bergabung untuk sarapan bersama sang papa dan juga adiknya.
“Pagi Abang!” sapa Zhafran dan juga adiknya hampir bersamaan.
Rana Maharani Kusuma, adik Rafa yang di kandung oleh Raisya selama sembilan bulan dan berbeda usia tiga tahun darinya.
Rafa memakan roti yang sudah diberi selai kacang oleh Raisya. Menyantapnya dengan cepat.
“Pa, ma Abang pergi dulu ya!” Rafa bergegas berdiri dan meraih tangan Raisya dan juga Zhafran membuat kedua orangtuanya itu menggelengkan kepala mereka, begitu juga dengan Rana.
“Anak kamu Pa!” ucap Raisya menggeleng.
“Anak kita!” ucap Zhafran meralat ucapan Raisya.
“Iya, anak kita!”
Rafa saat ini duduk dikelas 11 IPS 1, kelas unggulan yang ada di SMA Bhakti Sharma, dia memiliki dua orang sahabat yang terbentuk menjadi Trio R, yaitu Ryan dan Rendra.
Rafa berbeda kelas dengan Shila, yang berada di kelas IPA 1, yang juga termasuk kelas unggulan disana.
“Shila!” Rafa memanggil gadisnya itu didepan pintu gerbang rumah Shila karena akan berangkat ke sekolah bersama-sama.
Rafa mengambil ponselnya, tapi sebelum itu terjadi Shila sudah keluar terlebih dahulu dengan memasang senyum sejuta Watt. Yang tentunya membuat Rafa langsung terpesona entah untuk yang keberapa kian kalinya.
“Pagi neng Geulis!” sapa Rafa menggoda Shila yang membuat gadis itu tersenyum malu.
“Udah, ayo Bang! Jangan nge-gombal Mulu pagi-pagi!” ucap Shila mengalihkan pembicaraan.
“Lah si Eneng!” ucap Rafa lagi, yang membuat Shila tertawa.
“Udah! Ayok Bang!” Shila menerima helm yang diserahkan oleh Rafa, lalu naik keatas motor yang sudah berdiri tegak didepannya sedari tadi saat lelaki itu memanggilnya.
“Pagangan! Nanti jatuh kamu!” ucap Rafa memperingati saat Shila sudah duduk dibelakangnya.
“Iya Abang!” ucap Shila lalu memegang pinggang Rafa.
Rafa melesat pergi dengan motornya membawa Shila meninggalkan area perumahan mewah tersebut. Tak lama setelah Rafa pergi, Rana juga berangkat ke sekolahnya dengan diantar oleh supir. Karena memang arah sekolah mereka berbeda arah.
“Pelan-pelan aja Bang!” Shila memperingati Rafa yang berusaha mengebut membawa motornya, karena dikejar waktu.
“Nanti kita telat! Udah jam berapa ini!” ucap Rafa.
“Pokoknya pelan-pelan aja! Salah Abang sendiri yang telat bangun!” Shila mencubit pinggang Rafa membuat lelaki itu mengaduh.
“Iya maaf, soalnya semalam mimpi Abang enak banget,” ucap Rafa memberitahu.
“Heeleeh! Pasti mimpi menang main game lagi!” ucap Shila merenggut.
“Bukan!” ucap Rafa menggelengkan kepalanya membuat Shila mengkerut.
“Terus apa?” tanya Shila.
“Mimpiin kita yang membangun keluarga bersama-sama!” langsung saja Shila mencubit Rafa lagi.
“Bawa motor yang bener!” ucap Shila mengalihkan pembicaraan. Wajahnya sudah memerah mendengar perkataan Rafa, sungguh lelaki itu memang teramat sangat pandai dalam membuat dirinya berbunga-bunga.
“Ya elah, orang mau ngegombal juga!” ucap Rafa merenggut.
“Bawa motor yang bener Abang!” ucap Shila memperingati Rafa lagi.
“Iya iya, bawel!”
Rafa memacu motornya menyalip hingga akhirnya ia bisa masuk kedalam gerbang yang hampir ditutup membuat satpam penjaga sekolah mengelus dadanya karena terkejut, sedangkan Shila sudah terbiasa dengan ini.
“Ya ampun nan Rafa!” ucap Pak Jono, satpam penjaga sekolah yang masih mengelus dadanya.
“Hehe, maafin ya pak Jon. Rafa buru-buru banget soalnya.” Rafa turun dari motornya sembari tersenyum cengengesan pada Pak Jono membuat lelaki paruh baya tersebut menggelengkan kepalanya.
“Lain kali jangan telat lagi Nak Rafa!” ucap Pak Jono yang diangguki oleh Rafa. Hanya diangguki saja tapi belum tentu dilakukan karena Rafa adalah biangnya terlambat ke sekolah.
“Iya pak Jon,” ucap Rafa tersenyum mengangguk.
“Kasian neng Shila.” ucap Pak Jono menatap Shila. Rafa menoleh pada Shila yang juga menatapnya.
“Hehe, maafin Abang ya Shila!” ucap Rafa yang dibalas deheman saja oleh gadis itu.
“Sudah sana masuk kelas, kalian udah telat ini!” ucap Pak Jono memberitahu.
“Iya pak! Kita ke kelas dulu ya!” Rafa dan Shila bergegas pergi dari sana setelah pak Jono menganggukkan kepalanya.
“Sampai ketemu lagi nanti Bang!” Shila dan Rafa berpisah di tengah jalan, dengan Shila yang sudah masuk kedalam kelasnya terlebih dahulu, setelah itu barulah Rafa beranjak dari sana dan masuk kedalam kelasnya.
“Good morning everybody!” ucap Rafa menggelegar menyapa seisi kelas yang sedang melakukan aktivitas sesuka mereka tersebut.
“Pagi bro,”
“Pagi Rafa,”
“Pagi ganteng,”
Anak-anak kelas menjawab sapaan Rafa tak kalah semangat. Lalu Rafa berjalan ke tempat duduknya. Setelah itu kedua sahabatnya menghampiri.
“Gak bosan bosannya Lo telat mulu!” ucap Ryan duduk dikursi depan Rafa yang kosong karena pemiliknya pergi bergosip ria di dekat temannya
“Hooh iya, malah sama Shila terus lagi!” ucap Rendra menambahkan.
“Suka-suka gue dong!” ucap Rafa dengan entengnya.
“Terserah!” ucap Ryan dan Rendra bersamaan.
"Eh btw, ini kenapa belum mulai kelas?” tanya Rafa mengernyit.
“Gak tau! Mungkin karena gurunya malas kali masuk kedalam kelas kita!” ucap Rendra.
“Makanya Lo jangan nge-gosip mulu, makanya guru males masuk kedalam kelas kita!” ucap Rafa yang dibalas delikan oleh kedua sahabatnya itu.
“Hehe,” Rafa hanya cengengesan melihat keduanya.
Tak lama setelah itu, barulah guru masuk kedalam kelas mereka. Mengajarkan pelajaran yang menjadi jadwal pertama pada pagi hari ini hingga dua jam kedepan.
.
.
.
.
Gimana menurut kalian Babang Rafa?😁
Author akan mengusahakan untuk up setiap hari cerita Babang Rafa ya😁 Jadi kalian cek notif nya terus ya😁 Jangan lupa untuk like dan komentar nya. Juga jangan lupa untuk menekan Love agar bisa memfavoritkan cerita ini😁
Salam sayang dari Lihu, Author amatiran ini💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Jay Jayanti
🙂
2020-10-16
1