Shila kembali pulang ke rumahnya setelah makan malam selesai. Dia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Memikirkan semua yang terjadi pada dirinya.
“Abang bener-bener berubah sekarang. Padahal harusnya aku yang marah sama dia.” Shila menatap pada langit-langit kamar.
“Dia gak tau, bahkan selama di Jogja aku terus mikirin dia, aku bahkan gak dekat dengan satu orang cowok pun, kecuali...” Shila tidak melanjutkan pemikirannya.
Shila memutuskan untuk bangkit.
“Biarin aja lah, yang penting sekarang aku harus segera move on dari dia, dan kayaknya dia juga udah move on dari aku.” Shila menganggukkan kepalanya menyetujui ide pikiran yang terlintas di kepalanya barusan.
Shila memutuskan untuk berjalan menuju kamar mandi, membersihkan wajahnya untuk segera tidur.
Sedangkan di kamar Rafa.
“Maafin aku Shil, aku laki-laki pengecut yang gak bisa mengakui kesalahan. Aku lebih memilih menghindar dari kamu, supaya rasa ini berhenti untuk terus menyiksaku!”
______
Shila telah sebulan bekerja di perusahaan Rafa sebagai sekretaris laki-laki itu. Dan selama itu pula keduanya seperti orang asing. Baik Rafa maupun Shila tidak ada yang memulai pembicaraan tentang masa lalu mereka, seakan menghindar dari itu semua.
“Selamat pagi Pak.” sapa Shila saat Rafa berjalan di depan meja kerjanya. Rafa menganggukkan kepalanya, menanggapi sapaan gadis itu.
“Bagaimana jadwal saya hari ini?” tanya Rafa tanpa menatap pada sekretarisnya itu.
“Hari ini sebelum makan siang, bapak ada rapat dengan perusahaan Adistion, setelah itu setelah makan siang, rapat dengan kolega perusahaan Sarsn. Sorenya tidak ada pak.” Shila menjelaskan semuanya membuat Rafa mengangguk.
“Terimakasih!” setelah mengucapkan kata-kata itu Rafa berjalan masuk kedalam ruangannya, sedangkan Shila memutuskan untuk kembali fokus pada pekerjaannya. Dia harus profesional bekerja disini.
_____
Saat ini kedua orang, bos dan sekretaris itu sedang ada di salah satu restoran mahal dan juga mewah. Mereka akan bertemu dengan perwakilan perusahaan Adistion.
Baik Rafa maupun Shila hanya diam dengan memegang berkas yang menjadi bahan pertemuan siang ini. Tak ada yang bersuara hingga kedatangan perwakilan perusahaan Adistion mengganggu ketenangan mereka.
“Selamat siang Pak Rafa.” sapa seorang pria yang mungkin menjadi pemimpin di antara yang lainnya menyapa Rafa. Rafa bangkit dari duduknya begitupula dengan Shila.
Mereka menyalami orang itu satu persatu. Untuk sesaat laki-laki dari pihak Adistion itu terpesona oleh Shila, dan Rafa melihat itu.
“Perkenalkan saya Mario, pemilik Adistion grup.” Rafa mengangguk mendengar kata perkenalan diri dari laki-laki bernama Mario itu.
Mario dan juga sekretarisnya duduk di meja, dan berhadapan dengan Shila dan Rafa. Mereka semua memulai rapat siang ini, dengan Mario yang terus saja menatap pada Shila membuat Rafa mengepalkan tangan kesal.
Dan Mario juga sudah tau kalau Shila merupakan sekretaris Rafa. Rapat siang ini berjalan lancar dan mencapai kesepakatan untuk kerja sama.
Sebelum pertemuan itu berakhir, Mario menyempatkan untuk meminta nomor ponsel Shila, walau sebenarnya dia bisa saja mengambil dari data itu menghubungi Rafa ataupun Shila untuk kerjasama yang baru saja berlangsung ini.
Tapi baginya, mendapatkan dari orangnya langsung, membuat Mario serasa tertantang.
“Maaf nona Shila, bisa saya minta nomor ponselnya?” Rafa menggeram marah dengan mengepalkan tangan di dalam saku celana dasar yang ia gunakan. Sedangkan Mario tersenyum manis pada Shila yang tampak bingung.
“Maaf, tapi untuk apa ya?” Shila sebenarnya ingin menolak secara langsung, tapi dia tidak enak dan juga tidak berani karena mungkin bisa saja itu berdampak pada kerja sama mereka yang baru saja berlangsung.
Sebelum Mario menjawab, ponsel Rafa berdering, tanda ada telepon masuk.
“Apa? Hah? Iya iya saya segera kesana!”
Sedangkan orang yang menjadi lawan bicara Rafa di seberang sana menjadi bingung.
“Lah, kok Abang jawabnya gitu ya?” tanya Raisya bingung. Dan dia hanya menggelengkan kepalanya heran.
Setelah mematikan sambungan telepon tersebut, Rafa langsung menggenggam tangan Shila lalu menatap pada Mario.
“Maaf tuan, Mario, tapi kami ada urusan mendadak. Permisi!” Rafa menyeret Shila keluar dari restoran tersebut tanpa menunggu jawaban dari Mario ataupun menjawab tatapan penuh tanya yang di layangkan oleh Shila.
“Abaanggg....” Shila melepaskan tangannya yang ada di genggaman Rafa, membuat laki-laki itu tersadar lalu menatap pada gadis cantik itu.
“Siapa yang telpon? Aku tau Abang bohong!” Rafa menatap gadis yang ada di hadapannya itu.
“Mama!” jawab Rafa singkat memalingkan wajahnya yang memerah karena ketahuan berbohong.
“Kenapa ngomongnya formal gitu?” tanya Shila.
“Karena aku pengen cepat pergi dari sini!” Rafa menatap pada objek yang lain, membuat Shila mengerutkan kening tanda tidak percaya.
“Kenapa gitu?”
“Enggak kenapa-napa!”
“Terus kenapa harus seret aku keluar, kan aku mau kasih nomor ponselku sama pak Mario tadi!” Shila memberikan tatapan marah pada Rafa, tapi sebenarnya dia tersenyum geli sekarang.
“Gak perlu!”
“Kenapa Rafa? Kenapa?” tanya Shila lagi, melihat wajah Rafa yang kesal membuatnya serasa ingin tertawa. Ini pertama kalinya semenjak dia kembali ke Jakarta berbicara dengan santai seperti ini dengan Rafa.
“Gak ada alasan untuk itu!”
“Ya sudah, Aku balik kedalam dulu, mungkin aja pak Mario masih ada disana!” Shila mencoba untuk memancing Rafa, karena dia sangat senang dengan reaksi yang ditunjukkan oleh laki-laki itu tadi.
“Jangaaan!” Shila menaikan satu alisnya pertanda heran pada Rafa, membuat laki-laki itu tergagap.
“Kenapa jangan?”
“Aku gak suka!”
“Loh, buat apa aku harus mikirin kamu suka atau gak? Hak aku dong kalau mau kasih ke siapa aja?!” Shila masih kekeh pada pendapatnya membuat Rafa sangat kesal. Dia menarik Shila kedalam pelukannya membuat gadis cantik itu kaget. Sangat kaget.
“Abang.....” Shila mencoba untuk melepaskan pelukan Rafa tapi laki-laki itu menahannya.
“Biarkan sebentar, kayak gini dulu Shil. Abang kangen sama kamu!” untung saja parkiran mobil ini cukup ramai dengan jejeran mobil dan pemiliknya kini sedang menyantap makan siang dalam restoran itu, sehingga tidak banyak melihat adegan yang saat ini sedang terjadi itu.
“Abanggg...” Shila membalas pelukan Rafa, mengeluarkan semua rindu yang terpendam selama ini di dalam hati mereka masing-masing.
“Abang minta maaf sama kamu kalau Abang jadi laki-laki yang pengecut. Abang gak bisa jelasin semuanya sama kamu dan memilih buat ngehindarin kamu. Tapi kamu harus tau, Abang sakit setiap bersikap kayak gitu ke kamu.”
Shila meneteskan air matanya mendengar perkataan Rafa.
“Abang sayang sama kamu Shil, makanya Abang gak sanggup buat dengar penolakan kamu.” Rafa semakin mengeratkan pelukannya pada Shila, membuat wanita itu terisak.
“Aku juga kangen sama Abang. Udah sebulan aku kerja sama Abang, tapi Abang cuekin aku terus.” Shila mengerucutkan bibirnya saat dalam pelukan Rafa, membuat Rafa terkekeh, walaupun dia tidak secara langsung melihat ekspresi menggemaskan gadis yang ada dalam pelukannya itu.
Setelah merasa cukup, Rafa melepaskan pelukan mereka.
“Maaf, lagian Abang gak tau harus ngomong sama kamu itu mulainya darimana. Maafin Abang ya?” Shila mengangguk menjawab pertanyaan Rafa. Laki-laki itu kembali membawa Shila kedalam pelukannya.
“Oh iya, tadi Abang cemburu ya sama Mario?” goda Shila. Rafa langsung melepaskan pelukannya lalu memalingkan wajah.
“Enggak! Siapa juga yang cemburu.” mendengar jawaban Rafa yang ketus, membuat Shila tertawa.
“Ah senengnya aku, liat Abang cemburu!”
_____
hah? Mereka udah baikan 😳
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Iin Infa
😍😍😍 buat mereka bahagia Thor,jadikan pasangan sampai kejenjang pernikahan
2020-09-05
2
Exa Za
up
2020-09-05
2
atteu
akhirnya up juga thor jng lama2 donk up nya 1 hr 1 episode juga nggak ap2.
lanjut thor
2020-09-05
4