Part 17

Bagaimana Ursula bisa setega itu? Bagaimana mungkin ia berbahagia di atas pernikahan mereka yang berantakan?

Ursula menelan kembali rasa bersalahnya dan melanjutkan.

Aku perlu waktu untuk menyendiri, Rick.

Dan, ya, aku bisa melihatmu mengernyit marah saat membaca kata-kata di atas, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa jika kau terus menolak kalimat yang umum digunakan oleh semua orang kecuali dirimu.

Aku akan pergi ke Australia dengan Julian, tapi saat ini masih terlalu dini untuk membicarakan apakah hubunganku dengan Julian akan berlanjut ke arah yang lebih serius. Apa pun yang terjadi, aku akan menghubungimu dari sana.

Tolong sampaikan segala cintaku pada Katy, dan katakan padanya bahwa aku minta maaf. Bahwa semua orang hanya mendapat satu kali kesempatan dalam hidup, dan bahwa satu hari nanti mungkin ia dapat mengerti mengapa aku harus melakukan hal ini.

Salam, Jane.

Jemari Ursula bergetar ketika ia menyerahkan kembali surat Jane pada Rick. “Ini…”

“Aku tidak menginginkannya,” sentak Rick.

“Kalau begitu hancurkan saja!” desak Ursula. “Kecuali, tentu saja, jika kau ingin memperlihatkannya pada Katy.”

Tawa Rick terdengar dingin dan sinis. “Apa? Dan

menunjukkan pada Katy bahwa ia tidak berarti apa-apa bagi ibunya selain di beberapa baris kalimat pendek pada bagian akhir surat ibunya?” Rick

menyemburkan kata terakhir dengan muak.

“Banyak laki-laki yang akan menunjukkan surat itu

untuk alasan demikian,” ucap Ursula perlahan.

“Apa? Untuk memperlihatkan betapa brengseknya istriku, dan membuat putriku lebih sakit hati lagi?” Mata gelap Rick berkilat. “Aku memang sangat marah, Ursula, tapi aku tak akan melakukan hal seperti itu!”

Sekarang tampaknya Rick sedang menyerang Ursula! Tapi Ursula menyadari bahwa saat itu Rick membutuhkan seseorang untuk dijadikan pelampiasan, seseorang yang tak akan tersinggung karenanya, dan orang itu kebetulan adalah Ursula. “Tak sedikit pun terlintas dalam benakku bahwa kau

seperti itu,” jawab Ursula dengan tenang. “Kau adalah laki-laki yang baik, Rick. Dan seorang ayah yang baik.”

“Kau tak mungkin mengetahuinya!” sentak Rick.

“Oh, ya, aku tahu,” bantah Ursula, membuat pandangan Rick yang menyala dengtan penuh percaya diri. “Aku tahu betul pernyataan yang

pertama. Aku telah lama bekerja padamu sehingga bisa menilai hal itu. Lalu aku mendasarkan pernyataan yang kedua pada saat-saat aku melihat kau bersama Katy, dan cara kalian berinteraksi satu sama lain. Jelas terlihat betapa Katy mencintaimu.”

“Terima kasih.” Rick memejamkan matanya, nyaris

menyerupai orang putus asa. “Tapi aku bukan seorang santo, Ursula,” bisiknya tiba-tiba. “Jangan sampai kau berpikir begitu.”

Tenggorokan Ursula terasa perih. Apakah seribu

fantasinya mengenai laki-laki sempurna ini akan hancur menjadi debu? “Apakah kau sedang menyiratkan bahwa kau pernah mengkhianati Jane?” bisik Ursula.

Rick menggeleng. “Tidak pernah.” Penyangkalan itu

begitu cepat dan tegas sehingga tak bisa lain, Rick pasti sedang bicara yang sejujurnya. Kemudian mata laki-laki itu berbinar lagi. “Mungkin aku memang bersalah karena pikiran yang tidak sehat, tapi tak lebih dari itu.”

“Dan Jane?” tanya Ursula diam-diam.

“Hubungan kami memang sedang menuju jalan buntu,” sahut Rick dengan pedas. “Tapi aku bukan tipe laki-laki yang bisa dipermainkan, apalagi oleh ibu dari anakku.”

Tidak. Ursula memicingkan mata. Lukanya ternyata lebih dalam dari yang diperkirakannya. Tapi sesuatu mendorong Ursula untuk mengorek luka itu lebih dalam lagi. “Tapi bagaimana kau bisa begitu yakin, Rick?”

Rick menatap Ursula, seolah menakar sampai mana ia berani menceritakan yang sebenarnya. “Karena aku mengenal istriku,” jawab Rick perlahan. “Aku hafal suasana hatinya… dan bahasa tubuhnya. Percaya padaku jika aku bilang ia tak pernah mengkhianati aku. Sampai sekarang.” Ia berhenti.

“Itulah sebabnya Jane pergi. Karena ia tak berani lagi menatap mataku. Ia sudah jatuh cinta. Aku tahu hal itu lambat laun pasti terjadi. Hanya tinggal soal

waktu.”

“Tapi kau tak keberatan?” tanya Ursula menahan napas, karena sebagian dari diri Rick malah kedengaran senang saat membicarakannya.

Rick tersenyum sinis. “Ketika sesuatu sudah mati, aku tak mungkin menghidupkannya lagi,” jawab Rick datar. “Tapi Jane seharusnya tidak pergi begitu saja. Kelakuannya benar-benar seperti anak kecil, bukan

seorang wanita dan ibu. Demi Katy seharusnya Jane bisa menangani semua ini dengan lebih baik.”

“Tapi bagaimana caranya?”

“Kami saling mengerti,” sahut Rick pendek. “Yang

didasari oleh kejujuran.”

Kata yang klise itu bagaikan menyambar Ursula. Tapi Ursula sama sekali tidak berhak bertanya pengertian macam apakah itu.

“Jane tahu betapa pentingnya kebenaran bagiku,” ucap Rick perlahan. “Tapi ia tetap memilih jalan yang berbelit-belit untuk mendapatkan keinginannya. Ia melarikan diri bagaikan seorang tahanan,” tambahnya dengan jijik. “Dan kebohongan semacam itu dapat merusak sedikit keharmonisan yang tersisa di antara kami. Aku tak ingin hal itu terjadi. Demi Katy.”

“Tapi mengapa semuanya jadi begini, Rick?” tanya

Ursula. “Apakah karena kau menikah terlalu muda?”

Rick menggeleng. “Kami sama-sama berumur dua puluh satu. Bukan anak kecil lagi. Dan tak seorang pun yang menodongkan pistol di kepalaku.” Rick menyuarakan tawa rendah dan sinis. “Walaupun memang bisa dibilang begitu.”

Ursula membayangkan Rick menikah pada usia dua puluh satu tahun. Sungguh gambaran yang sulit dibayangkan. Mungkin pikiran seperti itulah yang membuat hatinya diliputi kecemburuan. Ia pernah melihat potret Rick pada usia demikian dan laki-laki itu tampak sangat muda dan tampan. “Pastilah

kalian memiliki gairah yang luar biasa,” Ursula perlahan menyimpulkan.

Tatapan Rick mencemooh. “Tak perlu berpura-pura di depanku, Ursula…”

“Aku tidak…”

“Kau pasti bisa menyimpulkan dari data waktu yang ada bahwa Jane sedang mengandung Katy saat kami menikah.”

“Oh, begitu,” sahut Ursula penuh kemenangan. “Pastilah gairah luar biasa yang menyebabkan kau bersedia mengambil risiko seperti itu? Atau kau sama sekali tidak mengindahkan kontrasepsi?”

Rick menatap lurus ke arah Ursula. “Apa kata-katamu merupakan sebuah kritik?”

Ursula menggeleng. “Aku tidak bermaksud demikian. Aku hanya dibesarkan dengan kepercayaan bahwa **** dapat menimbulkan akibat-akibat tertentu.”

Mata Rick melebar, seolah-olah ia tak mampu

mempercayai apa yang baru saja diucapkan Ursula. “Kau tahu, aku tak dapat memutuskan mana kualitas yang lebih bagus—keluguanmu atau kepercayaanmu akan sifat manusia!”

“Jangan menertawakanku!”

“Tidak. Sungguh, aku tidak menertawakanmu. Aku

mengagumi moralitasmu, jika kau ingin tahu. Aku hanya berusaha mencari solusi praktis atas situasi brengsek ini. Jalan yang terbaik untuk Katy.”

“Kau bisa menyewa pengasuh?”

Rick menggeleng. “Tidak. Aku tidak ingin Katy diasuh oleh orang asing. Tidak, pada saat seperti ini. Seorang gadis muda yang tak berpengalaman menangani anak-anak pasti lebih suka bersenang-senang daripada mengurusi anak yang mungkin sedang menghadapi masalah.”

Bersambung…

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!