Part 8

Ursula menghirup sampanyenya. “Siapa lagi yang akan menghadiri pesta ini?”

“Maksudmu anak-anak lain?”

“Maksudku orang dewasa lain.”

“Hanya Jane,” jawab Rick. “Dan siapa pun yang diundangnya pada menit terakhir, kemungkinannya sangat luas.”

Ursula mengabaikan nada sengit dalam suara Rick. “Tak ada kakek atau nenek?”

“Tidak. Sama seperti kau, orangtuaku sudah meninggal. Orangtua Jane sudah bercerai. Jane tak pernah menemui ayahnya dan ibunya ada di Australia.”

“Tak ada orangtua baptis?” Ursula melihat profil Rick menegang. “Maaf, aku tidak bermaksud ikut campur.”

Rick menggeleng. “Tak apa-apa. Wajar saja kau bertanya. Kami sebenarnya tak pernah membaptis Katy. Jane agak trauma dengan kegiatan agama.”

Rick meneguk minumannya. “Tampaknya kau sangat tidak setuju.”

“Pendapatku tidak penting,” jawab Ursula jujur, kemudian tersenyum dan mengangkat gelasnya. “Tapi aku merasa tersanjung, sebab aku satu-satunya orang dewasa yang kauundang!”

Hening sejenak. “Bagaimana seandainya kubilang bahwa aku mengundangmu karena alasan yang salah?”

Ursula merasakan jantungnya berdebum kencang karena dipicu serangkaian fantasi liar. “Alasan apa?” tanyanya serak.

“Begini, kadang-kadang Jane sangat tenggelam dalam pekerjaannya, melupakan waktu, semacam itulah—“

Tiba-tiba Ursula paham. “Dan kau membutuhkan seseorang yang dapat kauandalkan untuk memunguti sisa peperoni dari lantai?” Seseorang yang dengan lugu akan menerima undangan tersebut, karena Ursula yakin ada puluhan

wanita lain yang dengan senang hati akan menggantikan peran Jane untuk mengatur

pesta anak-anak…

“Sebetulnya, seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengorganisasi permainan gerak dan lagu.”

Ursula menyembunyikan senyumnya. “Kurasa gadis-gadis sepuluh tahun akan menganggap gerak dan lagu terlalu ‘kekanak-kanakan’.”

“Kau yakin?”

“Ya.”

Rick menjadi agak pucat. “Kalau begitu, menurutmu apa yang bisa kita lakukan dalam tiga jam ke depan? Aku tidak terpikir untuk menyewa penghibur!”

Ursula tersenyum. “Jangan panik! Saat ini mereka sedang mendengarkan CD dan pada usia mereka sekarang, mereka mampu mendengarkan CD

yang sama terus-menerus, selama berjam-jam! Kemudian meraka mungkin ingin menonton video sambil makan pizza. Mereka ingin orang dewasa berada sejauh mungkin, mereka sebenarnya mudah untuk disenangkan.”

“Apakah kau kebetulan seorang ibu rahasia?” goda Rick. “Dengan sekumpulan anak yang kau sembunyikan di rumah?”

“Tidak.” Gambaran yang sulit dipercaya, bukan karena Ursula tak mampu membayangkan dirinya sebagai seorang ibu. Tapi ia tak mampu mereka-reka siapa yang berperan sebagai sang ayah… “Akulah yang membesarkan adikku sementara Ibu sakit parah.”

“Tapi sekarang Amber sudah terbang dari sarang… dan tak ada lagi yang harus kaurawat,” selidik Rick perlahan.

“Aku tak harus merawat siapa-siapa!”

“Oh, kau harus! Kau lahir untuk merawat, Ursula,” kata Rick dengan lembut, dan tampaknya berniat membuktikan pernyataan itu saat mereka mendengar kunci diputar di pintu. Kemudian suara dan gelak tawa.

Hening.

Bisikan-bisikan.

Kemudian tawa lagi.

“Pasti Jane,” kata Rick dengan kasar, tepat ketika istrinya masuk ke ruangan tersebut, diikuti empat pria yang berpakaian ala teater.

Para pemusik, pikir Ursula seketika.

“Hai, Sayang!” Jane tersenyum cerah dan mencium Rick. “Siapa ini?” Ia menyipitkan matanya ke arah Ursula. “Oh, kau! Si asisten yang setia!” Ia mengangguk sekilas. “Halo, Ursula.”

Ursula mengatupkan kedua belah bibirnya membentuk seulas senyum. “Halo, Jane, senang bertemu denganmu.”

Penampilan Jane biasa-biasa saja. Ia jenis perempuan yang akan membuat wanita lain berkomentar, “Aku tak tahu apa yang dilihat orang

dalam dirinya!” Tapi Ursula tahu persis apa yang dilihat orang dalam diri Jane. Terutama para pria.

Jane bukan hanya tinggi dan kurus, atau memiliki rambut sedemikian tebal dan ikal sehingga menyerupai surai singa. Atau mulut yang begitu lebar sehingga senyumnya dapat menyilaukanmu. Tapi itu tidak berarti Jane murah senyum—bahkan setahu Ursula senyum wanita itu sangat mahal. Tidak, penampilannya jauh melebihi paduan bagian-bagiannya. Jane memiliki kualitas yang tak dapat diterangkan, yang disebut gaya. Dan gaya tak dapat dibeli.

Hari ini ia mengenakan celana pendek beludru hijau dan bolero minim yang serasi sekadar untuk menutupi dadanya yang kecil. Pinggulnya polos dan halus—sedikit terbakar matahari sehingga menyerupai warna cappuccino. Ursula bertanya-tanya apakah Rick tidak keberatan istrinya berkeliaran dengan pakaian seperti itu—bagaikan seorang remaja yang berkeliaran untuk sebuah

taruhan.

Ursula mengamati lagi keempat laki-laki yang datang bersama Jane. Mereka berambut panjang dan berwajah amat pucat sehingga ia langsung bisa

menebak bahwa mereka adalah bintang rock. Bahkan Ursula yang tidak terlalu mengikuti trend terperangah ketika menyadari salah satunya adalah Julian Stringer, vokalis utama grup Connection. Mata hijau Julian yang liar berbinar ketika ia menenggak sebotol bir.

Ursula mengamatinya dengan takjub, berpikir betapa laki-laki itu sangat menghina adat konvensional. Dan hal itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang benar-benar terkenal.

Julian menyadari Ursula sedang mengawasinya dan sejenak matanya melebar. Saat itu barulah Ursula mengerti mengapa wanita di seluruh dunia melemparkan pakaian dalam mereka ke atas panggung saat Julian mengadakan konser.

Julian tidak terlalu tinggi. Ia memiliki pinggang bak anak remaja dan bahu seorang pria dewasa. Rambutnya tergerai berantakan di sekitar wajah dan bahunya. Tapi Julian memiliki keindahan yang gila dan liar, dengan kulit terlalu pucat dan mata hijau cemerlang. Seseorang dapat merasakan gairah

yang mengalir di balik penampilannya yang unik. Julian menulis lagu-lagu cinta yang liar dengan nada menghantui. Tak heran orang-orang jatuh cinta padanya pikir Ursula.

Julian berpaling pada Jane. “Kau mau kita bermain untuk anakmu, Sayang?” ucapnya lambat. “Semua peralatan kita ada dalam mobil di luar.”

“Wow! Kau sungguh-sungguh?” Jane memandang Rick dengan girang. “Bagaimana menurutmu?”

Ursula cukup mengenal Rick sehingga ia langsung tahu bahwa laki-laki itu sedang marah. Malahan saat itu Ursula bisa melihat bahwa Rick sedang murka.

“Kurasa sekarang bukan saat yang tepat untuk menampilkan selingan dari Connection,” jawab Rick penuh penekanan.

“Oh?” Julian Stringer menyahut seperti seorang anak yang merajuk. Tahun lalu mereka berhasil menduduki puncak tangga lagu di Amerika, dan orang tak pernah menolak tawarannya untuk bermain secara gratis! “Kalau begitu, katakan kapan saat yang tepat, Bung?”

Jane menggenggam tanga Rick dan Ursula melihat Rick menjadi tegang. “Sungguh merupakan kehormatan jika Julian dan cowok-cowok ini mau

bermain untuk kita. Pikirkan betapa Katy akan sangat senang! Ulang tahunnya kali ini tak akan pernah terlupakan!”

“Maksudmu, kau tak akan pernah melupakan ulang tahun ini,” debat Rick, kemudian mendesah lelah saat istrinya membuka mulut untuk memprotes. “Baiklah, kalau begitu. Tanyakan saja pada Katy.”

Katy dan teman-temannya sangat gembira, dan tak berusaha menutupi rasa senang mereka.

Bersambung…

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!