Rafa menunggu Shila di depan rumah gadis yang dari dulu sudah sangat dia cintai itu, laki-laki tampan itu sedang memanaskan mesin mobilnya. Dia tidak akan menggunakan jasa supir untuk pergi ke kantor, apalagi dia akan pergi bersama dengan Shila.
“Abang?” Shila keluar dari rumahnya dengan wajah yang berseri. Gadis cantik itu tampak semakin cantik saat memakai pakaian kerjanya. Tampak berkelas dan juga modis. Entah untuk yang keberapa kalinya, tapi Rafa merasa dia semakin jatuh kedalam pesona gadis itu.
“Selamat pagi tuan putri?” sapa Rafa yang membuat Shila tersenyum. Wajah merona yang tampak menggemaskan itu, membuat Rafa rasanya ingin sekali mencium pipi sang pemilik wajah.
“Pagi Abang....” Shila berjalan mendekat pada Rafa. Rafa membukakan pintu mobil untuk tuan putrinya. Membuat Shila semakin tersenyum cerah.
Setelah memastikan Shila duduk dengan aman, barulah Rafa menutup pintu mobil dan berjalan mengitarinya, lalu membuka pintu dekat kursi kemudi dan duduk di samping Shila.
“Abang ... Emangnya gak papa ya kalau aku pergi ke kantor naik mobil Abang? Nanti apa yang di pikirin karyawan lainnya kalau lihat kita satu mobil?! Aku bisa bawa mobil sendiri kok.” Shila merasa sungkan kalau sampai dia dilihat oleh karyawan lainnya. Apalagi kalau mereka membicarakan dia dan Rafa ada sesuatu yang tidak-tidak. Dan juga, pastinya banyak di kantor Rafa, pegawai perempuannya menyukai laki-laki itu. Tidak mungkin, tidak ada yang menyukainya.
“Enggapapa, lagian bagus dong kalau mereka mikirnya macem-macem. Jadi kita bisa lebih dari macem-macem yang mereka pikirin itu!” Rafa menjawab pertanyaan Rafa dengan senyuman menggoda, membuat gadis itu langsung memukul lengannya.
“Ih Abang, aku serius!” Shila mengerucutkan bibir lucu, membuat Rafa ingin sekali untuk mengecup bibir merah merona itu.
“Abang juga serius sayang?!” mendengar kata sayang yang keluar dari mulut laki-laki itu membuat Shila merona.
“Terserah Abang deh!” putus Shila akhirnya.
Mobil Rafa yang sudah mulai berjalan itu, mulai meninggalkan area komplek. Sebentar lagi mereka akan tiba di gerbang komplek. Rafa melewati pos satpam penjaga gerbang komplek, dan membunyikan klakson mobilnya untuk menyapa satpam yang sedang duduk sambil minum kopi itu.
Selama dalam perjalanan, Shila tampak fokus melihat jalanan. Banyak kendaraan yang berlalu-lalang dan juga gedung-gedung pencakar langit yang membuat setiap mata akan takjub melihatnya.
Rafa hanya tersenyum singkat melihat gadis pujaannya seperti itu. Dia memaklumi, karena selama beberapa lama Shila kembali dari Jogja, gadis itu belum bisa menikmati kota Jakarta yang sudah banyak berubah.
Semakin banyak bangunan ruko yang di bangun di sekitar pinggir jalan. Bahkan jumlah gedung tinggi pun juga semakin banyak.
“Bang... Aku boleh nanya gak?” Rafa yang sedang fokus menyetir itu, menatap sekilas pada sang pujaan hati.
“Nanya apa sayang?” tanya Rafa dengan lembut membuat pipi gadis cantik itu merona.
“Abang, selama aku pergi ke Jogja, Abang ada dekat sama cewek?” Shila bertanya dengan ragu-ragu. Walaupun dia sudah tau dari kedua sahabatnya, tapi tetap saja dia ingin mendengar langsung dari Rafa.
“Enggak! Bahkan selama kamu pergi, Abang jarang main sama temen-temen kita yang dulu!” mendengar perkataan Rafa membuat Shila jadi sedikit merasa bersalah. Karena itu terjadi, sebab dia yang pergi meninggalkan laki-laki itu tanpa penjelasan dan ucapan selamat tinggal sepatah katapun.
“Benaran?” tanya Shila menggoda. Rafa mengangguk yakin.
“Iya sayang!”
Mendengar jawaban Rafa, Shila hanya diam. Dia kembali menatap pada jalanan. Jalan yang sudah mulai padat karena banyak yang menggunakannya. Tentu saja, karena ini adalah pagi hari, dan pasti banyak pekerja kantoran yang pergi ke tempat mereka bekerja.
“Kalau kamu bagaimana?” tanya Rafa yang memecahkan lamunan Shila. Gadis itu mengangkat kepalanya lalu menatap pada Rafa yang tampak penasaran dengan apa yang akan dia katakan.
“Menurut Abang bagaimana?” tanya Shila dengan senyuman secerah mentari pagi. Dan senyuman itu ikut menular pada Rafa.
“Menurut aku sih enggak! Kamu mana mau deket sama cowok, kalau selain aku!”
Jawaban Rafa yang dengan percaya dirinya berkata seperti itu membuat Shila tersenyum malu.
Mobil yang di kendarai oleh Rafa, kini sudah masuk kedalam area kantor. Rafa membawa mobilnya ke area khusus parkiran petinggi perusahaan.
Sudah banyak karyawan yang datang, dan melihat mobil bos mereka sudah datang, para karyawan itu memilih untuk berhenti sejenak untuk memberikan hormat.
Banyak yang kaget saat melihat Shila keluar dari mobil Rafa. Semua memandang mereka dengan penuh tanya.
‘*Itu pak Presdir kok bisa bareng sama Sekretarisnya?’
‘Kok Shila bisa sama kak Rafa ya?’
‘Apa mereka ada hubungan?’
‘Duh... kok pak Rafa sama Shila sih? Patah hati dong aku?!’
‘Pasti Shila tuh yang godain pak Rafa! Gak mungkin pak Rafa kan? Secara kan pak Rafa itu orangnya dingin banget!’
‘Tapi mereka cocok sih*!”
Shila berjalan di samping Rafa dengan senyumannya yang terus mengembang, melihat ekspresi karyawan Rafa yang tampak speccles melihat dirinya dan Rafa yang datang secara bersamaan membuat gadis itu tersenyum malu.
“Selamat pagi pak Rafa...”
Sapaan secara serentak dari karyawannya itu membuat Rafa tersenyum tipis.
“Selamat pagi semua!” setelah membalas sambutan selamat pagi yang singkat itu, Rafa berjalan menuju lift, diikuti oleh Shila di belakang.
Karyawan yang mendapatkan sapaan selamat pagi dari bos mereka itu, tampak terkejut. Apalagi saat melihat senyuman tipis tapi membuat jantung gadis mana saja akan bergetar karena manisnya.
‘Akhhh, gue gak nyangka, pak Rafa bakal bales ucapan selamat pagi kita!’
‘I—itu benaran pak Rafa 'kan?’
‘Ya ampun, mimpi apa gue semalam, pak Rafa nyapa sambil senyum balik ke kita?’
‘Akhirnya, setelah beberapa tahun gue kerja disini, bisa juga akhirnya liat senyum pak Rafa!’
‘Pasti itu karena Shila!’
‘Akkhh, kenapa bukan karena gue aja sih?!’
Para karyawan yang tadinya menyambut Rafa, akhirnya bubar dengan spekulasi yang ada di pikiran mereka masing-masing.
Rafa dan Shila menaiki Lift. Setelah beberapa lama, terdengar bunyi lift berdenting pertanda mereka sudah tiba di lantai tujuan.
Shila dan Rafa berjalan beriringan.
Gadis cantik itu kemudian berdiri disudut mejanya, menatap Rafa yang tampak ingin berbicara dengannya.
“Ada yang bisa saya bantu pak Rafa?” tanya Shila dengan gaya bahasa yang formal. Rafa terkekeh gemas dengan tingkah perempuan cantik itu.
“Hemm, engga ada apa-apa sih! Ya udah, Abang masuk dulu!” mendengar perkataan Rafa, Shila mengerucutkan bibirnya. Tapi setelah itu dia mengangguk.
Setelah Rafa masuk kedalam ruangan, Shila juga duduk di kursi meja kerjanya, yang berada di dipan ruangan Rafa.
Sedangkan Rafa juga sudah duduk di kursi meja kerja kebesaran miliknya.
“Mungkin lebih baik, gue siapin sendiri aja. Jangan sampai Shila tau!” Rafa mengangguk dengan apa yang dia pikirkan.
“Sebentar lagi! Iya, sebentar lagi...”
.
.
___
Maapin aku ya, updatenya mandat 😭Aku lagi berusaha buat nyelesain novel sebelah, yang MDH. Jadi nanti bisa fokus kesini🥴
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments