Shila dan Rafa pulang bersama hari ini. Mobil Shila di antar kan oleh orang kantor atas perintah Rafa. Kedua orang yang baru saja melepas rindu itu, kini sedang tertawa bersama mendengar cerita kekonyolan mereka dulunya.
Mobil Rafa masuk memasuki gerbang yang sudah di bukakan oleh satpam. Raisya yang sedang menyiram tanaman itu terkejut saat melihat Shila juga turun dari mobil anaknya.
“Kalian udah baikan?” tanya Raisya saat menghampiri keduanya. Secara kompak, Rafa dan Shila bertatap lalu menggelengkan kepala mereka.
“Enggak!” jawab Rafa cuek.
“Terus kalau enggak, kenapa pulangnya barengan gini?”
“Maksudnya siapa yang berantem Ma.” ujar Rafa yang diangguki oleh Shila.
“Hilih! Kalau gak berantem, masa kemarin-kemarin gak sapaan?” Raisya mencibir pada kedua orang itu membuat Rafa dan Shila terkekeh gemas.
“Tante, aku permisi masuk kedalam dulu ya?” mendengar perkataan Shila, lantas Raisya mengangguk memperbolehkan.
“Iya sayang.”
Setelah itu Shila beranjak keluar dari gerbang rumah Rafa, dan menyebrang untuk tiba di rumahnya. Shila melambaikan tangan pada Rafa yang menatapnya sedari tadi.
“Jangan di tatapin mulu. Kejar dong, kalau perlu halalin langsung, nanti keburu di ambil orang nangis kamu ntar!” setelah mengatakan itu, Raisya masuk kedalam rumah meninggalkan Rafa yang terbengong mendengar perkataan mamanya itu.
“Halalin langsung? Dikira mudah apa?” gerutu Rafa mengikuti Raisya.
“Tapi kalau beneran di ambil orang gimana dong? Tadi aja Mario mau pdktean sama Shila.” Rafa masuk kedalam kamarnya, masih memikirkan perkataan mamanya barusan.
“Mama bener! Aku mesti halalin Shila, tapi dia mau gak ya?” Rafa merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, masih menimbang apa yang ada di pikirannya saat ini.
Sedangkan saat ini, Shila baru masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai mandi, Shila berganti pakaian, dan mengeringkan rambutnya dengan menggunakan hairdryer.
Hari sudah senja, dan Shila memutuskan untuk turun ke lantai bawah.
“Bi ... Mama sama papa udah pulang?” bi Inah yang mendengar pertanyaan Shila langsung menoleh.
“Belum non. Mungkin sebentar lagi.” Shila mengangguk, lalu dia duduk di kursi meja makan, memperhatikan bi Inah yang sedang memasak makan malam, juga ada asisten rumah tangga lainnya yang membantu bi Inah.
Merasa bosan, Shila berpindah menuju ruang keluarga dan menghidupkan televisi, sembari memainkan ponselnya.
Hingga tak lama, deru mobil memasuki pekarangan rumah mengambil alih fokus Shila. Itu adalah mobil kedua orangtuanya.
Shila berjalan membukakan pintu, menyambut papa dan mamanya.
“Eh? Kamu udah pulang sayang?” sapa mamanya saat Shila membukakan pintu untuk dia dan sang suami.
“Hehe iya ma.” Shila lantas menyalimi kedua orangtuanya, lalu berjalan beriringan bergandengan tangan dengan sang mama.
“Duh, manjanya anak kamu Pa.” ujar mama Shila pada sang suami. Papa Shila hanya tertawa mendengar perkataan istrinya itu, dan Shila cemberut mendengar ucapan sang mama.
“Mama sama papa mandi dulu, Shila tunggu disini.” Shila melepaskan gandengan tangannya, lalu duduk di sofa ruang keluarga. Mama dan papa Shila mengangguk mendengar perkataan anak mereka itu. Sepertinya Shila berada dalam mood yang baik saat ini.
_______
Shila sudah selesai makan malam bersama dengan kedua orangtuanya. Dia langsung memutuskan untuk kembali ke kamar. Karena merasa lelah seharian ini.
Saat sedang duduk bersandar di sisi ranjang, Shila mendengar suara dari ponselnya, pertanda ada pesan masuk.
'Malam Princess..' pesan dari Rafa itu membuat Shila tersenyum.
'Malam Abang..' balas Shila.
Mendapat jawaban dari Shila, Rafa langsung memutuskan untuk menghubungi gadis itu.
“Hallo bang..?” sapa Shila saat panggilan telepon itu tersambung.
“Hallo ... Kamu lagi ngapain?”
“Ini lagi rebahan aja, kalau Abang?” ujar Shila menjawab seadanya, karena memang dia sedang rebahan santuy saat ini.
“Lagi mikirin kamu?!” Shila terkekeh mendengar perkataan laki-laki tampan yang rumah mereka bersebrangan itu.
“Ga usah gombal deh!” ujar Shila, sedangkan Rafa ikut terkekeh.
“Abang gak gombal Shil, beneran loh, Abang lagi mikirin kamu!” mendengar perkataan Rafa, membuat gadis itu tersenyum. Dan mengiyakan saja.
“Iya deh iya. Emang Abang mikirin apa?” tanya Shila mengalihkan pembicaraan.
“Abang mikirin jawaban kamu!” ujar Rafa berpura-pura serius membuat Shila bingung. Jawaban apa? Ngasih pertanyaan aja enggak itu laki-laki satu!
“Loh, kok jawaban? Emang pertanyaannya apa?”tanya Shila.
“Jawaban tentang, kamu mau atau gak nerima lamaran Abang?!” perkataan Rafa membuat Shila terkejut. Laki-laki itu mau melamarnya? Melamar?
“Hah?” hanya kata Hah itu yang keluar dari mulut Shila, membuat Rafa tertawa.
“Kan... Dengernya aja kamu udah kaget!”
“Ya iyalah kaget. Lagian Abang bercandanya gak lucu tau bang.” walaupun mengatakan itu, tapi sebenarnya Shila berharap ini memang nyata. Laki-laki itu mau melamarnya dan menikah dengannya.
“Siapa juga yang bercanda, orang Abang serius kok.” Shila menajamkan pendengarannya mendengar perkataan Rafa.
“Abang beneran mau lamar aku?” tanya Shila sekali lagi.
“Iyalah!”
“Kapan?” tanya Shila.
“Kapan kamu maunya?!” Rafa malah balik bertanya pada gadis itu.
“Ih! Jadi laki-laki kok gak romantis gitu sih bang?!” Shila cemberut saat mengatakannya. Walaupun Rafa tidak melihat secara langsung Shila yang cemberut saat ini, tapi dia sudah membayangkan ekspresi menggemaskan dari gadis itu.
“Ya lagian, emangnya kamu mau Abang lamar?” ujar Rafa balik bertanya.
“Ya mau lah!” jawaban refleks Shila yang membuat gadis itu menutup mulutnya.
“Hah? Apa-apa?” Rafa berusaha untuk menahan tawanya saat mengatakan itu, membuat Shila kesal.
“Ihhh, Abang serius gak sih?” tanya Shila lagi.
“Serius sayang.”
“Bohong!”
“Kamu liat aja nanti!”
“Nanti kapan?”
“Tahun depan!” ujar Rafa asal.
“Ohh, masih lama toh?” mendengar Shila yang ber oh ria, membuat Rafa kesal, lalu mengiyakan saja perkataan gadis itu.
“Iya😒”
Setelah lama berbincang, mereka berdua memutuskan untuk mematikan sambungan telepon tersebut. Karena ini sudah larut malam, karena obrolan mereka sudah ngalur kidul kemana-mana.
Sedangkan Rafa, di seberang sana menghela nafas.
“Orang aku serius, kok di kira bercanda sih sama tu anak satu?”
“Hadeehhh...”
_______
Likenya sayangku😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Iin Infa
halalin aja mereka Thor biar infas penantian mereka,kasihan keduanya 🙏🙏🙏🙏
2020-09-06
2
Exa Za
up yg bnyak ya
2020-09-06
1
atteu
thor udh nggak sbr mereka menikah thor
2020-09-06
1