“Ya, kurasa itu memang tidak baik.” Rick berhenti dan mengamati Ursula, seperti seekor kucing terhadap tikus.
Keheningan yang tercipta memaksa Ursula untuk menatap langsung ke arah mata gelas yang berbinar itu. “Maukah kau menolongku, Ursula?” tanya Rick hati-hati.
Ursula benar-benar bingung. “Menolongmu dalam hal apa?”
“Menolongku mengasuh Katy…”
“Rick, aku tidak tahu apa-apa mengenai anak perempuan kecil…”
“Kau tahu,” bantah Rick. “Kau punya adik perempuan.”
“Tapi Amber sudah dewasa sekarang!”
“Tapi ia tidak selalu bersikap dewasa, bukan? Dan
kaulah yang membesarkannya sendirian saat ibumu sakit. Kau sendiri yang bilang begitu padaku. Dan gadis kecil di mana-mana sama saja. Tidak banyak berbeda.” Rick menatap Ursula lewat matanya yang terpicing.
Ursula mengangkat ujung jemarinya ke pipinya yang agak memerah, dan terpikir olehnya betapa kacau penampilannya. “Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku, Rick? Supaya aku berhenti bekerja dan merawat Katy?
Karena ia akan membutuhkan seseorang di sini saat ia pulang sekolah dan saat liburan. Dan liburan musim panas sebentar lagi tiba. Kecuali…”
Ursula bimbang, tak mampu menyembunyikan ketakutan dari wajahnya. “Kecuali kau berencana mengirim Katy ke sekolah berasrama?”
“Tak akan pernah.” Rick menggigil. “Dan aku sama
sekali tidak mau kau berhenti bekerja. Aku terlalu egois untuk itu. Kita telah bersama-sama demikian lama sehingga aku tak dapat membayangkan bekerja tanpa dirimu.”
Kuharap ia tak akan mengatakan hal semacam itu, pikir Ursula geram.
Apakah ia tidak sadar bahwa pujian bodoh semacam itu dapat melambungkan hati seorang wanita? Terutama wanita yang jarang menerima
pujian. Tapi Ursula berusaha agar mimik wajahnya tidak berubah. “Kalau begitu bagaimana?”
“Mudah saja, kita dapat mengatur agar bisa bekerja di sini. Jadi selalu akan ada seseorang untuk menyambut Katy di sini.”
Ursula berkedip. “Hanya begitu?”
“Mengapa tidak? Bukan aku sendiri yang menjadi bos di sana—Oliver juga—dan keahlianku adalah menangani bagian kreatif dalam bisnis itu, dan aku menghasilkan karya terbaik saat aku sedang senang. Dan aku akan sangat senang jika aku tahu putriku tidak pulang ke rumah yang kosong.
Pikirkanlah, Ursula. Pembagian waktunya akan sangat mudah. Kita sudah menjadwalkan sebagian besar rapat pada pagi hari. Apa yang bisa kita selesaikan di Soho, pasti bisa kita lakukan pula di sini. Dan lagi hal ini hanya akan berlangsung dari pukul tiga sampai enam setiap hari.”
Ursula mengernyit. “Yah, kurasa jika kau mengaturnya sedemikian rupa…”
“Liburan sekolah memang akan membutuhkan rencana tambahan, tapi kita pasti bisa mengatasinya bersama-sama, bukan?”
Ursula mengangguk. “Kurasa bukan masalah besar. Banyak orang bepergian selama liburan sekolah.”
Mata gelap itu tampak demikian menggoda…? Terlalu menggoda malah, dan kecurigaan menyelinap ke dalam hati Ursula. Ia menatap rick
dengan pandangan skeptis sementara pikirannya mulai merunut semacam pola. “Pasti bukan pertama kalinya kau terpikir akan gagasan cemerlang ini kan, Rick?” ujar Ursula perlahan.
Mata Rick menyipit. “Apa maksudmu?”
“Yah, gagasan ini tidak datang begitu saja padamu,
bukan? Pemikiranmu begitu bagus, tak mungkin melintas secara tak sengaja di otakmu,” tantang Ursula. “Bahkan untuk orang sepertimu. Dan, sekarang aku baru ingat, kau telah membuat pernyataan-pernyataan aneh dan menanyakan
pertanyaan-pertanyaan yang tak biasa beberapa minggu terakhir ini…”
“Misalnya?”
“Misalnya, Ursula, kau ingin bekerja di pusat kota
London?’ dan ‘Ursula apakah terpikir olehmu untuk berganti pekerjaan?’” Mata Rick tampak sangat pekat ketika Ursula menatapnya. “Apakah kau tahu bahwa Jane akan meninggalkanmu?”
Keheningan yang aneh menyelimuti ruangan itu. “Tidak,” jawab Rick akhirnya. “Tidak juga. Tapi aku bisa mencium situasinya sedang menuju ke suatu krisis.”
Ursula memandang rick. “Kalau begitu, mengapa kau tidak mendatangi Jane dan menanyakan hal itu, bukannya membiarkan saja situasi semacam ini terjadi?”
Untuk pertama kali sejak mereka tiba, Rick tersentak. “Oh, tidak, Ursula!” Rick menggelengkan kepalanya penuh penyangkalan. “Jangan berikan aku nasihat mengenai apa yang harus kulakukan sementara kau sama sekali tidak berpengalaman…”
Betapa beraninya Rick berkata seperti itu kepada
Ursula. “Aku tidak perlu terus di sini jika kau hanya akan menghina aku, kau tahu!”
“Ya, aku tahu,” balas Rick. “Tapi percayalah jika aku
bilang bahwa kadang kala hal terbaik yang dapat kaulakukan hanyalah duduk dan membiarkan semuanya terjadi. Meskipun pusat hatimu menjerit bahwa segalanya tidak beres.” Terbayang luka di wajah lelaki itu. “Jika ada seorang anak yang
ada dalam posisi status quo, betapapun keadaannya, kau akan berusaha menjaga perasaan anak itu.” Rick menatapnya. “Kau mengerti apa yang sedang kubicarakan?”
Ursula mengangguk. “Kurasa begitu.”
“Pernikahan kami berantakan dan kami sudah lama kehilangan kemampuan berkomunikasi. Jika aku menantang Jane sekadar untuk menyelamatkan
muka, aku akan berisiko kehilangan Katy. Dan risiko itu jelas tidak sepadan.”
Ursula menatapnya dengan takjub, seolah-olah Rick baru saja mengabarkan ia pernah dipenjara. “Tapi kau tak pernah mengatakan apa pun padaku, Rick! Kau sama sekali tak pernah membicarakan hal ini sebelumnya! Kau selalu datang ke tempat kerja hari demi hari, dengan senyuman menghiasi wajahmu. Aku tak pernah mengira bahwa kehidupanmu begitu sulit!”
Rick menyunggingkan seulas senyum yang aneh.
“Bagaimana lagi? Apa gunanya masuk ke kantor sambil berkata, ‘Pagi, Ursula. Oh, ngomong-ngomong, apakah aku pernah bilang bahwa pernikahanku benar-benar kacau?’”
Pandangan Rick bergeming. “Dan, sejujurnya, aku ingin pernikahanku tetap terpisah dari pekerjaan. Kantorku menjadi semacam tempat pelarian bagiku. Pekerjaan memberiku kepuasan—selain melihat pertumbuhan Katy. Dan kau selalu stabil dan manis dan lucu. Seperti obat bagi luka-lukaku. Sebenarnya aku selalu menunggu-nunggu saat untuk ke kantor setiap pagi.”
Jantung Ursula berdebum kencang, tapi ia memaksa diri menelan mentah-mentah perkataan Rick, bukan mencari arti di baliknya. Rick telah menyanjungnya dengan mengungkapkan bahwa Ursula adalah rekan yang baik dan menyenangkan di tengah badai pernikahannya, tapi hanya itu saja. “Lalu mengapa
kau tidak secepatnya melakukan sesuatu?” tanya Ursula. “Mengapa membiarkan sesuatu yang buruk terus berlangsung?”
“Jika maksudmu adalah perceraian, maka alasannya sama dengan yang baru saja kuberikan.”
“Bukan!” Ursula membela diri, dengan tegas mengatakan pada dirinya sendiri bahwa perceraian sama sekali tidak terlintas di benaknya. “Maksudku bukan bercerai. Maksudku rujuk. Konseling. Atau sesuatu.” Ursula mengangkat bahu. “Apa saja yang dilakukan orang-orang sekarang ini. Aku tidak tahu! Aku tak pernah menikah.”
“Tidak.” Rick mengedik. “Kami telah melakukan beberapa di antaranya. Tak berhasil, seperti yang bisa kauduga.”
Ursula melihat ketegangan semakin mewarnai wajah Rick dan ia menyadari bahwa Katy akan segera kembali. Dan ia tak pantas terus-menerus menanyai Rick seperti ini.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments