Part 10

Semuanya berbaring di atas tikar anyaman di bawah keteduhan pohon kenari dan sesekali menepis tawon yang ingin hinggap di atas pizza. Anak-anak, Rick, dan hampir seluruh anggota Connection makan dengan lahap. Ursula membatasi diri hanya melahap dua potong pizza yang lezat, kemudian duduk dan menjilati jarinya. Tapi Julian terus-menerus menenggak sebotol bir, menatap Jane lekat-lekat, sementara Jane tidak makan apa pun.

Setelah anak-anak perempuan itu kenyang, mereka mulai gelisah.

“Apa yang dapat kita lakukan, Ursula?” tanya Katy.

Ursula sudah menduga hal ini. “Bagaimana jika kalian masing-masing membawakan aku tujuh macam daun yang berbeda?” kata Ursula.

“Dan aku akan memberi hadiah bagi anak yang mendapatkan daun paling menarik! Tapi, tolong, jangan memetik daun dari tanaman yang sudah gundul!”

“Aku pernah lihat tanaman aneh dekat rumah Wendy!” teriak Katy. Ia melepaskan sepatu hak tebalnya dan dengan kaki telanjang berlari ke rumput. Sekarang ia tampak sesuai dengan usianya. Bukan versi kecil seorang wanita dewasa.

Setengah ragu Ursula meninggalkan tempatnya pergi menjelajahi kebun yang dibatas tembok. Ia senang bisa melepaskan diri dari situasi aneh di sana. Dia berpikir betapa bunga-bunga tampak kegerahan dilatari dinding dari bata merah.

Udara panas yang dipantulkan oleh tembok, mendesir di belakang tanaman kacang manis yang sarat oleh keharuman bunga ungu serta merah jambu.

Ursula berhenti di depan sebuah jam matahari dan pelan-pelan jarinya menelusuri lingkaran logam yang mengitari jam tersebut. Ursula sedang mengintip lebih dekat untuk mengetahui seberapa akurat jam itu ketika sesosok bayangan gelap jatuh di atas jam tersebut. Ursula menengadah dan mendapati Rick berdiri di sana, mengamatinya, mimik wajahnya ruwet dan keras.

Mereka saling berpandangan dalam diam.

“Baiklah, silakan…” suara Rick terdengan getir dan pahit, “…katakan saja.”

“Katakan apa?”

“Apa yang sebenarnya sedang kaupikirkan, atau kau takut hal itu akan sangat melukaiku?”

“Aku tak percaya kebenaran akan menyakitimu,” sahut Ursula perlahan. “Aku sedang berpikir betapa panasnya hari ini, jika kau ingin tahu, dan sebelumnya…”

Rick sangat tenang. “Ya?”

“Sebelumnya aku bertanya-tanya mengapa kau membiarkan Jane membawa band itu ke pesta ulang tahun anakmu.” Ursula mengangkat bahu. “Walaupun kurasa Jane juga bisa menanyakan hal yang sama tentang aku.”

“Bedanya, kau merupakan aset positif dalam pesta ini, sementara Julian dan yang lainnya hanyalah sekumpulan orang idiot yang manja! Tapi barangkali begitulah Jane akan membela diri,” Rick membenarkan.

Ursula memandang Rick kebingungan. “Kau membuatnya terdengar seperti peperangan, Rick!”

“Tidak.” Pandangan laki-laki itu sinis dan tawanya pahit. “Hanya sebuah pernikahan.”

Suara Rick terdengar demikian kecewa. “Tapi jika keadaannya demikian buruk, lalu…”

“Lalu apa? Kami punya seorang anak, Ursula.”

“Ya, aku tahu.” Dan bagi anak-anak, orangtua berarti kestabilan. Bukankah Ursula pernah membaca bahwa seorang anak sering kali menjadi lem yang merekatkan sebuah pernikahan? Bukankah kasus yang sama terjadi di sini?

Rick masih memandangnya. “Ursula…” ia mengawali, “mengenai Jane dan Julian….”

“Aku tahu apa yang akan kaukatakan, Rick, dan hal itu bukan masalah.”

“Bagaimana kau bisa tahu apa yang akan kukatakan?”

Ursula menyapu sejumput rambut dari pipinya yang panas. “Kau pasti akan minta maaf kalau-kalau aku tersinggung oleh kata-kata mereka mengenai berat badanku.”

“Yah, hal itu juga,” sela Rick kering. “Kata-kata mereka benar-benar kasar!”

“Jangan khawatir, aku sudah terbiasa.”

“Oh?”

“Tentu saja,” Ursula mengangkat bahu. “Orang-orang sering menggodaku. Kadang-kadang mereka mengatakan hal-hal yang memuji, misalnya mereka bilang Rubens akan sangat berminat melukis aku. Dan bilang bahwa wanita kurus tidak memiliki kulit bersih dan bagus seperti aku.”

“Nah, sementara kita sedang membahas hal ini, kau nyatanya memang memiliki kulit yang luar biasa.”

Ursula tersenyum. “Nah, kan?”

“Tapi apa yang membuat orang-orang itu berbicara demikian padamu?”

“Karena aku tidak cukup besar untuk diberi label gemuk, jadi mereka mengira aku tidak peduli…”

“Padahal kau peduli?”

Ursula menatapnya tajam. “Bagaimana pendapatmu?”

“Kupikir kau harus lebih sering memakai warna ini,” kata Rick tanpa diduga. “Warna krem membuat rambutmu tampak sensasional.”

“Persis seperti yang dikatakan adikku!” Ursula memicingkan matanya dengan curiga. “Kecuali kau mengatakannya sekadar untuk membuatku merasa lebih enak.”

“Aku tidak terbiasa berbohong.”

“Memang. Aku juga tahu.” Ursula menatap laki-laki itu dengan polos. “Bukankah hidup seperti ini sangat kacau, Rick?”

“Apa yang kulihat hari ini adalah hal yang biasa, Ursula. Keadaan memang menjadi lebih sulit ketika Julian Stringer muncul,” tutur Rick hati-hati. “Dan untuk pertama kali dalam hidupku, aku bisa mengerti alangkah bijaksana untuk menunggu.”

Ursula merasa Rick ingin menyudahi percakapan itu, jadi ia tidak menanyakan apa-apa lagi.

Malam itu, setelah Rick mengantarkannya pulang dengan mobil sportnya yang hijau cemerlang. Ursula tak mampu menenangkan diri. Ia mondar-mandir dalam flat kecilnya, dengan gelisah digemukkannya bantal-bantal yang sudah rapi, dan disusunnya kembali bunga-bunga segar yang dibelinya di pasar tadi pagi.

Ursula merawat rumahnya dengan sangat apik, namun tempat itu memang lebih dari sekadar rumah baginya. Tempat itu adalah sarangnya dan tempat perlindungannya. Dan Ursula telah bekerja sangat keras untuk mendapatkan flat tersebut. Ketika ibunya sakit parah, Ursula terpaksa menjadi dewasa lebih cepat. Ia meyakinkan dinas sosial bahwa ia cukup pantas menggantikan peran ibunya serta mengurus Amber sendiri.

Ursula belajar mengetik di sekolah dan sempat mendapat pekerjaan sementara di sebuah kantor dengan gaji lumayan. Tetapi akhinya ia menemukan pekerjaan yang tepat di Wickens—dan mendapati figur atasan yang sempurna dalam diri Rick. Bekerja bersama Rick telah mendatangkan rasa aman yang tak pernah dikenal Ursula sebelumnya—baik secara emosional maupun keuangan.

Setiap peni yang tersisa ditabung oleh Ursula, dan ketika muncul kesempatan untuk membeli flat pemerintah yang disewa ibunya dengan harga sangat murah, ia tak ragu lagi. Awalnya, pembelian itu memang merupakan perjuangan yang sangat sulit namun untungnya Ursula memiliki bawaan alam untuk berhemat!

Kemudian harga murah di wilayah itu meroket. Daerah pemukiman tersebut dibersihkan dan ditata ulang. Tahun lalu, tak lama setelah ibunya meninggal. Ursula menjual flat tersebut dan mendapatkan keuntungan yang besar. Laba penjualan flat tersebut membuat Ursula mampu membeli rumahnya yang sekarang, di kehijauan Clapham Common. Flat yang dulunya dihuni oleh penduduk liar dan keadaannya sangat terlantar—karena itu harganya jatuh—dan Ursula telah mengerahkan banyak tenaga untuk menciptakan rumah kecil yang rapi dan mengilap seperti hari ini.

Ia menjerang air untuk membuat teh dan mengenang kembali kejadian tadi sore.

Bersambung…

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!